Berkaca pada Nama Mulyono, Nama Bayi Juga Dianggap Sakral di Lima Negara Ini

Rabu, 4 September 2024 08:36 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memilih nama untuk anak ternyata juga dianggap sakral di berbagai kebudayaan ini

Oleh: Dimas WPS

Belakangan ini warganet sedang ramai memperbincangkan nama kecil dari presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dilansir dari salah satu interview yang dilakukan oleh Jokowi, ia mengaku saat kecil diberi nama Mulyono namun diganti karena dianggap membuat Jokowi kecil sakit-sakitan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun ternyata selain di Indonesia, beberapa negara ini juga menganggap sakral sebuah nama. Negara mana saja? Dilansir dari berbagai sumber, simak penjelasannya berikut ini:

1. Tiongkok: Dalam budaya Tiongkok, nama bisa dipilih untuk mencapai keseimbangan dan harmoni berdasarkan astrologi Tiongkok. Nama yang dipilih sering kali mencerminkan elemen tertentu (seperti api, air, tanah) yang dipercaya akan membantu menyeimbangkan elemen dalam kehidupan si anak. Jika sebuah nama dianggap tidak sesuai atau tidak membawa keberuntungan, nama tersebut bisa diganti untuk mendukung keseimbangan yang lebih baik.

2. India: Di India, nama anak sering kali dipilih berdasarkan posisi bintang dan planet pada saat kelahiran (nakshatra). Nama yang tidak sesuai dengan nakshatra atau dianggap tidak membawa keberuntungan bisa diubah. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa nama yang sesuai dengan nakshatra akan membawa keberuntungan dan energi positif bagi si anak .

3. Greece: Di Yunani, meskipun tidak selalu tentang keberuntungan, nama anak sering kali dikaitkan dengan nama kakek nenek atau santo. Ada tradisi menunggu hingga “Name Day” sebelum mengumumkan nama anak. Jika nama yang dipilih tidak sesuai dengan tradisi atau dianggap tidak cocok, bisa saja nama tersebut diganti sebelum akhirnya diumumkan. Kepercayaan dan tradisi ini menunjukkan bahwa, beberapa budaya lain di luar Indonesia juga memiliki cara unik dalam memilih dan mengganti nama anak yang dianggap tidak membawa keberuntungan.

4. Ghana: Di Ghana, terutama di kalangan suku Akan, bayi biasanya diberi nama berdasarkan hari dalam seminggu saat mereka lahir. Nama-nama ini tidak hanya menunjukkan hari lahir, tetapi juga sering dikaitkan dengan karakteristik kepribadian yang diharapkan. Jika seorang anak memiliki nasib buruk atau mengalami kesulitan, orang tua mungkin memilih untuk mengubah namanya untuk mencoba memperbaiki keberuntungannya.

5. Islandia: Di Islandia, nama anak harus sesuai dengan tradisi dan hukum penamaan negara tersebut. Ada daftar resmi nama yang disetujui, dan nama baru harus disetujui oleh Komite Penamaan. Jika nama tidak sesuai dengan aturan atau dianggap tidak cocok, orang tua mungkin harus memilih nama lain yang lebih sesuai .


Sumber:

https://blog.duolingo.com/naming-traditions-around-the-world/

https://www.thebump.com/a/baby-naming-traditions-around-the-world

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler