Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Asesor LSP Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku. Salam literasi

Relasi Artificial Intelligence dan Taman Bacaan

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
anak-anak yang membaca
Iklan

AI dan Taman Bacaan, Untuk Apa? AI yang baik akan erkuat kemanusiaan. Sebaliknya, AI yang buruk justru mempercepat hilangnya kemanusiaan kita

***

Mari kita bahas pelan-pelan, ya. Hari ini banyak orang jago teknologi, jago AI tapi belum tentu jago dalam berbuat baik secara nyata. Gandrung teknologi tapi belum tentu mau menebar manfaat kepada sesama. Setuju nggak?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nggak ada yang salah, sih, jago teknologi. Tapi sangtat salah bila akhirnya teknologi dan ai justru “menghilangkan” nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab teknologi dan AI sama sekali tidak punya hati, moral bahkan nurani. Teknologi sering lupa, “baik” atau “buruk” itu bukan hanya data atau narasi. Tapi harus tercermin dalam aksi nyata. Bila manusia mengajarkan data yang penuh kebencian, diskriminasi, atau kebohongan, maka AI akan meniru hal itu. Bukan karena jahat, tapi karena ia hanya meniru pola yang dilalukan manusia.  Bila manusia baik, maka AI pun akan baik.

 

Hati-hati, teknologi dan AI itu punya dampak nyata pada kehidupan manusia. AI sudah masuk ke keputusan penting dalam hidup manusia. Siapa yang diterima kerja, siapa yang mencari jawaban soal, bahkan berita apa yang muncul di beranda kita semuanya ada di AI. Kalau AI tidak “baik”, artinya tidak adil, tidak transparan, atau tidak peduli manusia maka AI bisa melukai, bukan menolong. Karenanya AI yang baik tetap harus adil, bertanggung jawab, dan memihak pada kemanusiaan.

 

Teknologi atau AI yang baik pasti memperkuat kemanusiaan. Sebailknya, AI yang buruk justru akan mempercepat hilangnya kemanusiaan itu sendiri. Maka menjadi lebih baik adalah spirit AI, semangat manusia di alam nyata. Jika kita baik kepada orang lain, maka baiklah lingkungan kita. Jika kita mau membantu orang lain, maka kita akan ditolong orang lain. Bahkan jika kita mau menghargai orang lain, maka alam semesta pun akan menghargai kita.

 

Berbekal spirit cinta, syukur dan kebaikan itulah TBM Lentera Pustaka hingga kini mengampil peran untuk terus menggiatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di kaki Gunung Salak Bogor. Mengubah niat baik menjadi aksi nyata dengan penuh komitmen dan konsistensi, sekalipun hanya menyediakan akses bacaan (bukan soal minat baca).

 

Seperti AI yang selalu mempengaruhi pikiran, perilaku, bahkan arah masyarakat. Maka taman bacaan pun mengarahkan pikiran dan perilaku untuk berpihak pada kebaikan dan kemanusiaaan. Salam literasi!

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler