Mantra dan Islam: Nilai yang Saling Bertentangan?
Kamis, 10 Oktober 2024 15:07 WIB
Beberapa tahun yang lalu, penulis tergerak untuk mengumpulkan salah satu jenis karya sastra lama, yaitu mantra. Dorongan kuat tersebut diawali dari obrolan ringan yang penulis lakukan bersama dengan beberapa sesepuh desa Cahaya Mas, khususnya yang ada di dusun III. Obrolan tersebut salah satu di antaranya berkutat pada masalah mantra.\xa0
Seorang sesepuh desa yang penulis ajak ngobrol menyampaikan banyak sekali hal-ikhwal mantra. Termasuk yang cukup menarik perhatian penulis adalah pandangan-pandangan negatif tentang mantra dan keterkaitannya dengan 'kebudayaan' Islam.
Dalam pandangan sesepuh, mantra-mantra Jawa yang mereka hapal dan pahami adalah mantra-mantra yang selaras dengan ajaran Islam. Kata-kata yang ada di dalam mantra justru mengungkapkan satu bentuk ajaran tauhid yang murni. Herannya, banyak orang yang hanya karena satu mantra negatif, lalu memandang semua mantra itu negatif, berseberangan dengan ajaran Islam.
Untuk meneguhkan pernyataan sesepuh di atas, penulis akan menyertakan salah satu mantra dari tiga puluhan mantra yang berhasil didokumentasikan.
Niyat ingsun melek sedino sewengi
Cahyo mulyo sentono
Saming iman melek gaduhane Allah
Lailahaillallah Muhammad rosulullah
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Saya berniat terjaga sehari semalam
Cahaya mulia penuh karisma
Terjaga bersama (tetapnya)
iman (atas) pemberian Allah
Tidak ada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah
Jika dicermati, kata-kata dalam mantra di atas sesungguhnya tidak ada satu pun yang mengarah pada hal-hal yang dilarang oleh syariat Islam. Bahkan, mantra tersebut sesungguhnya tidak berbeda dari laku 'doa' yang dialih-bahasakan ke dalam bahasa Jawa.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak diketahui ilmunya secara pasti. Jangan hanya karena satu bagian kecil yang diketahui, lalu seseorang berani membuat sebuah simpulan universal terhadap suatu perkara. Sungguh hal tersebut merupakan sebuah kesemberonoan dalam berpikir.
Termasuk dalam hal mantra. Memang benar ada mantra yang tidak selaras dengan Islam, bahkan jumlahnya tidak sedikit. Namun, fakta itu tidak lantas menjadikan seluruh mantra dipandang sebagai sesuatu yang 'tidak bernilai'. Hal ini karena ada fakta lain di lapangan yang dapat dijadikan dalil untuk melawan narasi tersebut. Terlebih, mantra adalah bagian dari sastra lama yang telah diakui sebagai sesuatu yang 'bernilai' oleh negeri ini sejak dahulu kala.
Dedi Febriyanto, seorang mahasiswa, guru, dan penulis. Menyukai puisi-puisi tentang kopi, hati, dan hari-hari.

Penulis yang menyukai puisi
1 Pengikut

Maniak Dosa
Senin, 2 Desember 2024 05:43 WIB
Selamat Hari Guru, Pak, Bu
Selasa, 26 November 2024 13:34 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler