Blogger Paruh Waktu, Digital Marketing, SEO Specialist, ex-Web Developer
Efek Buruk Drainase yang Tidak Memadai terhadap Kualitas Aspal Jalan
Senin, 2 Desember 2024 15:22 WIB
Bagaimana dampak buruk drainase yang tidak memadai terhadap jalan aspal, mulai dari kerusakan struktural hingga biaya perbaikan yang meningkat.
***
Kualitas jalan aspal yang baik adalah salah satu penopang utama infrastruktur transportasi, mendukung mobilitas, dan menggerakkan roda ekonomi. Namun, tantangan utama dalam mempertahankan kualitas jalan adalah keberadaan sistem drainase yang buruk.
Ketidakmampuan drainase untuk mengalirkan air dengan efektif sering kali menjadi akar penyebab kerusakan jalan. Artikel ini membahas bagaimana drainase buruk memengaruhi kualitas jalan aspal, disertai data dan solusi untuk mengatasi masalah ini.
Gambar oleh David Peinado dari pexels.com
Pengertian Drainase yang Buruk
Drainase yang buruk merujuk pada sistem yang gagal mengalirkan air hujan atau limpasan air secara efektif dari permukaan jalan ke saluran pembuangan. Ciri-cirinya meliputi genangan air yang bertahan lama, saluran air tersumbat, dimensi saluran tidak memadai, atau saluran yang tidak terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Akibatnya, air menggenang di permukaan jalan, mempercepat kerusakan pada lapisan aspal dan struktur pendukungnya.
Mengapa Sistem Drainase Bisa Buruk?
-
Perencanaan yang Kurang Optimal
Sistem drainase yang buruk sering kali disebabkan oleh kurangnya perencanaan yang mempertimbangkan intensitas curah hujan, topografi, dan perubahan tata guna lahan. Ketidaksesuaian kapasitas saluran dengan debit air yang harus dialirkan menjadi penyebab utama. -
Minimnya Pemeliharaan
Sampah dan sedimentasi yang menyumbat saluran drainase mengurangi kapasitas alirannya. Ketidakteraturan dalam membersihkan saluran membuat sistem ini tidak efektif, terutama selama musim hujan. -
Alih Fungsi Lahan
Pengurangan area resapan air akibat pembangunan infrastruktur atau alih fungsi lahan mengakibatkan peningkatan limpasan air permukaan. Tanpa penyesuaian sistem drainase, kondisi ini memperparah genangan air. -
Desain yang Tidak Terintegrasi
Drainase sering kali dirancang tanpa mempertimbangkan koneksi dengan sistem drainase lingkungan yang lebih luas. Hal ini membuat air terjebak di satu lokasi tanpa jalur keluar yang efektif. -
Anggaran dan Kebijakan yang Terbatas
Keterbatasan anggaran pemerintah dan prioritas yang tidak tepat dalam pembangunan infrastruktur menyebabkan pengabaian terhadap perbaikan dan modernisasi sistem drainase.
Drainase yang buruk tidak hanya mempercepat kerusakan jalan tetapi juga menambah beban ekonomi melalui biaya perbaikan yang tinggi dan gangguan transportasi. Oleh karena itu, integrasi antara desain drainase modern dan kebijakan tata guna lahan sangat penting untuk menciptakan infrastruktur yang tahan lama.
Dampak Drainase Buruk pada Jalan Aspal
1. Penyebab Utama Kerusakan Jalan
Drainase yang tidak memadai memiliki dampak signifikan pada kualitas jalan aspal. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
-
Dimensi Saluran yang Terlalu Kecil: Banyak saluran drainase tidak dirancang untuk menangani debit air hujan yang tinggi, terutama di kawasan dengan curah hujan yang lebat. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan air menggenang, karena tidak ada kapasitas cukup untuk aliran air.
-
Berkurangnya Ruang Hijau: Alih fungsi lahan untuk pembangunan komersial atau residensial mengurangi area resapan air. Hal ini meningkatkan debit limpasan permukaan, membuat sistem drainase lebih mudah kewalahan.
Studi menunjukkan bahwa daerah urban dengan minim ruang hijau memiliki risiko genangan air hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan area dengan drainase alami yang memadai.
2. Kerusakan Fisik Jalan Aspal
Ketika air menggenang akibat drainase buruk, kerusakan fisik jalan menjadi tak terelakkan:
-
Erosi Lapisan Permukaan: Genangan air perlahan merembes ke lapisan bawah aspal, melemahkan kekuatannya, yang kemudian menyebabkan retakan kecil yang berkembang menjadi lubang besar.
-
Deformasi Jalan: Air yang terjebak di bawah lapisan aspal menyebabkan tekanan berlebih, mengakibatkan permukaan jalan bergelombang dan menurunkan masa pakai hingga 30-50% lebih cepat dibandingkan jalan dengan drainase yang baik.
Menurut data Bappenas, 40% jalan nasional mengalami kerusakan akibat sistem drainase yang buruk. Kerusakan ini juga meningkatkan biaya perbaikan jalan hingga miliaran rupiah per tahun, memengaruhi anggaran negara yang dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur lainnya.
Studi Kasus: Ruas Jalan Bethesda, Manado
Pada tahun 2022, kerusakan parah terjadi di ruas Jalan Bethesda, Manado. Kerusakan ini disebabkan oleh:
- Kapasitas saluran drainase yang tidak mencukupi untuk menangani curah hujan tinggi.
- Minimnya area resapan air akibat berkurangnya ruang hijau di sekitarnya.
Akibat genangan air yang terus-menerus, jalan mengalami deformasi berat yang menghambat lalu lintas dan membutuhkan biaya perbaikan signifikan
Solusi untuk Mengatasi Drainase Buruk
1. Penataan Sistem Drainase
Sistem drainase memerlukan perencanaan ulang yang komprehensif agar mampu mengakomodasi tantangan iklim dan pertumbuhan infrastruktur. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Peningkatan Kapasitas Saluran: Mendesain ulang saluran dengan dimensi yang sesuai untuk menampung debit air maksimum berdasarkan data curah hujan lokal.
- Integrasi Sistem: Menghubungkan drainase jalan dengan sistem drainase lingkungan, seperti kanal besar atau danau buatan, untuk mengurangi risiko genangan di area perkotaan yang padat. Hal ini penting agar air tidak hanya berpindah tempat tetapi benar-benar teralirkan.
2. Peningkatan Infrastruktur
Teknologi modern berperan penting dalam meningkatkan efektivitas drainase:
- Penggunaan Material Permeabel: Jalan yang dilapisi material permeabel dapat menyerap air lebih baik, mengurangi risiko genangan. Material ini juga ramah lingkungan dan mendukung sistem drainase alami.
- Pemasangan Saluran Drainase Otomatis: Teknologi seperti sensor otomatis dan sistem monitoring berbasis IoT memungkinkan deteksi dini potensi genangan serta pengendalian aliran air yang lebih efektif. Sistem ini telah berhasil diimplementasikan di beberapa negara maju.
3. Perencanaan Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang berorientasi lingkungan menjadi kunci keberhasilan sistem drainase:
- Ruang Terbuka Hijau: Memperbanyak taman kota dan area hijau tidak hanya meningkatkan kapasitas resapan air, tetapi juga membantu menurunkan suhu lingkungan.
- Pengendalian Alih Fungsi Lahan: Kebijakan yang ketat diperlukan untuk memastikan pembangunan tidak mengurangi area resapan air atau memperburuk beban drainase eksisting.
Manfaat Drainase yang Baik
Sistem drainase yang optimal tidak hanya mencegah kerusakan jalan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang, seperti:
- Memperpanjang Umur Jalan: Dengan drainase yang baik, masa pakai jalan dapat bertambah hingga 50%, mengurangi kebutuhan perbaikan yang mahal.
- Efisiensi Biaya: Mengurangi frekuensi kerusakan berarti menekan anggaran perbaikan jalan, yang dapat dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur lain.
- Keberlanjutan Infrastruktur: Sistem drainase yang baik mendukung infrastruktur transportasi yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem, memastikan aksesibilitas bagi masyarakat.
Kesimpulan
Drainase yang buruk menjadi faktor utama kerusakan jalan aspal, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Solusi seperti peningkatan desain drainase, teknologi modern, dan pengelolaan tata guna lahan merupakan langkah esensial untuk mengatasi masalah ini. Dengan sistem drainase yang memadai, kualitas jalan tidak hanya terjaga lebih lama, tetapi juga mendukung penghematan biaya, efisiensi transportasi, dan keberlanjutan lingkungan.
Referensi
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) – Laporan Infrastruktur Nasional.
- Jurnal TEKNO, Universitas Sam Ratulangi (2022) – Studi Kasus Ruas Jalan Bethesda Manado.
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) – Data Sistem Drainase Perkotaan.
- https://tekniksipil.id/penyebab-kerusakan-jalan-aspal/

Penulis Indonesiana
1 Pengikut

Emisi Karbon Tinggi Selama Produksi Aspal
Selasa, 3 Desember 2024 13:09 WIB
Efek Buruk Drainase yang Tidak Memadai terhadap Kualitas Aspal Jalan
Senin, 2 Desember 2024 15:22 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler