Ragam Bahasa Teknis atau Ilmiah

Minggu, 22 Desember 2024 06:47 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Persyaratan Bahasa Inggris untuk Visa GSM - Semua yang Perlu Anda Ketahui
Iklan

Ragam Bahasa Teknis atau Ilmiah

 

 

Ragam Bahasa Teknis atau Ilmiah

 

Ragam bahasa adalah variasi dalam penggunaan bahasa yang muncul karena faktor-faktor seperti konteks sosial, situasi, tujuan, dan penutur. Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain tingkat keformalan, tujuan komunikasi, atau medium yang digunakan (lisan atau tulisan).

Ragam Baku

Ragam baku adalah variasi bahasa yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang resmi dan sesuai dengan aturan tata bahasa yang telah ditetapkan. Ragam ini digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam pendidikan, media massa, surat resmi, dan pidato kenegaraan. Penggunaan ragam baku menunjukkan keseriusan dan kehati-hatian dalam berkomunikasi.

Ciri-ciri ragam baku:

  • Mengikuti kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD) atau tata bahasa yang benar.
  • Tidak menggunakan kata-kata yang tidak baku atau slang.
  • Formal dan lebih terstruktur.

Contoh:

  • "Dengan hormat, kami mengundang Anda untuk menghadiri seminar yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Desember."
  • "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup masyarakat."

Ragam Tidak Baku

Ragam tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal. Ragam ini lebih fleksibel dalam hal struktur kalimat dan pilihan kata. Penggunaan ragam tidak baku banyak ditemukan dalam komunikasi antara teman, keluarga, atau di media sosial.

Ciri-ciri ragam tidak baku:

  • Lebih santai dan tidak terikat oleh aturan bahasa yang ketat.
  • Menggunakan kata-kata gaul atau slang.
  • Tidak terlalu memperhatikan kesalahan tata bahasa atau ejaan.

Contoh:

  • "Eh, besok kita nongkrong di mana?"
  • "Gimana kabarnya? Lama nggak ketemu."

Ragam Lisan

Ragam lisan digunakan dalam komunikasi verbal atau percakapan langsung. Biasanya, ragam lisan lebih spontan dan tidak terstruktur dengan rapi. Penggunaan ragam lisan juga sering kali dipengaruhi oleh ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau nada suara.

Ciri-ciri ragam lisan:

  • Menggunakan kalimat yang lebih pendek dan sederhana.
  • Sering menggunakan isyarat non-verbal.
  • Terkadang mengandung pengulangan kata untuk penekanan.

Contoh:

  • "Halo, apa kabar? Lama nggak ngobrol."
  • "Gini aja, besok aja kita bahas lebih lanjut."

Ragam Tulisan

Ragam tulisan digunakan dalam komunikasi tertulis. Penggunaan ragam tulisan lebih formal, terstruktur, dan biasanya lebih memperhatikan kaidah ejaan, tata bahasa, serta pilihan kata yang sesuai.

Ciri-ciri ragam tulisan:

  • Lebih terorganisir dan terstruktur.
  • Menggunakan kalimat lengkap dengan tata bahasa yang benar.
  • Umumnya digunakan dalam surat, artikel, laporan, dan dokumen lainnya.

Contoh:

  • "Dalam laporan ini, kami akan membahas hasil penelitian yang dilakukan di tiga kota besar di Indonesia."
  • "Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia pendidikan juga mengalami perubahan signifikan."

Ragam Daerah

Ragam daerah merujuk pada variasi bahasa Indonesia yang digunakan oleh penutur dari daerah tertentu. Walaupun menggunakan bahasa Indonesia sebagai dasar, ragam daerah sering kali dipengaruhi oleh dialek atau bahasa daerah masing-masing.

Ciri-ciri ragam daerah:

  • Pengaruh bahasa daerah dalam pelafalan atau pilihan kata.
  • Beberapa kata atau istilah yang khas dari daerah tertentu.
  • Mungkin mengandung kosakata yang berbeda dengan bahasa Indonesia baku.

Contoh:

  • "Ayo, kade ngariung di warung!" (Bahasa Sunda)
  • "Monggo, arep mangan dhisik?" (Bahasa Jawa)

Laras Bahasa

Laras bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan berdasarkan tujuan komunikasi dan konteks situasional yang dihadapi. Laras bahasa ini sering dikaitkan dengan keperluan atau bidang tertentu seperti hukum, ilmiah, atau seni. Pemilihan laras bahasa sangat bergantung pada siapa yang menjadi audiens dan apa tujuan dari komunikasi tersebut

Laras Ilmiah

Laras ilmiah digunakan dalam konteks akademik atau penelitian. Bahasa yang digunakan dalam laras ilmiah biasanya bersifat formal, objektif, dan sistematis. Penggunaan istilah-istilah yang lebih teknis dan rumit sering kali diperlukan dalam laras ini.

Ciri-ciri laras ilmiah:

  • Menggunakan istilah ilmiah atau teknis.
  • Ditekankan pada kejelasan dan objektivitas.
  • Sering ditemukan dalam artikel ilmiah, jurnal, atau buku akademik.

Contoh:

  • "Studi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak besar terhadap pola migrasi burung di kawasan tropis."

Laras Resmi

Laras resmi digunakan dalam situasi yang memerlukan keformalan, seperti dalam surat-surat resmi, dokumen legal, undangan, atau pidato kenegaraan. Laras resmi sangat mengutamakan ketepatan, ketegasan, dan tidak mengandung unsur yang tidak sesuai dengan norma.

Ciri-ciri laras resmi:

  • Bahasa yang digunakan sangat formal dan tegas.
  • Menghindari penggunaan kata-kata yang bersifat ambigu atau tidak baku.
  • Digunakan dalam pertemuan resmi, surat-menyurat pemerintah, atau undangan formal.

Contoh:

  • "Dengan ini, kami mengundang Bapak/Ibu untuk hadir dalam acara penyerahan hadiah yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Januari."

Laras Hukum

Laras hukum digunakan dalam konteks hukum dan perundang-undangan. Bahasa yang digunakan sangat teknis dan spesifik, dengan struktur kalimat yang kaku dan terikat pada ketentuan hukum yang berlaku.

Ciri-ciri laras hukum:

  • Mengandung istilah hukum yang khusus.
  • Kalimatnya lebih panjang dan kompleks, dengan tujuan untuk menghindari ambiguitas.
  • Umumnya digunakan dalam dokumen hukum, perjanjian, atau undang-undang.

Contoh:

  • "Berdasarkan ketentuan Pasal 25 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023, setiap pihak yang terlibat dalam sengketa wajib mengikuti prosedur mediasi sebelum mengambil langkah hukum lebih lanjut."

Laras Seni

Laras seni digunakan dalam karya seni, seperti puisi, drama, atau novel. Bahasa yang digunakan dalam laras ini cenderung ekspresif, penuh dengan makna konotatif, dan sering kali berisi simbolisme dan metafora.

Ciri-ciri laras seni:

  • Mengandung gaya bahasa yang kreatif dan puitis.
  • Terkadang menggunakan simbol dan metafora.
  • Digunakan dalam karya sastra, seni, dan budaya.

Contoh:

  • "Di bawah langit yang gelap, harapan tetap tumbuh seperti bunga di tengah badai."

Laras Teknologi

Laras teknologi digunakan dalam dunia teknologi dan informasi, sering kali ditemukan dalam dokumen teknis, manual perangkat, dan artikel terkait teknologi. Bahasa yang digunakan sangat berfokus pada aspek teknis dan akurat.

Ciri-ciri laras teknologi:

  • Banyak menggunakan istilah teknis dan istilah asing.
  • Digunakan dalam konteks teknologi, perangkat keras, perangkat lunak, atau instruksi penggunaan.
  • Menekankan pada fungsionalitas dan kepraktisan.

Contoh:

  • "Untuk menginstal aplikasi ini, Anda perlu memastikan perangkat Anda memiliki sistem operasi minimal Android 10 dan koneksi internet yang stabil."

Kesimpulan

Ragam dan laras bahasa Indonesia sangat penting untuk memahami cara berkomunikasi yang efektif dalam berbagai situasi. Ragam bahasa berhubungan dengan variasi bahasa yang digunakan berdasarkan situasi atau jenis komunikasi, seperti ragam baku, tidak baku, lisan, dan tulisan. Sementara itu, laras bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan tujuan atau konteks tertentu, seperti ilmiah, resmi, hukum, seni, dan teknologi. Pemahaman terhadap keduanya akan membantu kita menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan konteks, audiens, dan tujuan yang ingin dicapai.

 

 

Daftar Pustaka

  1. Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2017.
  2. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
  3. Leech, Geoffrey. Meaning and the English Verb. London: Longman, 1991.
  4. Mahsun, M. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010.
  5. Pateda, M. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa, 2012.
  6. Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 2015.
  7. Tarigan, Henry Guntur. Bahasa Indonesia: Pengantar Pemahaman Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa, 2008.
  8. Verhaar, Johannes. Pengantar Linguistik Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Cara Penulisan Daftar Pustaka

Senin, 23 Desember 2024 08:23 WIB
img-content

Kutipan Dalam Penulisan Artikel

Senin, 23 Desember 2024 08:22 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler