Masjid Agung Sumenep: Simbol Spiritual dan Sejarah
Sabtu, 5 April 2025 17:12 WIB
Masjid Agung Sumenep dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1779 M oleh Panembahan Somala, salah satu raja Sumenep.
Di jantung Kota Sumenep, berdiri megah sebuah bangunan yang bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah dan kebanggaan masyarakat Madura: Masjid Agung Sumenep. Masjid ini tidak hanya memancarkan nuansa religius yang kuat, tetapi juga menyimpan jejak panjang peradaban Islam dan arsitektur kuno yang masih terjaga hingga kini.
Masjid Agung Sumenep dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1779 M oleh Panembahan Somala, salah satu raja Sumenep. Arsitek yang merancangnya adalah seorang keturunan Tionghoa bernama Lauw Pia Ngo, yang menggabungkan gaya arsitektur Jawa, Tionghoa, dan Eropa. Hasilnya adalah bangunan masjid yang sangat khas, unik, dan sarat makna. Gerbang masjid berbentuk seperti candi, dengan ornamen lengkung dan ukiran yang rumit, memberikan kesan agung dan sakral sejak pandangan pertama.
Saat melangkah ke dalam masjid, suasana tenang dan damai langsung terasa. Ruang utama dipenuhi tiang-tiang besar dari kayu jati yang berdiri kokoh. Atap masjid berbentuk limas bertingkat tiga, melambangkan tiga tingkatan dalam Islam: iman, Islam, dan ihsan. Warna-warna dominan seperti hijau dan emas menghiasi interior masjid, menambah kesan sejuk dan sakral di dalamnya.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat salat berjamaah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan masyarakat Sumenep. Setiap bulan Ramadan, masjid ini selalu penuh dengan jamaah yang datang dari berbagai desa untuk beritikaf. Pada momen Idulfitri dan Iduladha, halaman masjid dipenuhi oleh warga yang berkumpul dengan penuh kekhusyukan. Kegiatan pengajian, ceramah, dan peringatan hari besar Islam juga rutin diadakan di sini.
Yang membuat Masjid Agung Sumenep semakin istimewa adalah lokasinya yang berdekatan dengan Keraton Sumenep. Hubungan antara dua bangunan ini mencerminkan sinergi antara kekuasaan duniawi dan spiritual. Banyak wisatawan dan peziarah yang datang tidak hanya untuk melihat keindahan arsitekturnya, tetapi juga untuk merasakan ketenangan batin yang ditawarkan tempat ini.
Masjid Agung Sumenep bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan warisan budaya yang hidup. Ia adalah saksi bisu perjalanan zaman, perpaduan budaya, serta pusat spiritual yang terus menyala hingga kini. Bagi siapa pun yang mengunjunginya, masjid ini tak hanya menghadirkan keindahan visual, tetapi juga kedamaian jiwa yang sulit dilupakan.
Penulis: Busyro Fandorez

Penulis Indonesiana, komisaris dpk gmni up45 Yogyakarta,
2 Pengikut

Keganjilan Logika Keagamaan dalam Fatwa Haram Sound Horeg oleh MUI
Selasa, 29 Juli 2025 09:15 WIB
Kegagalan ASEAN dan Supremasi Hukum dalam Konflik Thailand‑Kamboja
Sabtu, 26 Juli 2025 06:12 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler