Purwokerto: dari Desa Kecil ke Pusat Dinamika Jawa Tengah Selatan
Selasa, 8 April 2025 11:41 WIB
Wilayah Purwokerto dan sekitarnya telah dihuni sejak zaman prasejarah. tERBUKTI DARI TEMUAN arkeologis, seperti artefak batu dan gerabah.
***
Purwokerto, kota yang terletak di kaki Gunung Slamet, merupakan salah satu pusat pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi di Jawa Tengah. Sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas, Purwokerto memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan peradaban Jawa dari masa kerajaan, kolonial, hingga kemerdekaan.
Sejarah Purwokerto: Dari Masa Prasejarah hingga Kolonial
1. Zaman Prasejarah dan Pengaruh Kerajaan Kuno
Wilayah Purwokerto dan sekitarnya telah dihuni sejak zaman prasejarah. Beberapa penemuan arkeologis, seperti artefak batu dan gerabah, menunjukkan adanya kehidupan masyarakat purba di daerah ini. Pada abad ke-7 hingga ke-13, wilayah ini berada di bawah pengaruh Kerajaan Galuh dan kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Sunda dan Pajajaran.
2. Era Kesultanan Mataram (Abad ke-16–18)
Ketika Kesultanan Mataram menguasai Jawa Tengah, Purwokerto menjadi bagian dari wilayah Kadipaten Pasirluhur yang dipimpin oleh Adipati Wirasaba. Pada masa ini, sistem pemerintahan dan pertanian mulai berkembang.
Nama "Purwokerto" sendiri berasal dari bahasa Sansekerta: "Purwa" (awal) dan "Kerta" (makmur atau tenteram), yang mencerminkan harapan akan sebuah kawasan yang menjadi titik awal kemakmuran dan kedamaian. Kawasan ini awalnya hanyalah desa kecil dengan penduduk agraris.
3. Masa Kolonial Belanda (Abad ke-19–20)
Pada tahun 1830, setelah Perang Diponegoro, Belanda memperkuat kontrolnya di Jawa Tengah. Purwokerto dijadikan pusat Karesidenan Banyumas dan berkembang pesat sebagai kota administratif. Beberapa pembangunan penting pada masa ini meliputi:
-
Jaringan Kereta Api (1896): Purwokerto terhubung dengan jalur kereta api lintas Jawa, mempercepat perdagangan dan mobilitas penduduk.
-
Pendirian Kantor Pemerintahan: Bangunan-bangunan kolonial seperti Kantor Pos Purwokerto dan Rumah Dinas Residen masih berdiri hingga kini.
-
Sistem Pendidikan Modern: Sekolah-sekolah Belanda (HIS dan MULO) didirikan, menjadi cikal bakal pendidikan modern di Purwokerto.
Purwokerto dalam Perjuangan Kemerdekaan
Purwokerto memiliki peran penting dalam pergerakan nasionalisme Indonesia:
-
Gerakan Kebangkitan Nasional: Tokoh-tokoh seperti Dr. Soetomo (pendiri Boedi Oetomo) pernah aktif di Purwokerto.
-
Masa Pendudukan Jepang (1942–1945): Jepang mengambil alih infrastruktur Belanda dan memanfaatkannya untuk logistik perang.
-
Revolusi Fisik (1945–1949): Pemuda Purwokerto terlibat dalam pertempuran melawan Belanda, termasuk dalam Pertempuran Lengkong.
Perkembangan Purwokerto Pasca-Kemerdekaan
1. Pusat Pemerintahan dan Pendidikan
Setelah kemerdekaan, Purwokerto semakin berkembang sebagai pusat pemerintahan dan intelektual. Beberapa tonggak penting:
-
Pendirian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) (1963): Salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jawa Tengah.
-
Pembangunan Sekolah dan Kampus: Sekolah-sekolah favorit seperti SMAN 1 Purwokerto dan SMPN 1 Purwokerto menjadi pusat pendidikan unggulan.
2. Pertumbuhan Ekonomi dan Infrastruktur
Purwokerto menjadi pusat bisnis dan perdagangan di wilayah Banyumas:
-
Pasar Wage: Pasar tradisional tertua yang masih aktif sejak zaman kolonial.
-
Pusat Perbelanjaan Modern: Seperti Living Plaza, Rita Supermall, dan Hartono Mall.
-
Transportasi: Terhubung dengan Tol Trans-Jawa, Stasiun Purwokerto, dan Terminal Type A.
3. Budaya dan Pariwisata
Purwokerto kaya akan budaya Banyumasan yang unik:
-
Bahasa Ngapak: Dialek khas yang menjadi identitas masyarakat.
-
Kesenian Tradisional: Seperti Begalan, Ebeg, dan Wayang Kulit Gagrag Banyumas.
-
Destinasi Wisata:
-
Baturaden: Kawasan wisata alam dengan pemandian air panas.
-
Curug Ceheng: Air terjun eksotis di lereng Gunung Slamet.
-
Museum BRI: Menyimpan sejarah perbankan Indonesia.
-
Purwokerto di Era Digital dan Masa Depan
Purwokerto terus berkembang menjadi smart city dengan beberapa inovasi:
-
Transportasi Berbasis Aplikasi: Gojek dan Grab semakin memudahkan mobilitas.
-
Pusat Teknologi dan Startup: Beberapa coworking space dan inkubator bisnis bermunculan.
-
Proyek Pembangunan: Seperti perluasan jalan tol dan pengembangan kawasan industri.
Menuju Kota Otonom: Harapan Baru Purwokerto
Meskipun masih menjadi bagian dari Kabupaten Banyumas, desakan agar Purwokerto menjadi kota otonom makin kuat. Alasan utamanya:
-
Populasi yang terus meningkat (lebih dari 300 ribu jiwa di wilayah kota)
-
Fasilitas kota yang sudah memenuhi syarat
-
Pusat administrasi, ekonomi, dan pendidikan regional
-
Mobilitas masyarakat yang tinggi
Jika Purwokerto resmi menjadi kota sendiri, maka akan menjadi kota administratif ketiga di jalur selatan Jawa Tengah setelah Cilacap dan Kebumen.
Kota Kecil dengan Semangat Besar
Purwokerto adalah contoh nyata bagaimana kota kecil bisa tumbuh menjadi pusat dinamika regional, tanpa kehilangan jati diri. Alamnya asri, warganya ramah, kulinernya juara, dan semangat warganya terus menyala.
Tak heran, banyak orang menyebutnya kota "Adem Ayem Tapi Ngangenin".
Kalau kamu mencari tempat yang punya sejarah, pendidikan, wisata, dan kehidupan kota yang tidak terlalu padat tapi tetap hidup, Purwokerto adalah jawabannya.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler