Perbedaan UGD, IGD, dan ICU: Jangan Sampai Tertukar!

Cari tahu perbedaan UGD, IGD, dan ICU! Artikel ini menjelaskan fungsi, kondisi pasien, dan perbedaan pelayanannya.

Dalam situasi darurat, banyak orang bingung harus membawa pasien ke mana: UGD? IGD? Atau malah ICU? Ketiga istilah ini memang sering terdengar di rumah sakit, tetapi memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Yuk, kita kupas tuntas perbedaannya agar tidak salah kaprah!

1. UGD & IGD: "Pintu Darurat" Rumah Sakit

Bayangkan UGD (Unit Gawat Darurat) dan IGD (Instalasi Gawat Darurat) seperti pintu darurat rumah sakit. Keduanya adalah tempat pertama yang dituju pasien dalam kondisi kritis dan mendesak, seperti:

• Iklan
  Scroll Untuk Melanjutkan

  Kecelakaan parah

• Serangan jantung tiba-tiba

• Sesak napas berat

• Keracunan atau alergi akut

Apa Bedanya UGD dan IGD?

Sebenarnya, UGD dan IGD punya fungsi yang mirip. Bedanya cuma pada penamaan dan fasilitasnya:

• UGD → Lebih umum di rumah sakit kecil atau klinik.

• IGD → Lebih lengkap, biasanya di rumah sakit besar dengan alat canggih.

Tapi di Indonesia, kedua istilah ini sering dianggap sama. Jadi, jangan bingung kalau ada yang bilang "UGD" atau "IGD", karena pelayanannya serupa!

Apa yang Terjadi di UGD/IGD?

• Pasien akan ditolong secepatnya oleh tim medis.

• Dilakukan stabilisasi (misalnya diberi oksigen, infus, atau obat darurat).

• Jika kondisinya sangat kritis, pasien akan dirujuk ke ICU.

Fakta Menarik:
❌ UGD bukan untuk obat pilek atau demam biasa! Banyak orang salah paham dan mengantri di UGD padahal hanya butuh obat biasa. Kalau tidak gawat darurat, lebih baik ke poli klinik atau dokter umum.

2. ICU: Ruangan "Super Ketat" untuk Pasien Kritis

Kalau UGD/IGD adalah pertolongan pertama, maka ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan super intensif untuk pasien yang:

• Baru selesai operasi besar (misalnya operasi jantung atau otak)

• Koma atau gangguan saraf berat

• Gagal napas (seperti pasien COVID-19 parah)

• Infeksi serius (sepsis)

Kenapa ICU Lebih "Seram" Dibanding UGD?

• Alat-alatnya lebih canggih: ventilator, monitor detak jantung 24 jam, selang infus di mana-mana.

• Hanya boleh dikunjungi keluarga dengan izin ketat (biasanya cuma 1-2 orang).

• Pasien di sini benar-benar dalam kondisi kritis, jadi suasananya lebih tegang.

Cerita Nyata:
Seorang pasien kecelakaan masuk UGD dulu untuk pertolongan pertama. Tapi karena lukanya parah dan butuh operasi, akhirnya dipindah ke ICU untuk pemantauan ketat.

3. Tabel Perbandingan UGD vs ICU (Agar Lebih Jelas!)

4. Kapan Harus ke UGD vs ICU?

✔ UGD/IGD → Saat ada keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam hitungan menit/jam.
Contoh:

• Sesak napas tiba-tiba

• Pendarahan hebat

• Pingsan tidak sadarkan diri

✔ ICU → Ketika pasien sudah ditangani di UGD tapi kondisinya masih sangat kritis.
Contoh:

• Pasca-operasi transplantasi organ

• Pasien koma butuh ventilator

• Infeksi berat yang butuh antibiotik intravena

5. Tips Penting Jika Harus ke UGD atau ICU

1. UGD prioritas untuk yang paling gawat! Jangan marah jika antrian lama, mungkin ada pasien lebih kritis.

2. Bawa dokumen penting (KTP, BPJS, rekam medis) untuk mempercepat proses.

3. ICU biasanya mahal, pastikan ada asuransi atau dana darurat.

4. Jangan panik, tenaga medis sudah terlatih menangani kondisi darurat.

Kesimpulan

• UGD/IGD = Pertolongan pertama (darurat, cepat, stabilisasi).

• ICU = Perawatan lanjutan (kritis, butuh pemantauan ketat).

Sekarang Anda sudah tahu bedanya! Share artikel ini ke teman atau keluarga, siapa tau bisa bantu mereka saat darurat. �