Etika Penulisan dan Daftar Pustaka dalam Karya Ilmiah
Sabtu, 21 Juni 2025 19:27 WIB
Daftar pustaka adalah sumber referensi yang digunakan penulis.
Sumber referensi tersebut kemudian ditulis identitas penting-pentingnya saja, kemudian diletakkan di lembar daftar pustaka. Letak dari lembar daftar pustaka berada di bagian lembar paling belakang dari karya ilmiah. Berbicara tentang daftar pustaka, maka daftar pustaka dapat diambil dari banyak sumber, bisa dari buku, artikel, berita, majalah, karya ilmiah, jurnal dan masih banyak lagi. Dalam penulisan skripsi ataupun karya ilmiah, penulisan daftar pustaka sifatnya wajib. Karena daftar pustaka berperan sebagai bukti bahwa informasi yang diambil adalah dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan (Putri, F. A. 2022).
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar pustaka sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah yang berfungsi untuk menunjukkan sebuah kualitas dari suatu makalah dan untuk menunjukkan sumber-sumber yang berhubungan dengan isi yang terkandung dalam makalah yang dimaksud. Daftar pustaka lebih utama menjadi sarana penghubung bagi para pembaca dengan menggunakan pengertian yang lebih ilmiah untuk mencegah pengulangan penulisan data pustaka (Indriati, E. (2023).
Menurut Arikunto (2004), Kajian kepustakaan berfungsi untuk meninjau sejarah permasalahan. Kajian kepustakaan membantu peneliti untuk mendalami dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Membantu peneliti untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan hasil penelitian sebelumnya, dan menghindari adanya duplikasi penelitian. Untuk mengetahui para peneliti sebelumnya yang sudah melakukan penelitian dengan topik pembahasan atau topik permasalahan yang sama. Untuk mengetahui sekaligus memahami setiap teori yang akan digunakan sebagai referensi pada proses penelitian yang sedang dilakukan yang kemudian akan dituliskan.
Menurut Suryanto (2006), Kepustakaan merupakan jembatan untuk peneliti mendapatkan dasar konseptual, tinjauan literatur atau tinjauan teoritis memiliki peran penting dalam penelitian. Dengan tinjauan literatur peneliti dapat mengidentifikasi masalah penelitian dan arah penelitian. Analisis literatur berfungsi sebagai sumber informasi yang menunjukkan bahwa peneliti tidak melakukan plagiarisme dalam pembuatan karya ilmiah ini. Selain itu, analisis literatur juga berfungsi sebagai pembanding untuk menemukan perbedaan dari isi keseluruhan karya ilmiah. Dengan demikian, tinjauan literatur memiliki manfaat yang besar bagi calon peneliti untuk menelusuri lebih jauh apa yang akan dipermasalahkan dan bagaimana penelitian yang akan ia lakukan dapat mengisi kekosongan karena belum adanya penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya.
Etika Penulisan Ilmiah dan Plagiarisme
Etika penulisan ilmiah merupakan bagian dari nilai, norma, dan moral yang berlaku dalam dunia akademik. Pelanggaran terhadap etika ini berarti juga melanggar nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi integritas ilmiah (Abdullah, 2006; Bertens, 2013). Dalam konteks penulisan, etika tidak hanya berkaitan dengan penyampaian gagasan secara jujur, tetapi juga menyangkut penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual orang lain. Karya tulis ilmiah, baik berupa artikel, buku, maupun laporan penelitian, merupakan hasil pemikiran dan jerih payah penulisnya. Maka dari itu, penggunaan sebagian atau seluruh isi karya tersebut harus mendapatkan izin dari pemegang hak cipta, atau setidaknya disertai dengan pengakuan yang layak melalui pencantuman sumber secara benar.
Dalam dunia akademik, kutipan dari sumber lain diperbolehkan untuk mendukung argumen atau memperkaya isi tulisan. Namun, hal ini harus dilakukan dengan mengikuti tata cara pengutipan yang sesuai dengan standar ilmiah, seperti APA, MLA, atau Chicago Style. Tidak mencantumkan sumber atau mengutip seolah-olah itu adalah gagasan sendiri merupakan tindakan yang melanggar etika, dan hal tersebut termasuk dalam kategori plagiarisme. Menurut Laplante (2012), pengutipan yang tidak sesuai atau manipulatif tidak hanya merugikan penulis asli, tetapi juga mencoreng integritas ilmiah penulis baru.
Plagiarisme sendiri merupakan salah satu bentuk pelanggaran serius dalam penulisan akademik. Selain itu, terdapat dua bentuk pelanggaran lain yang sering terjadi, yaitu fabrikasi dan falsifikasi data. Fabrikasi adalah tindakan membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada, sedangkan falsifikasi adalah tindakan mengubah data agar sesuai dengan keinginan atau simpulan tertentu. Ketiga bentuk pelanggaran ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar etika penulisan ilmiah.
Selain kutipan teks, penggunaan elemen visual seperti tabel, gambar, bagan, atau instrumen dari sumber lain juga harus disertai dengan pencantuman sumber yang jelas. Penulis juga wajib menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, dimodifikasi, atau dikembangkan. Dalam penelitian kualitatif, etika juga mengatur tentang perlindungan identitas informan. Nama sumber data tidak boleh dicantumkan apabila dapat merugikan mereka, dan atas permintaan informan, identitas bisa diganti dengan kode atau nama samaran (Saukah, 2000).Dengan demikian, etika dalam penulisan ilmiah tidak hanya menjaga kejujuran dan objektivitas dalam menyampaikan ide, tetapi juga menjadi wujud penghargaan terhadap kontribusi ilmiah orang lain. Oleh karena itu, daftar pustaka memegang peranan penting sebagai bagian dari etika akademik dan indikator kualitas serta keabsahan sebuah karya ilmiah.
Fungsi Daftar Pustaka bagi Pembaca dan Peneliti
Menurut Arikunto (2004), kajian pustaka berfungsi untuk meninjau sejarah permasalahan dan membantu peneliti memahami dasar teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat menghindari terjadinya duplikasi penelitian dan mengetahui arah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Suryanto (2006) menambahkan bahwa melalui kajian literatur, peneliti tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga dapat menunjukkan bahwa karya ilmiahnya bebas dari unsur plagiarisme. Selain itu, kajian pustaka dapat digunakan untuk memperoleh bukti pendukung, membandingkan hasil penelitian, dan mengidentifikasi variabel serta indikator yang relevan.
Margono (2019) menekankan bahwa penulisan daftar pustaka juga bertujuan memberikan penghargaan kepada penulis sumber rujukan. Menuliskan nama pengarang dalam daftar pustaka merupakan bentuk apresiasi atas karya ilmiah yang telah mereka hasilkan. Sukardi (2004) menyatakan bahwa kajian pustaka merupakan bentuk tanggung jawab moral ilmuwan, karena dengan mencantumkan sumber, peneliti menunjukkan kejujuran dalam menyusun karya ilmiah. Bagi pembaca, daftar pustaka juga memberikan manfaat berupa referensi tambahan yang dapat ditelusuri lebih lanjut untuk memperdalam pemahaman tentang topik yang dibahas. Dengan demikian, kajian pustaka tidak hanya berfungsi sebagai fondasi teoritis bagi peneliti, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan penelitian dengan pembaca dalam kerangka ilmiah yang kredibel dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Verdianto, Verdianto, and Mohamad Muspawi. "STUDI LITERATUR: DAFTAR PUSTAKA DALAM PEMBUATAN KARYA ILMIAH." Jurnal Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah 10.1 (2025): 1-9.
Aprilyada, G., Zidan, M. A., Nurlia, N., Ainunisa, R. A., & Widi, W. W. (2023). Peran kajian pustaka dalam penelitian tindakan kelas. Jurnal Kreativitas Mahasiswa, 1(2), 165-173.
Ilmiah, A. Etika Penulisan. "BAB II ETIKA PENULISAN ILMIAH DAN PLAGIARISME." FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA: 3.
Aisyah, Aprillia Dewi Nur. "Etika Penulisan Karya Ilmiah dan Plagiarisme."
Wibowo, Adik. "Mencegah dan menanggulangi plagiarisme di dunia pendidikan." Kesmas 6.5 (2012): 1.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Menulis Resensi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Kritis
Sabtu, 5 Juli 2025 14:19 WIB
Agar Tak Terjebak dalam Praktik Plagiarisme
Sabtu, 5 Juli 2025 08:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler