Praktisi seni, penulis.
Militerisme? Biarin Aja
Sabtu, 5 Juli 2025 14:29 WIB
Cek aja arti kata militerisme di KBBI. Enggak percaya? Cek juga di dunia. Itu istilah umum dipakai untuk suatu pola politik di negara tertentu.
***
Militerisme? Biarin aja. Itu istilah umum di dunia; mau memakai istilah itu silakan saja. Tidakpun sila pula. Bebas merdeka, tergantung ideologi negara bersangkutan. Enggak usah ke GR-an dulu. Menulis "meliterisme" bukan berarti kritik pada hal ihwal tertentu, itu istilah umum di dunia, loh, hai.
Cek aja arti kata militerisme di KBBI. Enggak percaya? Cek juga di dunia. Itu istilah umum dipakai untuk suatu pola politik di negara tertentu. Apabila sebuah negara tersebut berkehendak memakai wawasan pilihan pemerintahannya.; Silakan saja.
Sama sekali tak ada urusannya dengan penulis seni susastra sebagai personal di negeri seribu pulau ini; adalah negara demokrasi, itupun konon, katanya sih begitu. Enggak tau deh. Salah benar sila ditinjau saja secara pustaka maupun secara empirik. Silakan saja.; Pemerintahan sebuah negara mau kekanan atau kekiri.
Wong saya sastraisme. Lantas masalahnya di mana. Jelas berbeda dong militerisme dengan sastraisme. Cek ejaannya, sudah beda, arti dalam istilahnya pun sudah berbeda. Wong saya hobi nulis sastra ya pantaslah kalau para penulis sastra disebut kaum sastraisme.; Sebab keranjinagan sastra, lah nggih niku. Apa itu sastraisme cek secara umum.; Kalau tak ada di KBBI. Gong!
Sastraisme, menuliskan dirinya untuk hal ihwal bersifat sastra. Boleh juga disebut sastra kontemporer. Lah wong dibikinnya pada waktu kini. Nggih toh. Nah. Udah ya. Lah niki kulo mau nulis sastra. Oh! Puisi. Oh! Misalnya jadinya begini.;
Oh! Puisi di manakah kamu
Aku mencarimu sampai mau mati loh
Iya sayangku. Kau lupa ya aku sembunyi
di ketiakmu.
Lah itu sepotong puisi, muncul dari ide natural loh. Salahnya di mana.
Lanjut. Lantas disebut sastra bukan berarti menunggu popularitas dulu lantas baru disebut sastrawan.; Hahaha kawasan istilah warna kuno itu.
Gini ya. Siapapun manusia telah menuliskan wawasan keindahan melalui perasaannya lantas di publikan; mungkin dia melahirkan karya sastra tulis. Umum, ramai kini para penulis berbakat bagus-bagus loh ide penulisannya.
Ada pula konon sebutan literasi; meski secara esensial kurang tepat, menurut ane loh. Masih perlu kajian independen lebih meluas kale ye. Enggak usah mendalam juga enggak apa-apa kok, terlalu mendalam nanti kelelep loh, hiks.
Oh satu lagi, menurut ane ini penting. Tidak ada itu istilah sastra senior ataupun sastra yunior hahaha wkwkwk.; Sastra ya susastra.
Nah ini satu lagi, coba dicari sendiri deh deskripsinya tapi kalau menurut ane sih, disebut penulis berarti udah pada pintar atau hobi menulis alias udah pada tahu cara menulis. Segampang itu kok. Enggak usah dibikin ribet kale. Sip.
Bravo buat semua penulis di manapun berada. Nulis terus sampai mati. Bebas merdeka. Loh ini negara demokrasi. Benar begitukan. Ya wes. Mari menulis rame-rame dari tempat masing-masing kirim deh ke Indonesiana. Jreng!
Selesai.
***
Jakarta Indonesiana, Juli 05, 2025.

Penulis Indonesiana
1 Pengikut

Bronk
Minggu, 6 Juli 2025 17:50 WIB
Militerisme? Biarin Aja
Sabtu, 5 Juli 2025 14:29 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler