Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia

Rabu, 16 Juli 2025 17:29 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Paragraf berfungsi untuk menyampaikan satu gagasan pokok yang didukung oleh kalimat-kalimat penjelas secara runtut dan logis.

A. PENDAHULUAN.

Bahasa Indonesia adalah salah satu aset kebudayaan paling penting yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa resmi negara, Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol identitas dan pemersatu berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan latar belakang masyarakat yang sangat majemuk, keberadaan satu bahasa yang dapat dimengerti dan digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia menjadi elemen vital dalam menjaga integrasi nasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah Bahasa Indonesia tidak terlepas dari akar bahasa Melayu yang telah digunakan secara luas di kawasan Asia Tenggara jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Bahasa Melayu berkembang sebagai lingua franca atau bahasa penghubung antarsuku dan pedagang di nusantara. Proklamasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menandai tonggak penting ketika bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia sebagai bentuk komitmen untuk membangun rasa persatuan.

Seiring berjalannya waktu, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, baik dalam segi kosakata, struktur kalimat, maupun tata ejaannya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti globalisasi, teknologi, media massa, serta kebijakan kebahasaan yang diterapkan oleh pemerintah. Di era digital seperti sekarang ini, penggunaan Bahasa Indonesia menjadi semakin dinamis, tetapi juga menghadapi tantangan baru, termasuk banyaknya kesalahan berbahasa, baik dari sisi ejaan, struktur kalimat, maupun pilihan kata.

 

B. SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa yang telah lama digunakan di kepulauan Nusantara sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan antar suku dan etnis yang berbeda-beda. Bukti-bukti penggunaan bahasa Melayu kuno dapat ditemukan dalam berbagai prasasti, seperti Prasasti Kedukan Bukit (683 M) dari masa Kerajaan Sriwijaya. Ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu telah digunakan dalam sistem pemerintahan dan komunikasi resmi sejak awal abad ke-7. Penggunaan bahasa Melayu semakin meluas karena sifatnya yang sederhana dan mudah diserap oleh berbagai kelompok etnis. Selain itu, pengaruh agama Islam yang masuk ke Nusantara pada abad ke-13 juga membawa banyak naskah-naskah keagamaan dan sastra yang ditulis dalam bahasa Melayu. Bahasa ini menjadi alat utama dalam penyebaran agama Islam di daerah pesisir. Seiring waktu, bahasa Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri, tetapi juga mulai dikenal secara internasional sebagai salah satu bahasa penting di Asia Tenggara. Beberapa negara seperti Australia dan Vietnam telah memasukkan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran di institusi pendidikan mereka.

 

 

C. PERKEMBANGAN MENJADI BAHASA INDONESIA

perkembangan bahasa Indonesia, yaitu pengikraran Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dalam ikrar tersebut, terutama pada butir ketiga, para pemuda menyatakan komitmennya untuk menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya dipilih sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol pemersatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku dan daerah.

Dari segi sejarah, ini merupakan momen awal di mana bahasa Indonesia diakui secara nasional, meskipun belum menjadi bahasa resmi negara. Pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia juga mencerminkan kebijakan inklusif yang tidak memihak pada satu etnis tertentu.

Dari segi fungsi sosial, bahasa Indonesia dijadikan sarana untuk membangun identitas nasional yang tunggal di tengah keberagaman budaya. Bahasa menjadi alat perjuangan, alat komunikasi lintas suku, serta media edukasi dan penyebaran semangat nasionalisme.

Dari segi perkembangan linguistik, materi ini juga menyoroti penggunaan ejaan van Ophuijsen yang merupakan sistem ejaan awal bahasa Indonesia. Perubahan dari "oe" menjadi "u" merupakan bagian dari penyempurnaan bahasa Indonesia secara formal, yang menunjukkan adanya dinamika dan pembaruan bahasa seiring waktu.

Dengan demikian, materi ini sangat relevan dalam konteks pembahasan perkembangan bahasa Indonesia, baik dari aspek historis, sosial, maupun kebahasaan. Sumpah Pemuda menjadi fondasi kuat bagi eksistensi bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini

 

D. JELASKAN ALASAN BAHASA MELAYU RENDAH DIADOPSI MENJADI BAHASA INDONESIA

Beberapa keterangan sejarah menunjukkan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan

kerajaan besar pada permulaan kurun awal Masehi dan sudah menguasai sebagian

besar Asia Tenggara. Dengan pusat kerajaannya di daerah Nusantara yang

berbahasa Melayu, Sriwijaya besar sekali pengaruhnya menjadikan bahasa

Melayu sebagai lingua franca di Nusantara ini. Keterangan ini didukung oleh

bukti sejarah lainnya yang menunjukkan, bahwa pada babad-babad kuno orangorang Tionghoa pada permulaan kurun waktu Masehi yang datang ke Indonesia

telah menemui sejenis lingua franca di Nusantara yang dinamakan Kwenlun.

Prasasti Melayu tertua ditemukan bukan hanya di daerah-daerah yang berbahasa

Melayu, tetapi juga di luarnya, seperti terbukti dari Prasasti Gandasuli di Jawa

Tengah berangka tahun 827 dan 832 Masehi. Daerah-daerah yang dimaksudkan

berbahasa Melayu tersebut terletak di antara Selat Malaka dan Laut Tiongkok

Selatan, yaitu pada jalan-jalan kapal laut terpenting untuk masuk ke Kepulauan

Indonesia, dan yang merupakan perhubungan laut satu-satunya antara Timur dan

Barat.

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, (dalam Kridalaksana, 1991:98) ketika bangsa

Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah memiliki

kedudukan yang sangat penting di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah yang

banyak. Pigafetta yang mengikuti Magelhain mengelilingi dunia pertama kali dan

kapalnya berlabuh di Tidore 1521 menuliskan daftar kata-kata Melayu yang

pertama. Begitu pula Jan Huygen van Linschoten, pelaut Belanda yang 60 tahun

kemudian berlayar ke Indonesia menuliskan dalam karangannya “Itinerarium ofte

Schipvaert naer Oost ofte Portugaels Indien” bahwa bahasa Melayu bukan hanya

 sangat harum namanya tetapi juga dianggap sebagai bahasa yang terhormat

diantara bahasa-bahasa timur lainnya

 

E. PERBEDAAN ANTARA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU

Perbedaan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia
1. Penyebutan bahasa Indonesia bukan bahasa Melayu
Aminudin mengatakan, dari fakta sejarah disebutkan bahwa asal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Namun, bahasa baru ini lalu sepakat dinamakan bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu. Karena itu, sambungnya, orang perlu menyebutnya sebagai bahasa Indonesia, tidak disamakan.
Hide quoted text

"Dan ini harus jadi sikap bangsa Indonesia karena bahasa Indonesia ini bagi kita adalah bahasa perjuangan. Ketika kita deklarasikan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, kita menamainya bahasa indonesia," jelasnya.

2. Bahasa Melayu berstatus bahasa daerah di Indonesia
Ia menambahkan, bahasa Melayu di Indonesia juga berstatus sebagai bahasa daerah. Sementara itu, bahasa Indonesia berstatus bahasa nasional sehingga statusnya lebih tinggi.

Status bahasa Melayu tersebut menurutnya juga menjadikan bahasa ini tidak ubahnya seperti bahasa daerah lain di Indonesia, baik bahasa Sunda, Batak, Jawa, bahasa di Papua, dan lain-lain.

Karena itu, sambungnya, upaya untuk tidak mencampur aduk penggunaan sebutan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu diterapkan.

"Di diskusi di Kepri sebelumnya saat ada kunjungan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), saya minta teman-teman kabarkan ke DPR , kita tidak menggunakan istilah bahasa Melayu. Harus menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Melayu itu bahasa daerah bagi kita," terang Aminudin.

"Setelah diskusi juga di Kepri, sepakat juga kini (penyebutan bahasa Indonesia) harus pakai (istilah) bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu istilahnya.

3. Berkembang dengan cara berbeda
Aminudin mengatakan, cara perkembangan bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Melayu di Indonesia. Ia menjelaskan, perkembangan dan pengayaan kosakata bahasa Indonesia dipengaruhi bahasa Belanda, Arab, Portugis, Inggris, China, Jepang, Prancis, Turki, Korea, hingga 718 bahasa daerah di Indonesia.

Bahasa Melayu di Indonesia menurutnya juga dipengaruhi bahasa daerah lain dan bahasa Indonesia sendiri.

"Bahasa Indonesia kini juga mempengaruhi bahasa Melayu. Nah ini karena apa? Karena bahasa Indonesia jadi bahasa nasional, jadi dituturkan banyak orang. Mau tidak mau, bahasa Jawa, Sunda, juga menyerap istilah dari bahasa Indonesia. Bahasa Melayu pun di Kepulauan Riau banyak menyerap kosakata bahasa Indonesia," terangnya.

4. Jumlah penutur bahasa Indonesia jauh lebih besar
Menurut Aminudin, jumlah penutur bahasa Indonesia jauh lebih besar dari bahasa Melayu karena penduduk yang mencapai sekitar 279 juta jiwa. Para penutur ini termasuk murid SD dan TK hingga orang tua, baik di kota maupun di pedesaan.

"Kecuali mungkin orang di pedalaman terpencil yang mungkin masih menggunakan bahasa daerahnya," katanya.

Ia menambahkan, jumlah penutur bahasa Indonesia di atas belum ditambah sekitar 80.000 pembelajar bahasa Indonesia asing yang saat ini belajar dari fasilitas Badan Bahasa di lebih 40 negara. Di samping itu, ada juga penutur yang belajar bahasa Indonesia dari masyarakat setempat.

"Contoh di Jepang, meskipun tidak kita fasilitasi langsung, orang indonesia di Jepang juga mengenalkan bahasa Indonesia kepada orang-orang Jepang. Demikian juga di Australia, seperti anak-anak SD-nya. Dari hasil diskusi teman-teman Balai Bahasa Perth, ada 40.000-an penutur," jelas Aminudin.

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, meskipun keduanya berasal dari akar yang sama, yaitu Bahasa Melayu Kuno:

  1. Sejarah dan Pengaruh Asing
  • Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh Bahasa Belanda, karena Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun.
    Contoh: kantor (dari kantoor), polisi (dari politie), asisten (dari assistent).
  • Bahasa Melayu (Malaysia) lebih banyak dipengaruhi oleh Bahasa Inggris karena penjajahan Inggris.
    Contoh: pejabat (office), bas (bus), polis (police).
  1. Kosakata

Beberapa kata yang sama memiliki makna yang berbeda atau bentuk berbeda:

Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu (Malaysia)

Arti di Indonesia

kantor

pejabat

office

polisi

polis

police

bis

bas

bus

rektor

naib canselor

rector (univ head)

mahasiswa

pelajar universiti

university student

  1. Ejaan

Ada perbedaan dalam penulisan:

Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu (Malaysia)

Keterangan

aktivitas

aktiviti

Kata serapan berbeda

objek

objek

Sama

sistem

sistem

Sama

telepon

telefon

Perbedaan fonetik

filosofi

falsafah

Berasal dari bahasa Yunani

  1. Pengucapan (Fonologi)
  • Bahasa Indonesia cenderung lebih datar dan lambat.
  • Bahasa Melayu cenderung memiliki intonasi naik-turun, dan lafalnya lebih "bernyanyi" atau lembut.
  1. Pemakaian dan Gaya Bahasa
  • Bahasa Indonesia lebih dinamis, dengan pengaruh dari banyak bahasa daerah dan lebih fleksibel dalam konteks informal (terutama di media sosial).
  • Bahasa Melayu lebih konservatif dan terikat pada norma kebahasaan yang ditetapkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP).

F.KESIMPULAN

Perjalanan bahasa Indonesia dari asal mula hingga perannya yang signifikan dalam kemerdekaan dan kehidupan sehari-hari kita merupakan cerminan dari evolusi yang penuh makna. Dari akar bahasa Melayu yang sederhana, bahasa ini telah berkembang menjadi simbol persatuan dan identitas bangsa. Penyebaran bahasa ini yang meluas dari masa ke masa menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam menjaga kohesi sosial dan budaya. Selain itu, fungsinya dalam administrasi, pendidikan, dan diplomasi semakin mempertegas perannya dalam membangun negara. Memahami sejarah perkembangan bahasa Indonesia tidak hanya memberi kita wawasan tentang masa lalu, tetapi juga menginspirasi kita untuk menjaga dan memanfaatkan bahasa ini dengan sebaik-baiknya di masa depan.

 

 

G.DAFTAR PUSTAKA

  1. Putri, S. L., Angraini, D., Alifa, N. Y., Nazurty, N., & Noviyanti, S. (2023). Sejarah Dan Perkembangan Bahasa Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5), 11113-11123.
  2. Hadibrata, H. (2015). Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu menuju Bahasa Dunia. In Seminar Dan Lokakarya Kebahasaan Lembaga Adat.
  3. Sejarah Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia. (2024). BIDUK: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 2 (1), 176-185. https://doi.org/10.30599/biduk.v2i1.892
  4. Setiawan, A., Ronaldo, R., Saputra, R., Briliantini, N. A., Salsabila, S., Maulina, T., ... & Putri, E. L. (2024). Sejarah Bahasa Indonesia. Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara, 1(6), 9719-9732.

Bagikan Artikel Ini
img-content
misbah ussudur777

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler