Biaya Kuliah Mahal Bisa Merusak Atmosfer Akademis?

Rabu, 30 Juli 2025 08:05 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
AI dalam perkuliahan
Iklan

Daripada terperangkap dalam model yang mungkin tidak sepenuhnya melayani tujuan pendidikan, mari kita ciptakan ruang kontribusi intelektual.

Banyak dari kita bergulat dengan pemahaman sejati tentang pendidikan tinggi dan bagaimana menciptakan lingkungan akademis yang hidup di ruang publik.

Tapi seringkali fokus bergeser ke nilai ekonomi dan biaya, membuat kita lupa esensi budaya akademis yang sehat. Pola pikir yang keliru ini justru menghambat inovasi dan kemajuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk para pemimpin universitas, orang tua, mahasiswa, dan dosen, pernahkah Anda merasa ada ketegangan antara tujuan akademis dan tekanan finansial?

Ini bukan cuma soal uang, tapi bagaimana mentalitas bisnis bisa meresap ke inti pendidikan, mengubahnya jadi komoditas.

Kita harus berani menghadapi pertanyaan ini: apakah neoliberalisme dalam pendidikan tinggi benar-benar menguntungkan, atau justru mengikis fondasi akademis kita?

Jadi, apa rahasia untuk mengubah cara pandang ini dan membangun ekosistem akademis yang kuat?

Kuncinya adalah membongkar kembali kerangka berpikir kita dari sekadar investasi balik menjadi "investasi dalam pengembangan manusia utuh".

Ini artinya, kita tidak hanya melihat mahasiswa sebagai pelanggan yang membayar untuk jasa, tetapi sebagai individu yang membutuhkan lingkungan untuk tumbuh secara intelektual, etis, dan sosial. Ini adalah perubahan paradigma yang mendalam.

Lalu, bagaimana kita bisa menerapkan perubahan cara berpikir ini secara konkret?

Mulailah dengan mendorong dialog terbuka dan kritis di setiap lini tentang esensi pendidikan, bukan hanya transaksinya.

Ini berarti para pemimpin universitas perlu memprioritaskan kualitas intelektual di atas keuntungan finansial, dosen perlu menumbuhkan pemikiran kritis, dan mahasiswa didorong untuk menjadi agen perubahan, bukan hanya konsumen.

Pergeseran fokus ini akan secara bertahap mengembalikan nilai sejati pendidikan.

Mengubah paradigma adalah fondasi untuk membangun atmosfer akademis yang kuat dan berkelanjutan.

Daripada terperangkap dalam model yang mungkin tidak sepenuhnya melayani tujuan pendidikan, mari kita ciptakan ruang di mana pemikiran mendalam dan kontribusi intelektual menjadi prioritas.

Apakah Anda siap untuk meninjau ulang bagaimana kita melihat pendidikan tinggi?

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Yan Okhtavianus Kalampung

Narablog dan Akademisi

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler