Hubungan Tingkat Stres dan Dukungan Sosial terhadap Kesehatan Masyarakat
8 jam lalu
***
Wacana ini ditulis oleh Zahra Putri Ayuningrat, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Dalam wawancara kualitatif dengan seorang psikolog komunitas di Surabaya, beliau menyatakan bahwa banyak individu datang dengan keluhan fisik, tetapi akar masalahnya sering terkait tekanan psikologis yang terus-menerus. Pernyataan ini menunjukkan bagaimana stres dan dukungan sosial saling terkait dalam memengaruhi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Stres merupakan respons fisiologis dan psikologis terhadap tekanan hidup yang dapat memengaruhi kesejahteraan individu, baik fisik maupun mental. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020), stres adalah reaksi fisik dan emosional seseorang terhadap perubahan lingkungan yang membutuhkan penyesuaian diri. Jika dibiarkan, stres yang kronis dapat memicu gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, serta penyakit fisik, termasuk hipertensi dan gangguan jantung.
Sebaliknya, dukungan sosial memiliki peran protektif dalam mengurangi dampak negatif stres. Dukungan ini meliputi bantuan emosional, informasi, dan bantuan praktis dari keluarga, teman, atau komunitas. Cohen dan Wills (1985) dalam teori Buffering Hypothesis menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan persepsi stres individu sehingga meminimalkan efek buruknya terhadap kesehatan mental dan fisik. Hal ini didukung oleh Widyanti (2024), yang menemukan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima seseorang, semakin rendah tingkat stres yang dialami.
Hasil survei yang dilakukan terhadap 100 responden dewasa menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara tingkat stres dan kesehatan masyarakat, serta hubungan positif antara dukungan sosial dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini selaras dengan temuan Windistiar (2016) yang menyatakan bahwa interaksi sosial yang positif membantu individu dalam menghadapi tekanan psikologis sehingga kualitas hidup mereka meningkat.
Dampak stres pada kesehatan masyarakat dapat digambarkan dengan contoh kehidupan nyata. Di sebuah kota besar, pekerja yang menghadapi jam kerja panjang dan tekanan pekerjaan tinggi sering mengalami gangguan tidur dan hipertensi. Kondisi ini, jika dialami oleh banyak individu, dapat meningkatkan beban kesehatan masyarakat secara kolektif, menurunkan produktivitas, dan memperbesar tekanan pada fasilitas kesehatan.
Sebaliknya, komunitas dengan dukungan sosial yang kuat menunjukkan kondisi kesehatan yang lebih baik. Misalnya, di sebuah desa di Jawa Tengah, warga yang secara rutin mengadakan pertemuan komunitas, berbagi informasi kesehatan, dan membantu anggota yang kesulitan mampu menurunkan tingkat stres secara signifikan. Dukungan emosional, bantuan praktis, dan rasa aman yang dirasakan oleh individu membuat masyarakat lebih resilien terhadap tekanan hidup sehari-hari.
Selain itu, penelitian kuantitatif menggunakan instrumen standar seperti Depression Anxiety and Stress Scale (DASS 21) dan Social Support Rating Scale (SSRS) secara konsisten menunjukkan bahwa dukungan sosial yang memadai menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Temuan ini juga menguatkan pentingnya peran keluarga, teman, dan komunitas sebagai penyangga sosial yang efektif dalam konteks kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, hubungan antara tingkat stres dan dukungan sosial menjadi kunci dalam menentukan kondisi kesehatan masyarakat. Tingkat stres yang rendah, dikombinasikan dengan dukungan sosial yang memadai, meningkatkan kesejahteraan dan mencegah masalah kesehatan. Sebaliknya, tingkat stres yang tinggi tanpa dukungan sosial dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat secara umum.
Kesimpulannya, stres berhubungan negatif dengan kesehatan masyarakat, sedangkan dukungan sosial berperan positif sebagai faktor protektif. Oleh karena itu, penguatan dukungan sosial dapat menjadi strategi efektif untuk meminimalkan dampak stres dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Penulis Indonesiana
3 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler