Senyum Percaya Diri adalah Investasi Kesehatan Mulut dan Gigi
2 jam lalu
Persepsi individu terhadap kondisi mulut secara signifikan memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan membangun hubungan sosial.
Wacana ini ditulis oleh Annisa Ardianti Br Tarigan, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Dalam wawancara yang saya lakukan dengan sejumlah remaja dan dewasa muda, pertanyaan sederhana tentang apa yang membuat mereka percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain menghasilkan jawaban yang konsisten. Hampir semua menekankan pentingnya senyum yang menawan.
Senyum yang menarik ternyata bukan sekadar soal estetika tetapi juga refleksi dari kesehatan mulut dan gigi. Data dari American Dental Association pada tahun 2022 menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap kondisi mulut secara signifikan memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan membangun hubungan sosial.
Kepercayaan diri muncul dari keseimbangan antara kondisi psikologis, fisik, dan kebiasaan sehari-hari. Dalam konteks ini, kesehatan mulut dan gigi memegang peran penting. Mulut yang terawat, bebas dari gigi berlubang, bau mulut, atau gusi berdarah, tidak hanya mempermudah aktivitas dasar seperti mengunyah dan berbicara tetapi juga membentuk kesan pertama yang positif. Setiap senyum yang nyaman adalah hasil dari perawatan yang konsisten. Dengan demikian, senyum yang tulus dapat memperkuat rasa percaya diri seseorang dalam berbagai situasi sosial.
Dampak kesehatan mulut tidak hanya bersifat fisik tetapi juga psikologis. Sakit gigi atau bau mulut dapat menimbulkan ketidaknyamanan saat berbicara, meningkatkan rasa malu, dan memicu kecemasan sosial. Penelitian oleh Genco dan rekan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mulut dapat meningkatkan risiko stres kronis, depresi ringan, dan menurunkan kualitas hidup.
Dengan kata lain, kesehatan mulut yang terabaikan memiliki implikasi besar terhadap kesejahteraan psikologis. Sebaliknya, perawatan mulut yang baik mampu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan energi positif, yang pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan profesional.
Kesehatan mulut juga berdampak pada ranah sosial dan profesional. Senyum yang sehat mempermudah komunikasi dan memperkuat hubungan interpersonal. Dalam konteks pekerjaan, individu dengan gigi terawat cenderung lebih percaya diri saat wawancara atau berinteraksi dengan klien. Hasil penelitian oleh D’Cruz dan Suresh pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penampilan gigi yang sehat berkorelasi dengan penilaian positif oleh atasan dan kolega, terutama pada profesi yang menuntut interaksi sosial intensif seperti layanan publik, pemasaran, dan pendidikan.
Mewujudkan kesehatan mulut dan gigi yang optimal sebenarnya sederhana. Kebiasaan harian yang konsisten dapat memberikan dampak signifikan, termasuk menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi fluorida, berkumur dengan antiseptik, mengurangi konsumsi makanan manis dan minuman bersoda, rutin melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan, menjaga hidrasi dengan cukup air putih, dan menghindari merokok yang meningkatkan risiko penyakit gusi dan bau mulut. Penerapan kebiasaan ini tidak hanya menjaga kesehatan fisik tetapi juga memperkuat fondasi psikologis untuk rasa percaya diri yang berkelanjutan.
Keluarga dan lingkungan juga berperan penting. Orang tua, khususnya ibu, menjadi teladan utama dalam membiasakan anak menjaga kebersihan mulut sejak usia dini. Lingkungan rumah yang mendukung, mulai dari tersedianya sikat gigi dan pasta gigi hingga rutinitas berkumur bersama, membantu membentuk perilaku sehat yang berkelanjutan. Menurut laporan WHO pada tahun 2021, keterlibatan keluarga dalam pembentukan kebiasaan sehat meningkatkan kepatuhan anak terhadap praktik perawatan diri serta berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental jangka panjang.
Menutup pembahasan ini, menjaga kesehatan mulut dan gigi bukan sekadar rutinitas yang membosankan. Perawatan ini merupakan investasi strategis bagi kualitas hidup, kesehatan mental, dan rasa percaya diri. Mulut yang sehat membuat seseorang nyaman tersenyum, berbicara, dan berinteraksi sehingga menumbuhkan kesan positif di lingkungan sosial maupun profesional. Senyum yang terawat menjadi sarana memperkuat kepercayaan diri dan membuka peluang kesuksesan. Ketika setiap langkah hidup ditempuh dengan percaya diri yang lahir dari kesehatan mulut dan gigi, interaksi sosial maupun profesional akan dilakukan dengan keyakinan penuh dan membawa hasil yang memuaskan.
Annisa Ardianti Br Tarigan Corresponding Author: [email protected]

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler