Dari Virtual ke Nyata, Pelajaran Hidup dari Game

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
game
Iklan

Game bukan sekadar hiburan. Banyak game menyampaikan pesan politik, sosial, dan nilai kemanusiaan yang mengajak pemain untuk berpikir.

Ketika Game Jadi Lebih dari Sekadar Hiburan

Pernahkah kamu merasa game yang kamu mainkan terasa terlalu nyata?
Bagi banyak orang, video game sering dianggap hanya sebagai hiburan semata. Namun, seiring berkembangnya industri game, banyak pengembang mulai menyelipkan pesan sosial, politik, hingga ideologi dalam karya mereka. Lewat karakter, jalan cerita, dan pilihan yang diberikan, game bisa menjadi cermin kehidupan nyata menjadi tempat kita belajar tentang empati, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Politik dan Kekuasaan dalam Dunia Virtual

Game sering kali menjadi gambaran bagaimana kekuasaan bekerja dan bagaimana keputusan politik berdampak pada manusia. Politik dalam game bisa muncul dalam bentuk pilihan moral, kebijakan, atau konflik kekuasaan.

Contohnya, This War of Mine (2014) menggambarkan penderitaan warga sipil di tengah perang. Pemain tidak menjadi tentara, melainkan orang biasa yang berjuang hidup di kota yang hancur karena keputusan politik dan perang. Game ini memperlihatkan sisi kemanusiaan yang sering terlupakan oleh politik.
Sementara itu, Democracy 4 (2022) memberi pengalaman menjadi pemimpin negara. Pemain membuat kebijakan ekonomi, sosial, hingga hukum dan setiap keputusan membawa konsekuensi. Game ini mengajarkan bahwa politik bukan sekadar kekuasaan, tapi juga tanggung jawab terhadap rakyat.

Ideologi dan Keyakinan yang Disampaikan Lewat Game

Selain politik, game juga bisa menyampaikan ideologi, nilai budaya, dan pandangan hidup. Ideologi dalam game biasanya hadir melalui latar budaya, simbol, atau pesan moral yang tersirat.

Game Raji: An Ancient Epic (2020) menampilkan kisah yang penuh nilai spiritual dan budaya India. Pemain berperan sebagai Raji, seorang gadis yang berjuang menyelamatkan saudaranya dengan bantuan para dewa. Cerita ini menunjukkan bagaimana kepercayaan dan nilai budaya bisa diangkat lewat media digital.
Sebaliknya, Frostpunk (2018) menggambarkan dunia yang membeku, di mana manusia harus berjuang untuk bertahan hidup. Pemain dihadapkan pada pilihan sulit: menyelamatkan banyak orang dengan mengorbankan moral, atau tetap berpegang pada nilai kemanusiaan. Game ini membuat pemain merenungkan apa arti moralitas di tengah situasi ekstrem.

Isu Sosial dan Kemanusiaan yang Dihidupkan dalam Game

Banyak game modern juga membahas isu sosial seperti kesehatan mental, empati, dan hubungan manusia. Melalui kisah dan simbol, pemain bisa merasakan pengalaman emosional yang kuat.

Celeste (2018), misalnya, menceritakan perjuangan seorang perempuan melawan rasa cemas dan depresi. Gunung yang ia daki menjadi simbol perjuangan menghadapi diri sendiri. Game ini sederhana, tapi punya makna dalam tentang semangat dan penerimaan diri.
Dari Indonesia sendiri, A Space for the Unbound (2023) karya Mojiken Studio jadi contoh luar biasa. Berlatar di Indonesia tahun 1990-an, game ini bercerita tentang empati, trauma, dan hubungan manusia. Ceritanya hangat, penuh emosi, dan memperlihatkan nilai-nilai khas Indonesia seperti gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.

Refleksi terhadap Nilai Indonesia dan Pandangan Sebagai Gamer

Sebagai warga dan gamer Indonesia, kita bisa belajar banyak dari game-game seperti ini. A Space for the Unbound memperlihatkan bahwa budaya Indonesia dapat dihadirkan dengan cara yang lembut tapi bermakna seperti menekankan pentingnya empati, gotong royong, dan kesadaran terhadap perasaan orang lain.

Nilai-nilai ini sejalan dengan karakter bangsa kita yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kemanusiaan. Karena itu, bermain game bisa menjadi pengalaman yang tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik dan reflektif.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua game cocok untuk semua orang. Game dengan tema kekerasan, politik ekstrem, atau ideologi tertentu sebaiknya dimainkan dengan kesadaran penuh bukan ditelan mentah-mentah.

Sebagai gamer Indonesia, penting untuk memiliki sikap kritis: menikmati permainan, tapi tetap tahu batas, serta mampu memilah mana nilai yang patut diambil dan mana yang perlu disikapi dengan hati-hati.

Kesimpulan

Video game kini telah berkembang menjadi media ekspresi yang kompleks. Melalui tema politik, ideologi, dan isu sosial, game membuka ruang refleksi bagi pemain untuk memahami dunia dari berbagai sudut pandang.
Game seperti This War of Mine, Frostpunk, Celeste, hingga A Space for the Unbound menunjukkan bahwa setiap cerita digital punya pesan yang bisa menginspirasi, menyadarkan, bahkan mengubah cara kita berpikir.

Sebagai warga dan gamer Indonesia, kita diajak untuk tidak hanya bermain, tapi juga berpikir dan merasakan. Karena di balik setiap permainan, selalu ada pesan tentang kehidupan tentang siapa kita, dan bagaimana kita memaknai dunia yang terus berubah.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ayesha Nashwa Ferya Putri

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler