Olahraga Ringan untuk Kesehatan Jantung Anda

3 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Jogging
Iklan

***

Wacana ini ditulis oleh Annisa Ardianti Br Tarigan, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Pada suatu kesempatan wawancara dengan seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun di Medan, ia berkata dengan nada lirih, “Saya tidak pernah menyangka jalan kaki 20 menit setiap pagi mampu membuat badan saya terasa lebih ringan, tidur lebih nyenyak, dan tekanan darah saya lebih stabil.” Ucapan sederhana itu mencerminkan betapa olahraga ringan, yang sering dianggap remeh, sebenarnya menyimpan kekuatan besar untuk menjaga kesehatan jantung sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Kisah tersebut sejalan dengan banyak temuan ilmiah bahwa upaya pencegahan penyakit jantung tidak selalu membutuhkan cara mahal atau rumit, melainkan dapat dimulai dari aktivitas fisik sederhana yang dilakukan dengan konsistensi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jantung, sebagai organ vital yang tak pernah berhenti bekerja, memompa darah ke seluruh tubuh demi memastikan nutrisi dan oksigen tersalurkan dengan baik. Namun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga organ ini sering kali muncul terlambat, biasanya setelah muncul gejala tekanan darah tinggi, kolesterol berlebih, atau bahkan penyakit jantung koroner. Padahal, olahraga ringan merupakan salah satu cara paling mudah sekaligus efektif untuk melindungi jantung. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen dan diabetes melitus tipe 2 sebesar 10,9 persen, sementara angka obesitas meningkat hingga 21,8 persen (Kemenkes RI, 2019). Angka tersebut memperlihatkan betapa gaya hidup minim aktivitas menjadi faktor risiko serius yang tidak bisa diabaikan.

Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Akan tetapi, pola hidup sehat dapat menekan risiko tersebut secara signifikan, dan olahraga ringan termasuk di dalamnya. Menurut Canadian Society for Exercise Physiology (1998), tubuh membutuhkan aktivitas ringan seperti berjalan kaki selama sekitar 60 menit setiap hari. Untuk olahraga dengan intensitas lebih tinggi seperti bersepeda atau berenang, cukup dilakukan 30–60 menit sebanyak empat kali seminggu, sedangkan jogging atau aerobik dapat dilakukan 20–30 menit dengan catatan konsisten dan bertahap. Rekomendasi ini menegaskan bahwa olahraga bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi untuk memastikan jantung tetap sehat.

Manfaat olahraga ringan bagi kesehatan tubuh tidak terbatas pada jantung semata. Aktivitas fisik teratur terbukti meningkatkan daya tahan tubuh dengan merangsang produksi hormon yang memperkuat sistem imun, memperlancar aliran darah ke otak sehingga mendukung konsentrasi dan fungsi kognitif, serta memicu pelepasan endorfin yang mampu mengurangi stres dan kecemasan. Selain itu, olahraga juga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Dengan demikian, aktivitas ini berperan ganda, bukan hanya mencegah penyakit, tetapi juga menjadi terapi alami bagi mereka yang tengah berjuang memulihkan kesehatan.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh American Heart Association (2023) menekankan bahwa orang dewasa dianjurkan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang selama 150 menit per minggu. Aktivitas ini tidak harus dilakukan sekaligus, melainkan dapat dicicil dalam beberapa sesi singkat, misalnya berjalan pagi 10 menit, berjalan sore 10 menit, dan peregangan malam 10 menit. Konsistensi jauh lebih penting daripada durasi panjang yang sulit dijaga, sehingga olahraga ringan menjadi solusi realistis bagi berbagai kalangan, termasuk mereka yang sibuk atau memiliki keterbatasan kesehatan.

Olahraga ringan seperti jalan kaki cepat, bersepeda santai, yoga, senam low-impact, hingga aktivitas sederhana seperti naik turun tangga atau berkebun, semuanya dapat memberikan manfaat besar bagi jantung. Menurut World Health Organization (2020), aktivitas dengan intensitas ringan hingga sedang yang dilakukan secara teratur mampu menurunkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, hingga diabetes. Pernyataan ini sekaligus membantah anggapan bahwa olahraga hanya bisa dilakukan di pusat kebugaran atau melalui aktivitas ekstrem. Justru, kegiatan sehari-hari yang dilakukan dengan kesadaran dan konsistensi mampu menghadirkan manfaat yang sama, bahkan lebih aman bagi kelompok usia lanjut atau individu dengan riwayat penyakit tertentu.

Dengan memahami pentingnya olahraga ringan, kita diingatkan bahwa kesehatan jantung bukanlah hadiah instan, melainkan hasil dari kebiasaan yang dibangun setiap hari. Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan cenderung minim gerak, olahraga ringan adalah bentuk perlawanan sederhana namun mendalam terhadap ancaman penyakit kronis. Mengabaikan olahraga berarti membiarkan tubuh kehilangan kesempatan emas untuk mempertahankan vitalitasnya.

Pada akhirnya, olahraga ringan bukan sekadar rutinitas fisik, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan, produktivitas, dan kebahagiaan. Pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri adalah: apakah kita rela menukar beberapa menit waktu setiap hari dengan kesehatan jantung yang lebih terjaga dan hidup yang lebih berkualitas? Pilihan ada di tangan kita, dan pilihan itu akan menentukan arah masa depan. Jika jantung adalah pusat kehidupan, maka olahraga ringan adalah denyut yang menjaga ritme kehidupan tetap harmonis.

Corresponding Author: Lathifa Nurrahmah ([email protected] )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler