x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menanti Risma di Jakarta

Aspirasi masyarakat mendukung Risma mengalir deras 3 bulan terakhir ini. Di Jakarta muncul beberapa kelompok dan komunitas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Satu bulan menjelang pendaftaran ke KPU, PDIP tak kunjung mempublikasi nama calon Gubernur yang bakal diusung untuk menjadi penantang Basuki Tjahaya Purnama. Meski partai Golkar, Nasdem dan Partai Hanura sudah bersepakat untuk mendukung Basuki. Dan Partai Gerindra telah menyebut nama Sandiaga Uno sebagai calon Gubernur. Namun PDIP belum terpengaruh. Entah apa yang mereka tunggu?

Bias jadi partai berlambang moncong putih itu telah memuutuskan siapa calon yang bakal diusung tapi belum memngumumkan ke public karena berbagai macam pertimbangan. Menunggu momentum, mungkin. Atau untuk memainkan emosi masa hingga wak deadline pendaftaran. Hal itu selalu terjadi di Pilkada-pilkada. Mendengar aspirasi masyarakat hanya dalil semata.

Belakangan ini nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau karib dipanggil Risma mencuat. Bahkan pidato Risma kemarin diplintir media sebagai ucapan perpisahan untuk meninggalkan kota Pahlawan menuju Ibukota Jakarta. Tapi Risma meluruskan pemberitaan yang menjadi trending topic di social media.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aspirasi masyarakat mendukung Risma mengalir deras 3 bulan terakhir ini. Di Jakarta muncul beberapa kelompok dan komunitas yang terang-terangan menginginkan Risma untuk menjadi Gubernur bukan calon Gubernur. Simpul-simpul masyarakt tersebut telah mendeklarasikan diri dan menggelar orasi di sejumlah titik Jakarta.

Di dunia maya telah muncul gerakan menyabut Jakarta menyambut Risma. Photo-photo dan gambar Walikota perempuan pun tersebar cukup massif dan dibagikan oleh banyak pengguna social media. Hal itu menandakan bahwa animo masyarakat menunggu Risma untuk dibawa PDIP ke Jakarta cukup tinggi. Karena banyak alasan yang rasional masyarakt untuk untuk memilih Rsima.

Lembaga survey pun tidak sedikit menyebut Risma sebagai penantang kuat Ahok dan mempunyai kans besar memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Bahkan baru-baru ini Hamdi Muluk dan lembaganya merekomendasikan Risma untuk menggantikan Ahok  yang merupakan hasil riset yang dilakukannya.

Risma memang sangat strategis untuk menjadi penantang Ahok karena Risma merupakan tokoh politik yang menurut penilaian masyarakat cukup netral. Netral yang dimaksud disini adalah Risma bias diterima oleh semua kelompok, komunitas dan golongan.

Pasca pemilihan Presiden, secara politik yang terjadi di masyarakat terpecah menjadi dua kubu yaitu kubu pendukung Presiden Joko Widodo dan kubu pendukung Prabowo Subianto. Sampai hari ini kedua pendukung tersebut belum terlihat akur. Meski para elitenya di Jakarta telah merubah haluan dengan bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat. Namun di akar rumput resitensi itu masih terlihat nyata.

Dinamika ini tentu menjadi salah satu pertimbangan oleh PDIP dalam menentukan calon orang nomor satu Jakarta. PDIP tentu menginginkan calon yang bakal diusung diterima oleh semua kelompok dan golongan.

Dan apabila PDIP mengusung Risma masyarakat di tataran bawah jug bakal menerima. Makanya ketika Risma digadang-gadangkan untuk menjadi Calon Gubenur Jakarta, masyarakat menyabut dengan antusias. Apakah itu mereka dulunya pendukung Jokowi ataupun pendukung Prabowo.

Selain itu, kelompok Islam Jakarta juga bakal mendukung karena Risma tidak hanya kader partai nasionalis tapi juga merupakan representasi dari kalangan Islam tradisional. Asumsi tersebut dapat dilihat dari komentar, sikap dan prilaku Risma selama menjabaat Walikota Surabaya. Jadi, tidak salah kiranya PDIP akan menjatuhkan pilihan ke Walikota Surabaya itu.

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler