x

Iklan

Istiqomatul Hayati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Redpel Investigasi Tempo Buka-bukaan Liputan Pizza Kedaluwarsa

Diskusi interaktif menyoal #adaapadenganpizza ini digelar melalui Periscope @tempo.co pada Selasa, 6 September 2016 pukul 15.00.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Redaktur Pelaksana Investigasi Majalah Tempo Philipus Parera buka-bukaan mengenai proses selama menginvestigasi soal perpanjangan izin masa kedaluwarsa tiga waralaba terkenal yang beroperasi di Indonesia, yakni Marugame Udon, Pizza Hut, dan Pizza Hut Delivery. Diskusi interaktif yang dipandu Ferdhinand Akbar ini menyoal #adaapadenganpizza dan digelar melalui Periscope @tempo.co pada Selasa, 6  September 2016 pukul 15.00.

Berikut pertanyaan yang muncul.

Sejak Hari Minggu itu sudah beredar di media sosial yang mempertanyakan kenapa Tempo keluar dari pakem politik?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak yang begitu. Saya ingin menegaskan prinsip utama dari liputan Tempo adalah kami membela kepentingan publik. Memang selama ini Tempo dikenal sebagai majalah politik dan ekonomi. Tapi tidak menutup kemungkinan Tempo juga menulis persoalan publik. Dan saya kira soal keamanan makanan itu hal sangat penting bagi publik. Ini adalah waralaba yang pengunjungnya setiap tahun bisa mencapai empat sampai lima juta orang. Kami ingin menjangkau kepentingan yang luas, maka kami tak perlu ragu untuk menginvestigasi liputan ini.

Apa metode yang digunakan untuk investigasi?

Kalau mau jujur, metode yang dilakukan di #adaapadenganpizza ini paling mudah bagi kami karena kami cuma reportase. Sebab, ada sumber yang bersedia bercerita dengan membawa dokumen cukup lengkap, valid, dan komprehensif. Jadi yang kami lakukan, kalau di Tempo menyebutnya, menghidupkannya. Bagaimana meyakinkan bahwa data-data ini valid, dengan melakukan liputan di lapangan untuk membuktikan tidak sekadar dokumen tapi juga terbukti. Kami mengobrol dengan karyawan, pejabat perusahaan, dan kami datang ke sana untuk melihat sendiri. Kami juga mencari polisi untuk melihat bagaimana mereka melakukan penyidikan dan melihat barang kedaluwarsa yang mereka sita. Kami melihat sendiri bahan yang disita. Kabareskrim juga sudah menegaskan sudah menyita barang kedaluarsa dan menyegelnya.

Ada yang menyebut kok Tempo terlalu berani mengungkapkan hal yang masih dugaan?

Beberapa waktu lalu, salah seorang redaktur pelaksana Tempo sudah membuat komplet dan komprehensif menjelaskan tentang penggunaan kata diduga. Kami di pers, menggunakan kata dugaan, itu untuk mengatakan kepada publik bahwa ini kerja jurnalistik, ini bukan penyidikan investigasi untuk hukum, sehingga kami menyediakan ruang bagi kemungkinan lain bahwa bisa saja kami salah. Dengan menggunakan metode ini dengan fakta-fakta yang kami miliki, kami yakin apa yang kami tulis itu benar. Kata diduga ini juga untuk menunjukkan praduga tak bersalah supaya tidak terjadi trial by press.  

Sumber investigasi ini dari mana? Dari investigasi atau dari karyawan yang sudah keluar?

Seperti sudah kami jelaskan, kami dapat bahan dari teman-teman BBC Indonesia. Mereka tawarkan.  Ada sumber yang datang mereka soal dugaan kedaluarsa pada bahan udon dan pizza ini. Dia juga tunjukkan dokumen yang penting.

Bagaimana liputan kolaborasi dengan BBC ini terjadi?

Bahan awal berupa temuan ini yang punya BBC. Mereka mengajak Tempo ikut investigasi.  Ajakan ini membahagiakan Tempo untuk menggelar proyek bersama. Sebab, dengan bekerja sama, impactnya akan luar biasa. Kami berharap ada perubahan lebih baik. Kami juga berharap teman-teman media melakukan hal serupa. Semakin banyak menuliskan, semakin banyak perjuangan kita didengar dan diperhatikan. Apalagi untuk kasus pizza ini, yang mendapat bahan bukan saja BBC tapi ada media lain.

Kenapa covernya meniru brand Khong Guan?

Sebenarnya bukan saya yang tepat menjawab pertanyaan ini. Di Tempo cover dibuat oleh tim desain. Tapi kalau saya bisa jawab, ini kan menyangkut makanan dan keluarga khong guan itu suatu symbol ikonik. Ini imaji tentang keluarga yang duduk bersama dan makan makanan yang sehat. Ternyata tidak. Terjadi kontradiksi yang ingin ditampilkan dengan simbolisasi itu..

Apa reaksi YLKI dan Badan POM atas investigasi ini?

YLKI dan Badan POM itu kami datangi paling awal setelah mendapat bahan ini. Bagaimana sih status makanan kedaluarsa. Bagaimana hubungan kedaluarsa dengan hak konsumen.  Menurut UU Pangan, ini sudah tindak pidana dan bahan  makanan yang melewati masa kedaluwarsa itu tergolong makanan tercemar. Dari YLKI, kami dijelaskan bahwa perpanjangan masa kedaluarsa ini telah menciderai hak konsumen. Dalam UU Konsumen, disebutkan dengan jelas, konsumen berhak tahu dan mendapatkan penjelasan yang benar. Kalau sampai ketahuan, perusahaannya bisa ditutup lho karena menyangkut hak konsumen dan perlindungan.

Kenapa baru ketahuan sekarang?

Harusnya ini menjadi titik awal kita untuk mengetahui sungguh-sungguh. Sudah sejak lama problem makanan siap saja itu juga jajanan yang penuh pewarna, pengawet. Sayang, bangsa besar ini jadi rusak karena tidak bisa menjaga makanan.

Bagaimana respons publik? Di media sosial, banyak kecaman yang muncul kepada Tempo, baru diduga kok sudah dipublikasikan?

Respons publik cukup positif. Entah mencela entah memuji liputan Tempo, mereka sama-sama konsen terhadap isu kedaluarsa. Yang saya harapkan akan tercipta diskusi lebih positif dan pemahaman bersama. Agar pemerintah benar-benar memperhatikan persoalan ini.  

Ada yang bilang bahwa liputan Tempo berdasarkan pesanan? Bagaimana Anda meresponsnya?

Saya menegaskan yang pesan itu semua redaksi yang hadir untuk rapat. Kami membahas sejauh mana informasi ini penting karena ini menyangkut waralaba yang sangat berpengaruh. Jadi kalau ada yang bilang ini pesanan saya mau balik. Pizza Hut ini sering beriklan di Tempo lho. Sebenarnya akan lebih menguntungkan bagi kami untuk tidak menurunkan tulisan ini. Ngapain juga kami capek-capek investigasi. Tapi kami berpikir untuk kepentingan publik. Ini bahan kedaluwarsa yang diduga oleh 3 waralaba besar yang tiap tahun dikunjungi sampai lima juta pengunjung. Ini demi kepentingan publik luas. Kalau kita tidak menurunkan bagaimana pertanggunjawaban atas makanan yang kita makan.

Kenapa hanya Pizza Hut, PHD, Marugame?

Investigasi berkaitan dengan kemampuan kami mencari bahan. Apa yang diinvestigasi bukan sekadar Marugame. Kalau ada yg lain, bisa. Tim kami cuma empat. Kalau teman-teman menemukan kasus di tempat lain, ayo kita investigasi bersama.

Ikuti tulisan menarik Istiqomatul Hayati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB