Kepoin Yuk, Mazhab Iqtishaduna Apa Sih?
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBMazhab ini berpendapat bahwa ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan dengan Islam. Ekonomi tetap ekonomi dan Islam tetap Islam. hanya saja beda pandangan.
Mazhab ini berpendapat bahwa ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan dengan Islam. Ekonomi tetap ekonomi dan Islam tetap Islam. Ada perbedaan dalam memandang masalah ekonomi (kelangkaan). Baqir menolak adanya kelangkaan. Dengan alasan, Allah menciptakan bumi, langit dan segala isinya adalah untuk manusia. Baqir menolak pandangan tidak terbatasnya keinginan manusia, karena ada marginal utility, law of diminishing returns. Masalah muncul karena distribusi yang tidak merata dan ketidak adilan Teori ekonomi seharusnya didesikasikan dari Al Qur’an. Salah satu tokoh mazhab adalah Muhammad Baqir as Sadr.
- Biografi
Nama lengkapnya asy-Syahid Muhammad Baqir as-Sadr. Lahir di Kadhimiyeh di sebuah daerah Baqdad pada tahun 1935. Sadr merupakan salah seorang keturunan dari keluarga sarjana dan intelektual yang menganut paham Syiah. Oleh karena itu sangat wajar manakala ia menjadi salah seorang pemikir kontemporer yang mendapatkan perhatian yang besar dari kalangan umat Islam Pendidikannya dimulai dari sebuah sekolah tradisional di Iraq. Di tempat tersebut ia belajar fiqh, ushul dan teologi. Sewaktu sekolah, Sadr sangat menonjol dalam prestasi intelektualnya. Oleh karena itu, pada saat berumur 20 tahun, Sadr telah memperoleh derajat sebagai mujtahid Mutlaq yang selanjutnya meningkat kembali menjadi posisi yang lebih tinggi yang marja Sekalipun memiliki latar belakang pendidikan tradisional, namun Sadr memiliki minat intelektual yang tajam dan seringkali bermain dalam isu-isu kontemporer. Beberapa fakta akan hal ini dapat dilahat dalam penguasaannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, ekonomi, sosiologi, sejarah dan hukum. Dua karya masterpis Sadr yang mewakili pemikirannya dalam bidang filsafat dan ekonomi dapat dirujuk dalam falsafatuna (filsafat kita) dan Iqtishoduna (ekonomi kita).
- Pokok Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir Ash-Sadr
1. Difinisi ekonomi Islam (Proses Penggalian Doktrin Ekonomi Islam) Dalam mendifinisikan ekonomi Islam, Baqir Sadr mencoba memberikan sebuah intepretasi baru yang bisa dikatakan original. Pendifinisian tersebut di mulai dari membangun kerangka dasar dengan membuat perbedaan yang signifikan antara ilmu ekonomi dan doktrin ekonomi.
Menurut Sadr, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang berhubungan dengan penjelasan terperinci perihal kehidupan ekonomi, peristiwa-peristiwanya, gejala-gejala (fenomena-fenomena) lahiriahnya, serta hubungan antara peristiwa-peristiwa dan fenomena-fenomena tersebut dengan sebab-sebab dan factor-faktor umum yang memepengaruhinya. Difinisi ini jika dirujuk ke paradigma konvensional dapat ditemukan serupa dalam pemikiran Samuelson yang menyatakan bahwa “Ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai cara-cara manusia dan masyarakat dalam menentukan atau menjatuhkan pilihan dengan atau tanpa uang untuk menggunakan sumber-sumber produktif yang langka yang dapat mempunyai pengunaan-penggunaan alternatif untuk memproduksi berbagai barang serta membaginya untuk dikonsumsi baik untuk waktu sekarang maupun yang akan datang kepada berbagai golongan dan kelompok di dalam masyarakat.
2.Pandangan Islam Tentang Masalah Ekonomi.
Menurut Sadr, masalah-masalah ekonomi lahir bukan disebabkan oleh kelangkaan sumber-sumber material ataupun terbatasnya kekayaan alam. Hal ini didukung dengan dalil al-Qur’an S. al-Qomar: 49 yang menyatakan “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya”. Dari ayat tersebut yang kemudian diperkuat dalam al-Qur’an S. Ibrahim :32-34, Sadr berpendapat bahwa permasalahan ekonomi muncul kareana disebabkan oleh dua factor yang mendasar. Pertama adalah karena prilaku manusia yang melakukan kezaliman dan kedua karena mengingkari nikmat Allah SWT. Dzalim disini dimaksudkan bahwa betapa banyak ditemukan dalam realitas empiris, manusia dalam aktivitas distribusi kekayaan cenderung melakukan kecurangan-kecurangan untuk memperoleh keuntungan pribadi semata, seperti melakukan tindakan penimbunan atau ikhtikar. Sedangkan yang dimaksud ingkar adalah manusia cenderung menafikan nikmat Allah dengan semena-mena mengeksolitasi sumber sumber alam. Dari kedua aspek tersebut, Sadr menyimpulkan sebagai salah satu factor yang dominan yang menjadi akar lahirnya permasalahan ekonomi dalam kehidupan manusia, bukan karene akibat terbatasnya alam atau karena ketidakmampuan alam dalam merespon setiap dinamika kebutuhan manusia. Menurut Sadr, masalah tersebut hanya dapat teratasi dengan mengakhiri kedzaliman dan keingkaran manusia. Salah satu cara yang ditawarkan Sadr adalah dengan menciptakan hubungan yang baik antara distribusi dan mobilisasi segenap sumber daya material untuk memakmurkan alam serta menyibak segala kekayaan.
3. Distribusi Kekayaan Dalam pemikiran Sadr.
distribusi kekayaan berjalan pada dua tingkatan, yang pertama adalah distribusi sumber-sumber produksi dan yang kedua adalah distribusi kekayaan produktif. Pokok pikiran yang di maksud Sadr, sebagai sumber-sumber produktif adalah terkait dengan tanah, bahan-bahan mentah, alat-lat dan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi beragam barang dan komoditas. Sedangkan yang termasuk dengan kekayaan produktif hasil dari proses pengolahan atau hasil dari aktivitas produksi melalui kombinasi sumber-sumber produsi yang di hasilkan manusia melaui kerja. Berkenaan dengan ini pula, maka prinsip-prinsip menjaga adilnya sirkulasi kekayaan dan keseimbangan harta ditengah-tengah kehidupan masyarakat juga masuk dalam konsepsi Sadr .
4.Distribusi Kekayaan
Dalam pemikiran Sadr, distribusi kekayaan berjalan pada dua tingkatan, yang pertama adalah distribusi sumber-sumber produksi dan yang kedua adalah distribusi kekayaan produktif. Pokok pikiran yang di maksud Sadr, sebagai sumber-sumber produktif adalah terkait dengan tanah, bahan-bahan mentah, alat-lat dan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi beragam barang dan komoditas. Sedangkan yang termasuk dengan kekayaan produktif hasil dari proses pengolahan atau hasil dari aktivitas produksi melalui kombinasi sumber-sumber produsi yang di hasilkan manusia melaui kerja. Berkenaan dengan ini pula, maka prinsip-prinsip menjaga adilnya sirkulasi kekayaan dan keseimbangan harta ditengah-tengah kehidupan masyarakat juga masuk dalam konsepsi Sadr sebagaimana pemikiran ekonomi Islam lainnya.
- Karya
Baqir Ash-Shadr memberikan banyak sumbangan kepada surat-surat kabar dan jurnal. Dia juga menulis sejumlah buku, terutama tentang ekonomi, sosiologi, teologi dan filsafat. Diantara buku-buku ini, yang paling terkenal yaitu:
1. Al-Fatwa Al-Wadhihah (Fatwa yang Jelas)
2. Manhaj Ash-Shalihin (Jalan Orang-orang Saleh)
3. Iqtishaduna (Ekonomi Kita)
4. Al-Madrasah Al-Islamiyayah (Mazhab Islam)
5. Ghayat Al-Fikr fi Al-'Ushul (Pemikiran Puncak dalam 'Ushul)
6. Ta'liqat 'ala Al-Asfar (Ulasan tentang empat kitab perjalanan Mulla Sadhra)
7. Manabi' Al-Qudrah fi Dawlat Al-Islam (Sumber-Sumber Kekuasaan dalam Negara Islam)
8. Al-Insan Al-Mu'ashir wa Al-Musykilah Al-Ijtima'iyyah (Manusia Modern dan Problem Sosial)
9. Al-Bank Al-Islamiyyah (Bank Islam)
10. Durus fi 'Ilm al-'Ushul (Kuliah tentang Ilmu Prinsip Hukum Islam)
11. Al-Mursil wa Al-Rasul wa Al-Risalah (Yang Mengutus, Rasul dan Risalah)
12. Ahkam Al-Hajj (Hukum-Hukum Hajji)
13. Al-'Ushul al-Manthiqiyyah li Al-Istiqra (Asas-Asas Logika dalam Induksi), dan
14. Falsafatuna (Filsafat Kita)
DAFTAR PUSTAKA
Andi Muawiyah, Peta Pemikiran Karl Marx : Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis, Yogyakarta: LKis, 2000
Muhammad Baqir Ash Shadr. Buku Induk Ekonomi Islam – Iqtishaduna, terj. Yudi, cet.1. Jakarta: Zahra, 2008.
Muhammad Baqir Ash Shadr. Keunggulan Ekonomi Islam: Mengkaji Sistem Ekonomi Barat dengan Kerangka Pemikiran Sistem Ekonomi Islam, tsrj. M.Hashem, cet.2. Jakarta: Pustaka Zahra, 2002.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Kepoin Yuk, Mazhab Iqtishaduna Apa Sih?
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBEtika Utilitarianisme dalam Berbisnis
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler