x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Akupunktur Sebagai Terapi Pengobatan Pelengkap

Akupunktur dipercaya dapat mengembalikan jalur sirkadian syaraf ke fungsinya semula

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seumur hidup saya, pengobatan medis menjadi sebuah pilihan utama, dibandingkan harus menjalani pengobatan komplementer atau alternatif. Namun, seminggu yang lalu, saya coba menjalani pengobatan komplementer untuk mengembalikan fungsi gerak lengan yang mulai berat ketika diangkat. Pengobatan komplementer yang saya pilih adalah Akupunktur, dengan pertimbangan, akupunktur adalah pengobatan komplementer yang paling mendekati standar efikasi medis (tingkat kesembuhannya dapat dibuktikan secara klinis). Saya memilih upaya komplementer setelah mencari-cari keterangan di Google dan beberapa keterangan teman teman paramedis.

 

Setelah melakukan upaya pencarian, saya menjatuhkan sebuah pilihan pada klinik akupunktur yang berada di dalam sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan. Lalu saya membuat janji dengan dokter akupunktur yang ada di rumah sakit tersebut. Maka, pada Selasa, 13 Februari 2018, saya menjalani akupunktur pertama saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Setelah mendaftar administrasi, saya langsung dibawa ke sebuah ruangan di lantai 6. Di dalam ruangan itu,saya diberi beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan tentu seputar keluhan yang saya rasa dan  riwayat penyakit apa saja yang pernah saya miliki. Setelah itu, petugas paramedis mengukur tekanan darah dan berat badan saya.

 

Lima menit kemudian, seorang dokter perempuan yang sangat ramah mulai mengajak saya berbicara, sambil mengoleskan alkohol ke wilayah lengan. Sambil berbicara, dokter tersebut meraba beberapa titik di lengan saya dengan lembut kemudian menusukkan sebuah jarum. Tindakan itu dilakukan berulang ulang, sehingga ada 24 titik di lengan saya yang sudah dipenuhi tusukan jarum. Saat jarum ditusukkan, lengan terasa pegal dan hangat, bahkan di beberapa bagian terasa kebas dan tegang.

 

Menurut dokter tersebut, lengan saya mengalami spasme atau kekejangan otot yang berlangsung dalam beberapa waktu dan timbul dengan sendirinya. Penyebabnya dapat berupa kesalahan gerak atau malah jarangnya melakukan gerakan tertentu. Spasme banyak terjadi pada orang orang yang dulunya sering melakukan olahraga, lalu tiba tiba berhenti melakukan olahraga dalam waktu lama. Sehingga banyak otot yang membeku dan akhirnya kaku.

 

24 Jarum akupunktur tersebut berada di lengan saya selama kurang lebih 10 menit. Selama jarum itu berada di lengan saya, rasa linu dan kaku yang saya rasakan sebelumnya mulai berkurang. Terutama di daerah bawah lengan dekat ketiak dan telapak tangan, berganti menjadi hangat.

 

Karena saya hanya mengalami spasme ringan, maka dokter tersebut hanya menyarankan saya datang sekali saja. Biasanya, bagi penyakit kelainan otot atau syaraf yang lebih berat, akupunktur dapat dilakukan lebih dari sekali. Selain digunakan untuk mengobati rasa sakit yang disebabkan kesalahan letak dan fungsi gerak, akupunktur juga dapat diberikan bagi individu yang memiliki autisme dan epilepsi.

 

Beberapa dokter spesialis mata juga menyarankan pengobatan akupunktur sebagai pengobatan pelengkap yang dapat menyelamatkan syaraf mata. Misalnya, bagi pasien dengan retinopati diabetik seperti saya, batang syaraf yang mengalami degradasi fungsi sangat disarankan untuk mendapatkan terapi akupunktur. Beberapa dokter menyebutkan, terapi dengan akupunktur dapat mengembalikan dan mengurutkan sirkadian syaraf ke fungsinya semula.

 

Akupunktur secara formal dikenal di Indonesia tahun 1963. Saat itu Menteri Kesehatan meresmikan pilot project pengobatan ini di RSCM dengan mendatangkan dokter dokter spesialis akupunktur dari RRC. Para dokter tersebut dilibatkan dalam pengobatan yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit lainnya seperti dokter spesialis penyakit dalam, THT, mata  hingga spesialis anak. Saat itu, untuk memberikan pelayanan akupunktur kepada masyarakat, dibentuk Sub Bagian Akupunktur Bagian Penyakit Dalam FKUI/RSCM dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Oei Eng Tie. Saat ini akupunktur telah memiliki departemen mandiri di RSCM dan terus dikembangkan penelitiannya.

 

Pada tahun 2003 dalam Muktamar Ikatan Dokter indonesia ke-XXV ditetapkan bahwa Dokter Ahli Akupunktur lulusan RSCM setara dengan dokter spesialis lainnya. Kolegium Kedokteran Indonesia telah menetapkan pula adanya Dokter Spesialis Akupunktur Medik dengan singkatan Sp.Ak. dalam perkembangannya, akupunktur tidak hanya digunakan untuk pengobatan penyakit, tetapi juga estetika dan kecantikan. Teknologinya pun semakin berkembang, misalnya laserpunctur. Sebuah terapi yang menggunakan titik titik akupunktur dengan menggunaakan rangsangan sinar laser.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu