x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menolak Panggilan, Kenapa ?

Zaman now, banyak orang “gemar menolak” panggilan. Jangan teman atau saudara, panggilan orang tua pun gak digubris. Mungkin ingin dipanggil Allah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Ibu bingung sama kamu, Nak. Mainin HP mulu tapi giliran Ibu telpon gak angkat. Ibu panggil gak nyahut. Kenapa sih kamu?” jelas seorang Ibu pada anaknya.

“Duhh, maaf Bu. Aku lagi sibuk …” jawab anaknya singkat.

“Iya, sesibuk apapun kamu. Harusnya angkat dong telepon Ibu. Angkat panggilan Ibu, apa sih susahnya. Sejak kamu dewasa hingga kerja sekarang, Ibu kan jarang memanggilmu” kata Ibu sedikit menasihati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Iya iya Bu. Lagi sih Ibu, udah tahu aku lagi sibuk malah nelpon” ujar si anak membela diri.

 

Itu kisah nyata. Tapi juga bisa jadi ilustrasi hidup d zaman now. Berapa banyak di antara kita yang “gemar menolak” panggilan? Jangankan teman atau saudara. Orang tua pun ketika menelpon sering tidak diangkat. Menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah lewat telepon, WA atau sms. GEMAR MENOLAK PANGGILAN.

 

Kenapa menolak panggilan?

Menolak panggilan, kalo gak sengaja gak masalah. Lalu, gimana kalo disengaja? Entah karena alasan malas, karena sibuk atau karena gak suka. Selalu ada alasan-alasan yang negatif untuk menolak panggilan. Itulah manusia. Atas nama ego, pangkat, jabatan atau status sosial terlalu mudah “menolak panggilan”.

 

Hati-hati, jika terbiasa menolak panggilan. Panggilan manusia memang masih bisa ditolak. TAPI Panggilan Allah, cepat atau lambat, sungguh gak mungkin bisa ditolak. Maka berlatihlah untuk GAK GEMAR MENOLAK PANGGILAN.

 

Kenapa gak boleh menolak panggilan?

Manusia sering lupa. Sungguh, Allah itu hanya memanggil manusia 3 kali saja seumur hidup. Dan gak akan ada yang bisa menolak panggilan Allah. Semuanya harus dilaksanakan, dikerjakan tanpa kecuali.

 

Sementara panggilan manusia sering ditolak. Manusia satu memanggil manusia lainnya berkali-kali. Gak pernah digubris, alias dicuekin. Hingga berteriak-teriak gak jelas, bersuara keras, kencang lalu marah-marah. Bahkan zaman now pun, terlalu mudah saling mencaci maki, menghujat seolah telah menguasai dunia. Entah, siapa sebenarnya manusia itu? Mengaku hamba tapi mengambil hak-hak Allah.

 

Apakah kita bisa menolak Panggilan Allah? Sungguh tidak bisa. Panggilan Allah, hanya 3 kali saja seumur hidup manusia.

 

Pertama, adalah panggilan ADZAN.

Panggilan yang sangat jelas terdengar di telinga kita. Panggilan untuk sholat. Maka sholat adalah jawaban atas panggilan Allah ini. Hebatnya Allah masih fleksibel, DIA gak marah kok kalo kita telat mengerjakannya. Bagi yang gak sholat pun. Allah gak marah seketika. Allah masih kasih rezeki, sehat, bahagia. Itulah kehebatan Allah. Lalu, masihkah kita ingin lalai dari panggilan Allah yang ini? Penuhilah panggilan Adzan, dan sholatlah mumpung masih ada waktu.

 

Kedua, adalah panggilan HAJI.

Panggilan yang sangat halus, hanya dirasakan oleh hati dan iman. Allah memanggil hamba-Nya untuk melaksanakan haji, walau sifatnya “bergiliran”. Dengan ber-ihram dan melafazkan “Labaik Allahuma Labaik”, sungguh kita sedang menjawab panggilan-Nya. Panggilan ini hanya Allah yang tahu. Karena tiap hamba-Nya mendapatkan kesempatan yang berbeda satu sama lainnya. Ada yang punya uang tapi belum pergi haji. Ada yang gak punya uang tapi bisa pergi haji. Ada yang sudah rencana gak sempat pergi, ada yang belum rencana tapi berangkat. Tapi banyak yang merencanakan dan terkabul, Alhamdulillah.

 

Ketiga, adalah panggilan KEMATIAN.

Panggilan Allah yang ini harus dijawab dengan amal sholeh. Bahkan jika sudah gak mempan lewat panggilan ADZAN dan panggilan HAJI, Allah pun pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena “qullu nafsin zaiqotul maut”, setiap manusia pasti akan merasakan mati. Hidup dan mati manusia hanya di tangan Allah. Di banyak kasus, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung akan datangnya kematian. Ada yang mati muda, ada yang mati tua. Ada yang mati karena sakit, ada yang mati tanpa sakit. Sungguh, KEMATIAN rahasia Allah sebagai bukti panggilan Allah. KEMATIAN, gak akan mampu dijawab dengan lisan atau gerakan. Hanya AMAL SHOLEH yang bisa menjawabnya.

 

Maka, jawablah ke-3 panggilan Allah dengan hati dan sikap kita yang khusnul khotimah. Jangan tolak panggilan Allah, jangan sama sekali.

 

Sahabat, dunia ini sementara. Tapi akhirat kekal abadi selamanya. Bersiaplah untuk menuju-Nya, penuhilah panggilan Allah. Silakan kita tolak panggilan manusia yang lain. Tapi kita gak mungkin menolak panggilan Allah. Itu pasti ….

 

Maka di dunia, kita gak perlu menghisab orang lain seolah-olah kita bertindak seperti  Tuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang gak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah, dan sekali lagi penuhi panggilan Allah.

 

Ada banyak amal dan kebaikan yang bisa diperbuat di waktu tersisa. Sebelum panggilan KEMATIAN tiba. Maka berlatihlah. Untuk gak menolak panggilan. Dari siapapun untuk apapun. Agar kebaikan menjadi panggilan jiwa kita. Agar Allah selalu memanggil kita saat ada kebaikan yang harus dilakukan.

 

Sungguh, kebahagiaan itu ada di tangan Allah, dan itu gak akan diraih kecuali dengan taat kepada Allah. Lalu nyatakan dalam hati kecil kita, “Dunia ini hanya sementara, Akhirat-lah tujuan kita. Jangan tolak panggilan kebaikan sampai kita meletakkan telapak kaki di surga”. Wallahu a’lam bishowab…. #MenolakPanggilan

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler