x

Iklan

Muhammad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Saat Nabi Muhammad Dilamar Khadijah

Dilema yang dialami Nabi Muhammad S.a.w. saat menentukan keputusan untuk menikahi Siti Khadijah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Melalui paman Nabi yang bernama Abu Thalib, Khadijah menyampaikan keinginannya untuk mempersunting Nabi Muhammad. Pada saat itu Nabi Muhammad masih berusia 25 tahun, masa kenabian baru datang setelah 15 tahun kemudian. Apa yang dilakukan Nabi saat itu tentu saja tak dapat dijadikan dalil berkaitan dengan masalah pernikahan. Apa yang dilakukannya pun belum dianggap sebagai sunnah Nabi. Karena memang pada saat itu seorang Muhammad belum menjadi Nabi.

Meskipun demikian, melihat track record Nabi Muhammad yang sudah ‘dibimbing’ dan ‘diawasi’ oleh Allah sejak masih kanak-kanak, maka apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada waktu itu tetap bisa dijadikan sebagai tauladan. Misalnya tentang takaran kecukupan umur bagi laki-laki untuk melakukan pernikahan.

Begitu pun dengan fenomena pernikahan antara laki-laki muda dengan perempuan yang lebih tua (ditambah status jandanya). Bukankah sampai saat ini, kondisi pernikahan seperti ini masih dianggap tabu. Padahal Nabi telah melakukannya sejak lama dan pastinya hal ini pun di bawah ‘pengawasan’ Allah. Walaupun dalam kasus ini banyak ulama yang memberikan ‘pembelaan’, seakan tidak rela kalau Nabinya menikahi seseorang yang berumur lima belas tahun lebih tua, berstatus janda pula. Padahal Nabi Muhammad adalah pemuda yang gagah berani dan memiliki perawakan yang tampan serta telah menjadi pebisnis yang sukses. Contoh pembelaan yang disampaikan misalnya; menggambarkan Khadijah sebagai perempuan yang tetap cantik walaupun sudah berumur 40 tahun, dia juga perempuan kaya dan pebisnis sukses. Nabi Muhammad yang masih muda belia bagai mendapat durian runtuh. Namun apa pun pembelaannya, kenyataannya yaitu seorang anak muda berumur 25 tahun rela menikahi wanita berumur 40 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang membuat saya penasaran, apa yang menjadi bahan pertimbangan Nabi pada saat itu sehingga mau menerima pinangan Khadijah? Apakah karena tawaran itu datang melalui pamannya, yang notabene pamannya itu adalah ‘orang tua angkatnya’? Ataukah memang karena sosok Khadijah yang layak diterima? Atau ada alasan lain? Apakah alasan finansial termasuk di dalamnya?

Apa yang paling mempengaruhi keputusan Nabi? Apakah pamannya memiliki peran penting? Ataukah pamannya hanya menjadi perantara yang bersikap netral? Keputusan ini, mana yang lebih mempengaruhi, faktor internal atau eksternal dari diri Nabi?

Saya memiliki keyakinan, pada saat itu, Nabi sebagai anak muda yang berumur 25 tahun, merasa berat untuk mengambil keputusan. Apakah ada kisah atau riwayat yang menjelaskan dengan jelas tentang hal ini?

Ikuti tulisan menarik Muhammad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan