x

Iklan

Aditya Harlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Merekonsiliasi Paradigma Masyarakat terhadap Pemilu 2019

Pemilihan umum (Pemilu) yang akan diadakan pada tanggal 17 April 2019 mendatang akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 tulisan oleh : Raddhin FK
 
Pemilihan umum (Pemilu) yang akan diadakan pada tanggal 17 April 2019 mendatang akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.Bagaimana tidak, sebelum adanya pemilu, para pasangan calon legislatif diperbolehkan untuk berkampanye dengan mempromosikan diri kepada masyarakat tanpa menjatuhkan lawan politiknya serta tidak adanya unsur SARA. Dampak nyata masa berkampanye yang terlihat saat ini dapat ditemukan dipinggir jalan banyak terlihat spanduk berkeliaran dengan gambar tokoh calon pemimpin disertai nama panjang beserta gelarnya, nomor urut, serta slogannya. Selain itu, pada media sosial juga banyak dijumpai meme bergambar lucu yang kerap dikaitkan dengan para tokoh calon pemimpin.
 
            Pemimpin sangat dibutuhkan dalam suatu wilayah untuk menjalankan roda pemerintahan. Masyarakat saat ini tentunya menginginkan pemimpin yang dapat mensejahterakan rakyatnya, tidak korupsi, dapat mengurangi pengangguran, membangun infrastruktur yang baik, memperbaiki perekonomian masyarakat, dan masih banyak lagi ekspektasi dalam segala bidang serta sudut pandang yang berbeda tiap orangnya. Masyarakat seakan menginginkan kesempurnaan bagi para pemimpin mereka dalam segala bidang sehingga dapat mengatasi segala masalah yang ada pada negara berkembang ini. Pada dasarnya, pemimpin juga memiliki visi misi yang tentu berekspektasi pada semakin lebih baik nya wilayah yang akan mereka pimpin.
 
            Transformasi pemerintahan dalam berbagai fase berubah mengikuti perkembangan jaman. Calon pemimpin yang memiliki bentuk pemerintahan berbeda-beda mewajibkan masyarakat untuk memilih pemimpin secara tepat. Beberapa pemimpin yang telah terbukti melakukan KKN membuat masyarakat lebih selektif untuk memilih pemimpin yang tepat untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang terulang kembali. Kejujuran menjadi kunci utama karakter pemimpin yang saat ini langka ditemukan.
 
Di era modern ini adanya media sosial dijadikan media promosi termudah dan paling dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga banyak informasi yang bisa didapatkan. Berbagai opini yang saling menjatuhkan pasangan calon legislatif pun banyak muncul di laman media sosial. Masyarakat kini saling membandingkan pasangan pemimpin mana yang lebih pantas untuk dipilih. Strategi politik pun dengan mudah didapat dengan “membaca” cara kubu lawan untuk mengetahui titik lemahnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi masyarakat untuk menilai calon pemimpin yang tepat melalui media sosial yang dimiliki. Bijak dalam mengakses media sosial hendaknya perlu dilakukan terkait dengan maraknya isu-isu politik yang saling menjatuhkan calon pemimpin. Berperilaku cerdas dalam menilai calon pemimpin yang terbaik sangat penting untuk menentukan ke arah mana bangsa ini akan berjalan. Pasalnya netizen masa kini serba benar dengan segala argumennya, sehingga dapat menjadi pemantik bagi pengguna media sosial lainnya.
 
Pejabat pemerintah yang ada saat ini seakan semakin memperkaya diri melalui perantara rakyatnya. Pepatah yang menyatakan bahwa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin dapat dilihat melalui banyaknya pejabat korupsi yang merajalela. Seakan tidak peduli dengan rakyat yang memiliki keterbatasan ekonomi sehingga putus sekolah, meminta belas kasihan terhadap orang-orang, serta berbagai masalah lain masyarakat berekonomi rendah yang berdampak pada taraf kesejahteraan hidup. Sehingga dengan maraknya korupsi yang ada serta kurang peduli nya pejabat pemerintah dengan masyarakat berdampak pada paradigma masyarakat yang tidak memilih pemimpin pada pemilu 2019 mendatang atau dengan kata lain golput. Percuma saja bagi mereka untuk memilih pemimpin dalam pemilihan umum nanti karena tidak akan merubah kehidupan rakyat ketika mereka tidak berusaha sendiri. Stigma tersebut yang seharusnya dihapuskan karena siapapun pemimpinnya pasti akan berdampak pada kehidupan masyarakatnya sekecil apapun.
 
Pendapatan perekonomian pada petani, peternak, pembudidaya, serta nelayan misalnya berpengaruh ketika pemimpin menentukan banyak tidaknya ekspor impor barang dalam bidang tersebut. Pada bidang kesehatan berdampak penyaluran bantuan santunan bagi masyarakat yang kurang mampu, adalagi pada bantuan bidang pendidikan, lingkungan, teknologi, serta masih banyak bidang lain yang memiliki segudang masalah yang “menunggu” seorang pemimpin untuk penyelesaiannya.
 
Konsumen pengguna media sosial yang bermoral dan berpendidikan hendaknya saling menghargai sebuah perbedaan, berdamai, serta jujur dalam berkehidupan. Seorang yang bermanfaat adalah orang yang dapat membantu orang lain sehingga dapat membangun karakter diri menjadi lebih baik. Bijak dalam memilih tindakan merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjadikan seseorang berintegritas tinggi. Membantu untuk memajukan negara tanah air dapat dimulai dari hal kecil pada setiap orang, berawal dari keikutsertaan dalam pemilihan umum dan memilih pemimpin yang terbaik adalah awal untuk membawa perubahan bangsa kedepan. Sedangkan pemimpin membutuhkan rakyat untuk membantu merealisasikan solusi dari setiap permasalahan yang ada, sehingga saling dibutuhkan kerjasama antar elemen.

Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu