Menanggulangi Masalah Sampah Plastik di Sleman

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masalah sampah plastik sudah menjadi persoalan dunia, persoalan negara, hingga permasalahan daerah.

Persoalan sampah plastik memang sudah jadi perhatian dunia, dan juga perhatian nasional. Dari mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat berlomba-lomba membuat inovasi untuk menanggulangi krisis ini. Kendati begitu, tetap saja masifnya produk dan konsumsi plastik yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat, menjadi hal yang tidak mudah ditangani.

Salah satunya adalah yang dialami Kabupaten Sleman. Guna mendukung pengelolaan sampah, saat ini Kabupaten Sleman sudah memiliki 247 bank sampah, 21 tempat pengelolaan sampah (TPS) dengan sistem 3R (reuse, reduce and recycle), dan 22 Komunitas Peduli Sungai.

Penggunaan plastik yakni sedotan dan tas plastik juga menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Sleman yang terus mengajak seluruh warga Sleman untuk mengurangi sampah plastik.

Upaya mengurangi sampah plastik dapat dimulai dengan langkah kecil dari diri sendiri seperti mengurangi penggunaan sedotan dan tas plastik. Tidak sulit untuk membiasakan untuk membawa tas belanja ramah lingkungan atau botol minuman pribadi. Upaya Kecil ini bisa berdampak besar untuk mengurangi sampah plastik.

Seluruh masyarakat Sleman diharapkan untuk peduli lingkungan dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar, sehingga pada akhirnya mempercepat upaya mewujudkan Kabupaten Sleman yang bersih dan sehat.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun juga menekankan agar warga Sleman terbiasa dengan 3R, reuse atau menggunakan kembali, reduce atau mengurangi produk sampah, dan recycle atau mendaur ulang sampah.

Kepedulian terhadap sampah plastik ini juga jadi perhatian salah seorang tokoh politik di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Soepijanto. Mantan Dirjen Planologi dan Kehutanan Kementerian Kehutanan ini berpendapat, sampah plastik sudah mencemari tanah, laut, dan bahkan tubuh kita.

Sampah plastik seringkali dibakar di tanah, merusak tanah dengan racun dan gas. Sampah plastik mencemari laut kita, dengan begitu banyaknya ia bergenangan bersama ekosistem laut. Terakhir, plastik dalam bentuk mikroplastik terbukti sudah masuk dalam rantai makanan kita, karena banyaknya mikroplastik yang terkonsumsi oleh hewan laut.

Pria yang juga sedang maju sebagai calon anggota DPD DIY ini juga mengutarakan, sangat penting adanya kesinambungan antara masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan sampah plastik. Dari segi pemerintah, harus ada regulasi dan kebijakan yang matang untuk menanggulangi sampah. Itulah kenapa Bambang Soepijanto kini maju sebagai DPD DIY, karena menurutnya, ia bisa memperjuangkan isu lingkungan di tataran legislatif. Kedua, harus ada kesadaran juga dari masyarakat. Untuk mulai mengurangi sampah plastik, memakai ulang plastik, dan mendaur ulang.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Hamzah Zhafiri Dicky

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Rawan Pangan Hantui Dua Desa di Gunung Kidul

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Bantuan Sosial Untuk Lansia di Kulon Progo

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler