x

Pohon Kurma bisa tumbuh dan berbuah di Indonesia (Foto: Tempo)

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 13 November 2019 18:12 WIB

Tips Terhindar Investasi Bodong Berlabel Syariah

Sayangnya, banyak orang memilih diam jika akan untung banyak dan malas melakukan kroscek. Endingnya, baru teriak-teriak saat rugi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Publik dihebohkan dengan investasi yang diduga abal-abal atau investasi bodong. Menariknya, model investasi yang ditawarkan ini berlabel syariah. PT Kampoeng Kurma atau ditulis juga PT. Kampung Kurma menawarkan investasi syariah sekitar akhir 2016 dan awal 2017.

Investasi yang ditawarkan berupa kavling tanah yang nantinya ditanami pohon kurma dan dibangun kolam ikan lele. Ada dua model investasi yang ditawarkan:

Pertama, satu kavling tanah dengan nilai investasi Rp99 juta dan luas lahan 400 meter-500 meter persegi untuk lima pohon kurma. Setelah dirawat selama 5 tahun, investor dijanjikan keuntungan sebesar Rp30 juta untuk satu pohon kurma yang sudah berbuah dalam satu tahun. Dengan demikian, investor minimal mendapatkan keuntungan Rp150 juta per tahun untuk satu kavling yang berisi lima pohon kurma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, Satu kavling tanah yang lebih murah senilai Rp30 juta dengan lahan seluas 100 meter persegi untuk dua pohon kurma dan kolam ikan lele berisi 10 ribu ikan. Keuntungan kolam lele sebesar Rp15 juta untuk satu kolam setiap kali panen plus. Dengan begitu, keutungan paket kedua ini sekitar Rp75 juta untuk dua pohon kurma dan satu kolam ikan lele.

Perkebunan kurma pun akan dilengkapi berbagai fasilitas mulai dari masjid, pesantren, pacuan kuda dan fasilitas lainnya dengan nuansa islami.

Keuntungan yang ditawarkan benar-benar menggiurkan. Tak mengherankan, banyak investor yang tergiur dan menaruh duitnya di investasi model ini.

Namun, apa mau dikata, para investor kecewa. Staf PT Kampoeng Kurma mengaku hanya memiliki sisa dana sebesar Rp5 juta, padahal beberapa investor sudah mengajukan untuk pengembalian (refund).

Investasi abal-abal biasanya memang menggiurkan tapi merugikan dan menyengsarakan. Oleh sebab itu, siapa pun wajib hukumnya untuk mengecek kebenaran investasi apa pun dengan melakukan 3 tips berikut ini:

- Gali informasi sebanyak-banyaknya
Tawaran keuntungan yang besar kerap menggelapkan mata dan telinga seseorang. Alhasil, mereka menjadi tidak realistis dan justru sudah terbayang-bayang keuntungan yang akan didapatkan. Melakukan cek dan ricek untuk bentuk innvestasi apa pun sangat penting. Hal ini untuk memastikan bahwa model investasi yang diikuti tidak abal-abal. Banyak baca dan tidak gampang terpengaruh tawaran besar atau ikut-ikutan saja akan menutup peluang menjadi korban investasi bodong. Menggali informasi sebanyak-banyaknya alias tidak masuk sebelum mempelajarinya penting untuk investor.

- Curigai dan jauhi imbal hasil besar
Hati-hati saat ada produk investasi yang menawarkan imbal hasil besar dan bombastis. Di hadapkan pada tawaran investasi yang menggiurkan begitu, sudah sepantasnya investor curiga lalu bandingkan lah dengan investasi legal yang ada. Tawaran keuntungan yang terlalu tinggi alias bombastis biasanya bukan investasi legal.

- Cek legalitasnya ke OJK
Supaya lebih meyakinkan cek langsung ke OJK termasuk investasi legal atau tidak. Kroscek begini penting sebelum mengalami kerugian besar. Sayangnya, banyak orang memilih diam jika akan untung banyak dan malas melakukan kroscek. Endingnya, baru teriak-teriak saat rugi atau tertipu.

So, dengan tips sederhana di atas, siapa pun bisa terhindar dari investasi bodong. Terkait dengan label syariah, istilah ini memang kerap menjadi kedok yang memesona. Tak sedikit pelaku penipuan memanfaatkan simbol dan istilah yang agamis untuk mengelabui korban.

Sayangnya, masyarakat belum paham betul produk-produk investasi syariah yang legal. Padahal, saat ini sudah ada investasi syariah yang secara legal terdaftar dan diawasi oleh OJK, semisal investasi saham syariah dengan IPOT Syariah milik PT Indo Premier Sekuritas.

Investasi saham syariah begini sudah pasti sejalan dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Cara memulainya pun tergolong mudah sudah secara online.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler