x

Presiden Jokowi memeluk Surya Paloh saat menghadiri acara HUT ke-8 Partai NasDem di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin 11 November 2019. Hasil Kongres tersebut menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum periode 2019-2024. Foto: Istimewa

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 14 November 2019 15:59 WIB

Pelukan Politis dan Politik Pelukan

Baik gestur tubuh, seperti pelukan maupun jabat tangan, serta komentar dari sesama politikus terhadap politikus lain semakin dipahami oleh masyarakat luas sebagai manifestasi sikap politik politikus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di negeri ini, pelukan antar elite politik pun bisa jadi berita utama media massa. Di mesia sosial pun netizen bersahut-sahutan. Mengapa soal-soal begini jadi begitu ramai dibicarakan orang banyak? Tak lain karena yang berkomentar Presiden Jokowi. Ia bilang: “Saya ndak pernah dipeluk seperti itu.” Pelukan yang dimaksud tak lain antara Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem, dan Sohibul Iman, Presiden PKS.

Rupanya, pelukan antara elite koalisi dan elite oposisi itu telah membuat Presiden terusik untuk berkomentar. Pak Jokowi memberi tafsir politik atas pelukan itu. Dengan komentarnya itu, ia mungkin mengirim semacam pesan tidaklah layak petinggi partai pendukung pemerintah menjalin hubungan yang erat dengan oposisi. Apa lagi, ketika kabinet baru mulai bekerja.

Tapi, Surya punya pandangan sendiri bahwa perbedaan pilihan politik tidak mesti bermakna silaturahim yang memburuk atau bahkan putus. Selama ini memang ada contoh yang kurang baik tentang hubungan antar elite politik yang tidak kunjung pulih lantaran suatu peristiwa di masa lampau. Masyarakat justru merasa aneh bahwa hal itu masih juga berlangsung padahal usia beranjak semakin tua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konstelasi politik situasional barangkali memengaruhi cara pandang Presiden dalam melihat pelukan Surya dan Sohibul. Mungkin saja, Surya memang sengaja menggoda Presiden maupun PDI-P dengan mempertontonkan keakrabannya dengan Presiden PKS itu. Walaupun, dari sudut lain, itulah ekspresi spontan Surya sebagai orang yang cenderung ekstrovert.

Peristiwa pelukan kedua elite dari barisan yang berbeda itu membukakan penglihatan kita tentang bagaimana tafsir-tafsir politik atas perilaku politikus di sini berkembang. Sikap politik dianggap bukan hanya yang dinyatakan secara eksplisit, tapi juga yang diutarakan secara implisit, termasuk erat-tidaknya pelukan. Ucapan Presiden, “Saya ndak pernah dipeluk seperti itu,” merupakan tafsir Presiden terhadap apa yang dinilai sebagai wujud keakraban Surya dan Sohibul.

Dengan demikian, gestur tubuh maupun perilaku pun ditafsirkan sebagai manifestasi sikap politik. Sebagaimana sebelumnya, media massa dan sosial ramai memperbincangkan keengganan Megawati untuk berjabat tangan dengan Surya di acara pelantikan anggota baru DPR. Pengamat politik maupun masyarakat luas membaca peristiwa itu sebagai dinginnya hubungan Mega dan Surya, bukan sekedar terlewat tidak sempat disalami.

Baik gestur tubuh, seperti pelukan maupun jabat tangan, serta komentar dari sesama politikus terhadap politikus lain semakin dipahami oleh masyarakat luas sebagai manifestasi sikap politik politikus. Mungkin dalam konteks situasional, tapi jelas itu memperlihatkan kepada publik apakah politikus tertentu sedang gembira hatinya, gusar, kesal, atau bahkan marah berkepanjangan terhadap sejawat politikus lainnya.

Akhirnya, Presiden Jokowi berkesempatan untuk berpelukan erat dengan Surya Paloh di acara perayaan ulang tahun NasDem. Momen itu diabadikan para jurnalis. Ridwan Kamil, Gubernur Jabar, juga berkomentar: “Berpelukan itu baik, berpelukan itu meredakan nyeri otot, menurunkan rasa stres, meningkatkan empati, meredakan peradangan, meningkatkan konektivitas.” Walau begitu, masih ada juga yang berkomentar: “Dalam hati, siapa yang tahu?” Malah, ada pula yang membanding-bandingkan: “Mana yang lebih erat, pelukan Surya dengan Sohibul atau dengan Jokowi?” Ada-ada saja. 

Ah, jadi ingat teletubbies, “Ayoo.. berpelukaaannn...”

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB