Mahasiswi Ekonomi Dikubur di Kos: Tak Cuma Dibunuh dan Diambil Motornya, Korban juga…
Selasa, 10 Desember 2019 11:27 WIB
Sempat dinyatakan hilang selama lima hari, Wina Mardiani, 20 tahun, mahasiswi Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu, ditemukan tewas pada Minggu sore, 8 Desember 2019. Mayatnya terkubur dibelakang kamar indekosnya di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu.
Tragedi Wina Mardiani, 20 tahun, mahasiswi semester 5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu mulai terkuak. Korban yang sempat menghilang selama lima hari itu ditemukan tewas dikubur di belakang tempat kosnya di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu pada Minggu sore, 8 Desember 2019.
Perbuatan keji itu diduga melibatkan penjaga kos yang tiba-tiba menghilang sebelum korban ditemukan. "Dalam kejadian ini ada banyak ya, ada pembunuhan, ada dugaan pemerkosaan dan ada pencurian motor juga,“ujar Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna di Bengkulu, Selasa, 10 Desember seperti diberitakan oleh Antaranews.
Indramawan juga menjelaskan bahwa pelaku akan dijerat dengan pasal berlapis karena banyak rangkaian kejahatan yang dilakukan. Indikasi adanya pemerkosaan dan perampokan itu merupakan hasil pencocokan atas keterangan para saksi yang sudah diperiksa.
Wina Mardiani (Fb)
Motor korban ditemukan
Kasat Reskrim Polres Bengkulu mengatakan bahwa sepeda motor milik Wina telah ditemukan pada Senin malam, 10 Desember 2019 di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raja Lelo. Ditemukannya sepeda motor Honda Scoopy warna coklat inilah yang menguatkan dugaan bahwa Wina juga merupakan korban perampokan.
Seperti ditulis oleh pedomanbengkulu Ajun Komisaris Indramawan juga menjelaskan, sepeda motor korban itu disembunyikan oleh dua rekan pelaku yang dicurigai sebagai dalang pembunuhan tersebut.
“Posisi motor disembunyikan oleh dua orang yang kita amankan, diluar dari terduga. Kita juga tidak bisa menetapkan bahwa yang kita amankan ini pelaku pembunuhan juga karena konstruksinya juga berbeda,” ujarnya.
Indramawan mengatakan, pengusutan sepeda motor korban dilakukan karena pada saat teman korban datang di kos ia tidak melihat sepeda motor korban. Adapun pintu kamar kos korban dalam keadaan terkunci.
“Penemuan sepeda motor korban nyambung dengan kasus dugaan pembunuhan korban. Mereka (yang menyimpan sepeda motor) tidak ada hubungan dengan korban, tapi kenal dengan terduga pelaku,” kata Kasat Reskrim .
Hasil otopsi
Menurut Indramawan, hasil otopsi menunjukkan bahwa Wina dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali dibagian lehernya. "Hasil otopsi yang bisa disampaikan yaitu korban dijerat dibagian lehernya sehingga tulang lidahnya itu patah," katanya.
Kejanggalan yang lain, bagian celana korban tersingkap sebatas paha dan korban sudah tidak mengenakan celana dalam. “Jenazah ini masih berbusana saat diotopsi. Cuma ada beberapa bagian pakaiannya yang tidak sesuai pada tempatnya,” kata Indramwan.
Meski demikian, kata Indra Indramawan, pihaknya belum bisa menyimpulkan di mana tempat Wina dieksekusi oleh para pelaku. Sebab saat ini pihaknya masih mencocokkan keterangan dari para saksi.
Ketua tim Pusdokkes Mabes Polri AKBP dr Wahyu Hidayati Dwi Palupi mengatakan bahwa otopsi korban sudah di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Bengkulu. Korban sudah meninggal selama 5 hari sebelum ditemukan. Menurut Wahyu setelah otopsi, jenazah Wina langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko menggunakan mobil ambulance.
Selanjutnya: Bermula dari....
<--more-->
Bermula dari bau busuk
Sebelumnya, Kapolsek Muara Bangkahulu Kompol Jauhari mengatakan korban ditemukan pertama kali oleh pihak keluarga yang curiga dengan bau busuk dari arah belakang kamar indekos korban. Keluarganya juga menemukan sandal korban dan cangkul di sekitar batang sawit.
Di lokasi kejadian, seperti diberitakan oleh Antaranews, warga juga menemukan tanah bekas galian yang ditutupi dengan pelepah sawit. Mayat korban ditemukan dengan kepala terbungkus karung dan kaki terikat.
Kesaksian tetangga
Sinta Alena, tetangga sebelah kamar korba, ketika diwawancarai Antaranews menceritakan tentang keseharian korban selama tinggal di indekos Pondokan Reza tersebut. Korban diketahui sudah tinggal di kamar tersebut sejak awal masuk kuliah atau sekitar 2017.
"Kalau keseharian Wina orangnya memang pendiam dan tertutup. Kalau sama tetangga kalau negur cuma sekedar negur seperlunya aja. Tetapi anaknya baik kok," ujar Shinta. Ia tidak pernah mendengar atau melihat korban terlibat cekcok atau ribut dengan tetangga atau pun orang lain. Korban juga tak pernah terlihat membawa teman pria ke indekos tersebut.
Korban pembunuhan di kos
Hanya saja, jelas Sinta, beberapa waktu lalu atau sebelum korban dinyatakan menghilang, korban sempat terjatuh saat hendak mengeluarkan motor di dalam area indekos.
Korban terjatuh karena tersenggol salah satu orang yang ada di indekos tersebut. Namun Sinta enggan menyebut siapa orang yang menyenggol korban hingga terjatuh dari motor. Sinta hanya menyebut orang yang menyenggol itu tinggal bagian di bawah area indekos.
Keanehan lain yang dirasakan Sinta yakni penjaga indekos yang mendadak menghilang saat proses pencarian Wina berlangasung. Kata Sinta, indekos tersebut selama ini dijaga oleh pasangan suami istri. "Penjaga kosan itu tinggal dibawah. Mereka suami istri dan punya anak satu. Saat kejadian mereka tidak ada lagi. “ katanya
Selanjutnya: isteri penjaga kos ditangkap...
<--more-->
Isteri penjaga kos ditangkap
Selain dua orang yang menyiman sepeda motor korban, Kepolisian Polda Bengkulu sebelumnya telah menangkap Mustika, istri penjaga indekos Pondokan Reza, pada Minggu malam, 8 Desember 2019.
"Iya benar sudah diamankan. Tapi belum bisa dibuka sepenuhnya karena masih tahap penyelidikan," kata narasumber kepada Antaranews, Senin, 9 Desember 2019.
Keduanya merupakan penjaga indekos Pondokan Reza. Dari keterangan penghuni indekos, Mustika pergi meninggalkan lokasi satu jam sebelum jenazah Wina ditemukan. Ia dikabarkan pulang kampung di daerah Bengkulu Utara karena alasan ibunya sedang sakit.
Sedangkan suaminya, Pardi, lebih dulu meninggalkan indekos yakni Sabtu, 7 Desember 2019. Pardi meninggalkan indekos saat proses pencarian korban yang sempat dinyatakan hilang beberapa hari tengah berlangsung.
Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma mengatakan sejauh ini pihaknya telah memeriksa sekitar 18 orang. Mereka terdiri dari para penghuni indekos, pemilik indekos, tetangga disekitar indekos dan pihak keluarga korban.
Selain itu polisi juga telah mengamankan barang bukti disekitar lokasi kejadian yakni cangkul, centong dan beberapa barang yang diduga milik korban. ****
Catatan: artikel ini telah di update pada 11 Des 2019.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Otopsi Lina Diumumkan, Lima Fakta Ini Perlihatkan Rizky Febian Gegabah
Jumat, 31 Januari 2020 19:32 WIB
Bak Sulap, Tiongkok Bikin RS Corona dalam Hitungan Hari, Begini Faktanya
Kamis, 30 Januari 2020 15:00 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler