Trump Bunuh Jenderal Soleimani, Iran Mau Bikin AS Meratap: Begini Dampaknya

Sabtu, 4 Januari 2020 14:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Jenderal Iran
Iklan

Konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran memanas setelah residen Donald Trump memerintahkan merudal jenderal Qassem Soleimani hingga tewas pada Jumat, 3 Januari 2020.

Konflik  Amerika Serikat  (AS) dan Iran  memanas  setelah Presiden  Donald Trump memerintahkan merudal  Jenderal  Qassem Soleimani hingga tewas pada  Jumat,  3 Januari 2020. 

Soleimani juga dikenal sebagai komandan pasukan elite Quds dari Garda Revolusi.   Saat dihantam serangan, lelaki berusia  62 tahun ini  sedang berada di bandar udara  Baghdad bersama sejumlah milisi dukungan Iran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan "akan ada serangan balasan terhadap penjahat" yang melakukan serangan. Konflik AS-Iran memanas sejak 2018  setelah Amerika memberikan sanksi ekonomi bagi Iran  seiring dengan pencabutan kesepakatan nuklir.

Dalih  Presiden Trump
Presiden Amerika  Donald Trump mengatakan  serangan udara yang dilakukan tidak dalam upaya mengganti pemerintah atau rezim baru di Iran.  "Kami mengambil tindakan untuk menghentikan perang," kata Trump, 4 Januari 2020.

Pemerintah Amerika menggambarkan Jenderal Soleimani sebagai teroris yang bertanggung jawab atas tewasnya ratusan personel AS.  Menurut Kementerian Pertahanan  AS,  Soleimani dibunuh "karena tengah merancang serangan terhadap warga Amerika".

 



Serangan terhadap Soleimani terjadi beberapa hari setelah sejumlah demonstran menyerang kedutaan besar AS di Baghdad dan sempat bentrok dengan tentara Amerika.

Pemerintah Trump menuding Pasukan Quds yang dipimpin Jenderal  Soleimani mendukung" kelompok teroris di Timur Tengah, termasuk Gerakan Hizbollah di Libanon dan Jihad Islam di Palestina.



Sokongan Pasukan Quds, menurut AS, diberikan dalam wujud penyediaan dana, pelatihan, persenjataan, dan peralatan militer.

Selanjutnya: ...siap membalas
<--more-->

Iran Siap membalas
Garda Revolusi Iran dan pasukan-pasukan anti-AS  di seluruh dunia Muslim dinyatakan akan membalas pembunuhan pemimpin Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.

"Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini (Soleimani)," kata juru bicara Garda, Ramezan Sharif kepada sebuah  stasiun televisi.

"Kegembiraan Zionis dan Amerika dalam waktu dekat akan berubah menjadi ratapan," ujarnya..

Selama ini Jenderal Soleimani  merupakan sosok yang amat kuat  dan berpengaruh. Di bawah kepemimpinannya, Iran memperkuat kelompok Hizbullah di Lebanon dan kelompok-kelompok pro-Iran lain, memperbesar kehadiran militer Iran di Irak dan Suriah.  Dia menjadi  sosok kunci dalam upaya Suriah menggempur kelompok-kelompok pemberontak.

Pasukan Quds yang dia pimpin melapor secara langsung kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.  Soleimani pun  disanjung sebagai sosok pahlawan.

Dampak terhadap dunia
Menanggapi pembunuhan itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan negara ini secara konsisten menentang penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional. China mendesak  semua pihak tenang  demi menghindari ketegangan.

Adapun  Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut serangan pembunuhan tokoh militer Iran itu akan meningkatkan ketegangan di kawasan.

Yang jelas,  serangan itu menyebabkan harga minya  melonjak  ke level tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir. Harga minyak Brent pada perdagangan 3 Januari  naik US$ 2,35 menjadi US$ 68,60 per barel. Angka ini tertinggi sejak serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada September lalu.

Reuters|BBC | Berbagai sumber

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler