Penulis lepas, seringnya berpuisi tapi juga suka bercerita. Memiliki koleksi delapan buku ber-ISBN, salah-satunya mendapatkan penghargaan dari Kemendikbudristekdikti. Sekarang masih menulis dan akan selalu begitu.
Dunia Adalah Hukuman Bagi Adam
6 jam lalu
Hal apa yang membuat kita begitu mencintai dunia, berlomba menjadi terampil, menjadi sinar di dunia yang gelap ini.
***
Dunia ini adalah penjara. Di dalamnya, manusia berjalan seperti narapidana yang saling menikam di ruang gelap, masing-masing berusaha tampak suci di hadapan cermin yang sudah retak. Tak ada lagi yang suci, bahkan cinta pun kini seperti koin yang diputar di meja perjudian—semuanya ditukar, dihitung, dan dijual atas nama kebahagiaan.
Dunia adalah hukuman bagi Adam, tetapi manusia malah memuja penjaranya. Mereka menghias jeruji besi dengan emas, menamai rantainya “kemajuan”, lalu berlutut di hadapan berhala yang mereka buat sendiri.
Aku sering bertanya, apa yang membuat manusia bangga pada dunia ini? Mereka menumpuk harta, saling menipu, saling membunuh dalam sunyi, dan menyebutnya perjuangan. Mereka berdoa dengan bibir penuh dosa, mengaku beriman sambil menginjak sesamanya. Mereka mencintai Tuhan hanya ketika takut kehilangan dunia, dan membencinya ketika kenyataan tak berpihak. Lalu di mana letak kemanusiaan yang mereka agung-agungkan itu? Barangkali telah terkubur bersama nurani di bawah menara uang dan ambisi.
Manusia kini hidup seakan tak pernah mengenal hari pengadilan. Mereka lupa, bahwa setiap kebohongan yang diucapkan adalah kesaksian palsu terhadap dirinya sendiri. Mereka tertawa di atas derita orang lain, menyebutnya kebetulan. Mereka menindas, lalu menulis doa di dinding gereja, berharap diampuni oleh Tuhan yang mereka hina tiap hari. Ironinya, mereka takut pada neraka padahal mereka sendiri telah menciptakan nerakanya di bumi—di rumah, di kantor, di dada yang dipenuhi dendam dan keserakahan.
Dan kita, yang masih sadar, tak lebih dari pengamat yang kehilangan kata-kata. Kita menyaksikan manusia menjadi serigala bagi sesamanya, lalu berpura-pura terkejut setiap kali darah tertumpah. Kita hidup seakan-akan tak pernah mengenal siapa Tuhan, padahal nama-Nya begitu sering kita sebut, bahkan ketika berdusta.
Mungkin dunia ini memang penjara yang paling sempurna: indah di luar, membusuk di dalam. Kita semua hanya tahanan yang tersenyum, berusaha tampak bahagia di balik dinding yang membatasi langit dan nurani. Dan Tuhan, barangkali hanya sedang menunggu—menunggu sampai manusia sendiri mengakui bahwa mereka telah mencintai penjara lebih dari kebebasan yang pernah dijanjikan-Nya.

Rama Kurnia Santosa
4 Pengikut

Dunia Adalah Hukuman Bagi Adam
6 jam lalu
Kematian yang Tak Mereka Kenali
Senin, 6 Oktober 2025 18:54 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler