Menang Jumlah Peluncur Roket dari AS, Pasukan Misil Iran Sudah Siaga Penuh
Selasa, 7 Januari 2020 08:41 WIB
Iran tampaknya sedang memaksimalkan sisi keunggulan dari kekuatan militernya dalam menghadapi krisis melawan Amerika Serikat. Negeri para mullah itu memiliki jumlah peluncur roket lebih besar dari AS, dan kini sedang menyiagakan secara penuh keunggulannya tersebut.
Iran tampaknya sedang memaksimalkan sisi keunggulan dari kekuatan militernya dalam menghadapi krisis melawan Amerika Serikat (AS). Negeri para mullah itu memiliki jumlah peluncur roket lebih besar dari AS, dan kini sedang menyiagakan secara penuh keunggulannya tersebut.
Iran saat ini memiliki peluncur roket sebanyak 1.900 unit dibanding AS yang cuma 1.056 unit. Iran memiliki rudal balistik yang akan menjadi senjata utama mereka dalam menghadapi serangan udara musuh.
Seperti ditulis Tempo.co. seorang pejabat AS mengatakan pasukan rudal Iran sudah siaga tinggi di seluruh wilayah Iran sejak kematian Jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani. Pejabat yang tak bersedia disebut jati dirinya itu tidak memberikan rincian lebih lanjut. Dia enggan mengungkapkan apakah kesiagaan rudal Iran itu untuk membidik target tertentu atau sekedar bertahan.
"Mereka jelas-jelas berada dalam kondisi siaga tinggi. Apakah keadaan siaga yang tinggi itu dipersiapkan dengan lebih baik untuk pertahanan atau untuk serangan? Itu tidak bisa ditentukan pada titik ini," kata dia seperti dikutip Reuters, 6 Januari 2020. “Ada indikasi Iran telah meningkatkan kesiapan pasukan misil balistik jarak pendek dan menengahnya.”
Laman Kumparan.com menulis persenjataan rudal Iran saat ini merupakan yang terbesar di Timur Tengah, baik untuk serangan jarak pendek, menengah, atau jauh. Kekuatan rudal ini untuk menutupi kekurangan mereka dari sisi kekuatan udara. Rudal Iran bahkan mampu menjangkau jarak 2.000 kilometer.
Tetapi tentu saja soal perang bukan hanya masalah penguasaan jumlah rudal saja, tetapi juga kekuatan militer secara menyekuruh. Menurut kajian Global Fire Power (GFP) 2019, AS masihlah merupakan kekuatan militer terkuat di dunia. Ada pun Iran berada di posisi 14 dari 137 negara.
Meski di posisi 14, Iran dianggap kuat dari segi jaringan proksi regional dan sekutu yang mengancam AS.
Selanjutnya: Keputusan Serangan ada di Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei <--more-->
Ada pun perincian kekuatan militer lainnya sebagai berikut:
IRAN
Personil aktif: 523 ribu.
Tenaga yang tersedia: 47,324, 105.
Jumlah tank/kendaraan militer dan artileri: 8,577.
Kapal laut/kapal selam/ranjau:
398.
Pesawat tempur/helikopter: 512
Anggaran pertahanan US$ 6,3 miliar.
AMERIKA SERIKAT
Personil aktif: 1.281.900
Personil tersedia: 144.872.845.
Tank/kendaraan militer/artileri: 48,422
Kapal perang/kapal selam/ranjau: 415
Pesawat tempur/helikopter: 10,170.
Meski jumlah rudal AS lebih sedikit dari Iran, namun rudal milik AS disebut jauh lebih maju termasuk rudal Trident D-5 dan Rudal balistik antar benua atau ICBM.
Anggaran Pertahanan AS: US$ 716 miliar
Pejabat AS tersebut mengatakan meski kekuatan misil Iran dalam posisi siaga penuh, itu tidak berarti serangan Iran akan segera terjadi. AS sedang melakukan pengawasan ketat oleh satelit dan cara lain untuk menentukan seberapa cepat rudal Iran bersiaga. AS kemungkinan tidak akan melakukan serangan pendahuluan terhadap situs-situs rudal Iran kecuali ada bukti kuat bahwa mereka siap untuk menembak.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei diyakini akan membuat keputusan akhir untuk memerintahkan serangan potensial terhadap Amerika Serikat. Jika intelijen AS mengkonfirmasi bahwa pemimpin tertinggi Iran itu telah memerintahkan serangan, Presiden Donald Trump harus memutuskan apakah ia ingin mengambil tindakan pencegahan atau menunggu.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Yuk, Ngobrol-ngobrol di Acara Temu Penulis Indonesiana
Rabu, 29 Mei 2024 08:35 WIB
Yang Lain-lain Ramai-ramai Menaikan UKT, Unair Tetap dengan Angka Lama
Selasa, 21 Mei 2024 10:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler