Kraton Sejagat: Tinggal di Pinggir Rel Jakarta, Toto Pinjam Rp 1,3 M, Lalu Beraksi di Yogya

Kamis, 16 Januari 2020 04:35 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, 42 tahun dan Fanni Aminadia, 41 tahun, kini meringkuk di tahanan Polda Jawa Tengah. Mimpi-mimpi pengikutnya pun sirna begitu saja. Kedok penipuan Toto dan Fanni terbongkar.

Raja dan ratu  Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso,  42 tahun dan  Fanni Aminadia, 41 tahun,  kini meringkuk di tahanan Polda Jawa Tengah.  Mimpi-mimpi pengikutnya pun sirna begitu saja.   Kedok penipuan  Toto dan Fanni  terbongkar.

Keraton Agung Sejagat  mengklaim memiliki parlemen dunia yaitu United Nation (UN). Pentagon Amerika pun, katanya, milik  Dewan Keamanan Kraton Sejagat. 

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat, menegaskan bahwa kerajaan ini bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Dia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia pewaris imperium Majapahit .


Keraton Sejagat memiliki sekitar ratusan pengikut.  Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelda,   Toto meyakinkan pengikutnya bahwa akan terjadi malapetaka jika tidak mengikuti keraton yang dia dirikan.  Anggotanya juga rela memberikan uang atau hartanya.


"Berbekal penyebaran keyakinan dan paham apabila bergabung dengan kerajaan akan bebas dari malapetaka dan perubahan nasib ke arah yang lebih baik,” ujar Irjen Ryko, 15 Januari 2020. 


Kedua tersangka  dijerat Pasal 14 UU RI No 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dan  menimbulkan keonaran .  Toto dan Fanni  juga dijaring dengan  Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Selanjutnya:Pinjam duit 1,3 M saat di Ancol
<--more-->

Pinjam duit 1,3 M  di Ancol

Terungkap,  Toto Santoso rupanya tercatat sebagai warga DKI Jakarta yang berdomisili di kawasan Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara. Seperti diberitakan oleh Tribunnews, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto,  Toto juga pernah pinjam uang kepada salah satu bank.

"Saudara Toto ini juga pernah melakukan peminjaman atau hutang ke bank yang saat itu diketahui oleh Ketua RT. Berdasarkan keterangannya sekitar Rp 1,3 miliar," ujar Budhi  di Mapolres Metro Jakarta Utara, Kamis (16/1/2020).

Toto menggunakan KTP yang ia urus sewaktu pertama kali pindah ke Kampung Bandan tahun 2011. Selain itu, Toto menjadikan ruko yang ada di daerah Jakarta Barat sebagai jaminan. "(Kepemilikan ruko) ini sedang kami telusuri karena kami sendiri baru tahu dan baru melakukan penyelidikan setelah kejadian ini ramai," tutur Budhi.

Pascameminjam uang, Toto tidak pernah muncul kembali di kampung tersebut.  Jadi sejak 2016 sudah tidak di  Jakarta.  Rumah kontrakannya yang ada di pinggir rel terbakar.  Rumah yang pernah dihuni Toto saat ini sudah rata dengan tanah. Sebab rumah itu berdiri ilegal di pinggiran rel kereta api.

Pindah ke Jogja
Dari  Jakarta, rupanya Toto pindah ke Yogyakarta dan mulai mengumpulkan pengikut.    Hal itu terungkap dari penuturan Eko Protolo, salah satu korban kepada KompasTV.  Eko sudah bergabung dengan  kelompok Toto sejak  2016.  “Saat itu  Jogja DEC, kemudian berubah menjadi World Emperium  atau  Keraton Sejagat, “ kata Eko.

Jogja DEC  yang dimaksud adalah “Jogjakarta Development Committee”  sebuah organisasi sosial yang dibikin Toto Santoso Hadiningrat.   Dalam berbagai kesempatan,  Toto mengklaim, ada duit di Bank Swiss yang bisa dibagikan buat anggota dan demi kemanusiaan. 



Dengn iming-iming itu banyak orang yang mau menjadi anggota dan rela mengeluarkan duit.  Menurut Eko,  DEC  saat itu gagal mendapatkan dana dari luar negeri karena kuota anggota tidak terpenuhi.  Lalu berganti ide Keraton Sejagat tadi.

Sebagian pengikutnya masih setia.  Bahkan mau membayar   antara Rp 3 juta hingga puluhan juta selama beberapa tahun.  Kata Eko, pembayaran tidak sama, tergantung “bintang” atau kedudukan di Keraton Sejagat. Kelak nanti akan mendapat gaji atau honor setiap pertemuan atau sidang.

Pada 2016, Toto pun pernah bicara terbuka soal  Jogja DEC.  "Jogjakarta Development Committee bukan Gafatar ataupun Gafatar jilid dua, bukan teroris, akan tetapi didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia," kata Toto seperti ditulis Antaranews (11/03/2016). Saat itu ia mengklaim sebagai  pengurus  Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia untuk Wilayah Nusantara.

Toto menyebut Jogja DEC didirikan guna membantu menjalankan misi kemanusiaan. Janjikan 200 dollar AS ke anggota Menurut Toto, organisasi ini memiliki jaringan setingkat dunia yang didanai Lembaga Keuangan Tunggal dunia ESA Monetary Fund yang berpusat di Swiss.

Selanjutnya: jago akting, mewek
<--more-->

Jago akting, tapi mewek
Hubungan  Toto dan Fanni bukanlah suami-isteri kendati  kedunya menjadi raja dan ratu. Saat DEC beroperasi,  Fanni belum terlihat.   Fanni muncul bersama Toto dalam urusan  Koperasi Jasa indo Kor Rakyat (KJ- INKOR).  Koperasi ini pernah mengadakan   pelatihan penanaman padi dan cabe  bersama organisasi Srikandi Markas Besar  Laskar Merah Putih (LMP) di Prambanan, 11 April 2018.

Menurut  berita itu   kegiatan tersebut didukung oleh Prof R.Toto Hadiningrat sebagai Pembina KJ-INKOR yang di dampingi Fanni Aminadia, BA. MH selaku Ketua Pusat KJ-INKOR.


Saat menjadi  deklarasi Keraton Sejagat, Fanni tampil dengan pakaian bak seorang permaisuri sungguhan. Ia menaiki seekor kuda berada di samping rekan prianya itu. Seperti ditelusuri oleh jogja.suara.com, ia  rupanya  pernah menjadi penulis, kreator hingga sutradarsas film dokumenter.

Beberapa film dokumenter yang telah ia sutradarai mulai dari Harapan di Seberang Jembatan (documentary), Inspiring People, Mentawai the Hidden Paradise, Hebatnya Indonesiaku (Dancow Edu Documentary).

Pada 2015, Fanni Aminadia juga didapuk menjadi mentor dalam kelas akting yang dibuka oleh Toedjoeh Management. Di kelas itu, ia mengajarkan cara untuk memahami karakter, improvisasi dialog atau vokal, bahasa tubuh, blocking kamera, membaca naskah hingga masalah teknis lainnya dalam dunia seni peran.

Dari akun media sosial miliknya, Fanni Aminadia juga sempat mengunggah beberapa kegiatannya saat sedang menjalani syuting. Ada pula beberapa foto yang menunjukkan ia sedang memandu kelas akting.  Tapi, saat ditangkap, tidak setegar  Raja Toto,  Fanni tampak mewek.



Selain aktif  di laskar Merah Putih, Belakangan, terungkap   Fanni   yang mengaku sebagai lulusan UNSW Art and Design tahun 2001  mempunyai warung makan angkringan yang diberi nama Angkringan Ambu Pare di Godean, Sleman, Yogyakarta.

Warung angkringan itulah yang dijadikan sebagai tempat tinggal Fanni bersama dengan Totok. Di sana, mereka juga sering mengadakan kegiatan kerajaan dengan dalih syuting film kolosal. Bahkan, menurut warga setempat,  rumah ini sering dijaga oleh orang-orang berseragam,  yang rupanya  anggota Keraton Sejagat.

 ***

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler