x

Pemandu Wisata di Taman Sari

Iklan

Joko Ade Nursiyono

Staf Analisis Statistik Lintas Sektor Badan Pusat Statistik (BPS), Penulis Buku Pengantar Statistika Dasar, Kompas Survei Ubinan, Kompas Teknik Pengambilan Sampel, Setetes Ilmu Regresi Linier
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 13 Februari 2020 06:27 WIB

Virus Corona Ancam Lumpuhkan Pariwisata Indonesia, Atasi dengan Langkah Ini

Di tengah gencarnya promosi pariwisata nasional, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini diprediksi meleset dari target pemeritah akibat merebaknya virus Corona ke berbagai negara. Selain berdampak langsung pada perekonomian China, wabah virus Corona dapat menghancurkan perekonomian dunia, utamanya pada sektor kepariwisataan, termasuk Indonesia. Tapi ada cara mengatasinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah gencarnya promosi pariwisata nasional, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini diprediksi meleset dari target pemeritah akibat merebaknya virus Corona ke berbagai negara. Laporan terbaru Komisi Kesehatan Nasional China menyebut sebanyak 490 orang meninggal akibat virus Corona. Selain itu, dua orang yang berasal dari Hong Kong dan Filipina juga menjadi korban virus tersebut. Sehingga secara global terhitung jumlah korban meninggal akibat wabah virus Corona mencapai 492 orang.

Selain berdampak langsung pada perekonomian China, wabah virus Corona dapat menghancurkan perekonomian dunia, utamanya pada sektor kepariwisataan. Benar saja, pada akhir Januari lalu, saham-saham perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata kawasan Asia rontok sebagai wujud kekhawatiran wabah virus Corona. Tercatat, saham maskapai penerbangan China Eastern Airlines dan Southern Airlines turun masing-masing sebesar 6,2 persen dan 6,11 persen. Hal yang sama juga terjadi pada saham Cathay Pasific (turun 4,81 persen), dan Japan Airlines (turun 2,97 persen).

Menteri Keuangan juga menyampaikan hal yang senada, wabah virus Corona yang terjadi di Wuhan, China dapat memengaruhi perekonomian dunia termasuk ke Indonesia, salah satunya melalui jalur turisme (kepariwisataan). Menanggapi hal tersebut, pemerintah bergegas mencari jalan keluar untuk mengatasi dampak wabah virus Corona yang bakal mengguncang sektor pariwisata dalam negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menjadi hambatan, wabah virus Corona bahkan menghancurkan pelaksanaan program 10 Bali baru yang tengah bergulir. Dampak lanjut virus Corona mampu membuat perekonomian anjlok sekaligus mempercepat Indonesia terjerumus dalam resesi ekonomi.

Sungguh disayangkan bila hal itu terjadi. Padahal, pariwisata merupakan salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi yang bisa diandalkan Indonesia.

Kandasnya harapan

Tahun lalu, pemerintah memasang target 2,8 juta kunjungan wisman asal China ke Indonesia. Promosi destinasi wisata nasional terus digencarkan untuk mencapai total kunjungan wisman ke Indonsia sebanyak 20 juta.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebutkan, China merupakan pasar utama pariwisata Indonesia karena setiap tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap kunjungan wisman ke Indonesia. Kontribusi tersebut tecermin dari besarnya kunjungan wisman asal China ke Indonesia dalam setahun terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisman asal China ke Indonesia pada November 2019 meningkat sebesar 84,5 persen dibandingkan November 2018. Persentase peningkatan jumlah kunjungan tersebut mendudukan posisi dua terbesar setelah Uni Emirat Arab. Tingginya peningkatan kunjungan wisman asal China tersebut pastinya memberi efek domino pada kinerja sektor akomodasi, transporatsi, makanan jadi, serta jasa.

BPS juga mengungkap wisman asal China yang berkunjung ke Indonesia per November 2019 sebesar 11,42 persen. Angka itu sekaligus menempatkan China sebagai pasar pariwisata potensial bagi Indonesia terbesar ketiga setelah Malaysia (19,55 persen) dan Singapura (13,72 persen).

Ironisnya, target membidik wisman asal China bakal kandas akibat mewabahnya virus Corona. Sejak virus tersebut dinyatakan berbahaya pada akhir Desember lalu, kinerja kepariwisataan nasional diprediksi akan terjun bebas disertai pelemahan saham-saham dalam negeri sebagaimana yang terjadi di China.

Kalau diamati sekilas, memang tidak semua wilayah di Indonesia menjadi destinasi persinggahan wisman China sewaktu berwisata. Meski demikian, sejumlah pengelolah hotel berbintang dan penginapan mengeluhkan jumlah kunjungan wisman yang berkurang secara tiba-tiba sejak wabah virus Corona viral.

Dampak itu kian terasa saat pemerintah China secara resmi mengumumkan kebijakan larangan warganya bepergian ke luar negeri akhir Januari lalu. Tercatat sudah ada lebih dari 10 ribu perjalanan dari China ke Indonesia yang dibatalkan. Mayoritas pembatalan perjalanan itu berasal dari Wuhan di mana kasus virus Corona pertama mencuat. Pembatalan perjalanan warga China ke Indonesia diprediksi menembus angka 15 ribu perjalanan. Apalagi, dari pemerintah China sendiri belum ada kepastian kapan status wabah virus Corona dicabut.

Antisipasi berjalan lamban

Merebaknya virus Corona mendorong setiap negara mengeluarkan kebijakan larangan perjalanan selama virus itu belum dapat dikendalikan. Dalam sebulan saja, ada setidaknya 21 negara yang mengonfirmasi adanya kasus virus Corona. Kondisi ini menimbulkan sentimen negatif bukan hanya dari negara yang belum ditemukan kasus virus Corona, melainkan juga di antara negara yang sama-sama ditemukan kasus virus tersebut.

Kecepatan penyebaran virus Corona yang demikian tinggi menjadi alasan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak melakukan switch market sektor pariwisata. Karena kebijakan itu akan memberi peluang masuknya virus Corona ke Indonesia.

Upaya pemerintah dengan menggalakkan wisatawan nusantara (wisnus) untuk menjaga kinerja sektor pariwisata sayangnya kurang maksimal. Tak mengherankan jika sektor pariwisata belakangan ini menderita lumpuh.

Sebetulnya pemerintah bisa menstimulus wisnus agar stabilitas kinerja sektor pariwisata tetap terjaga, yakni dengan meng-encourage masyarakat dalam negeri untuk berwisata. Caranya, dengan mengadakan program diskon dan promo paket wisata dalam negeri.

Selain itu, pemerintah semestinya juga menyelenggarakan event-event pariwisata dalam negeri atau festival kebudayaan untuk memenuhi 2,8 juta wisman China. Dengan demikian dampak buruk virus Corona terhadap pariwisata dapat diatasi.


*) Fungsional Statistisi di BPS Provinsi Jawa Timur

Ikuti tulisan menarik Joko Ade Nursiyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler