x

Taji

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 4 April 2020 11:26 WIB

POPDA Jabar 2020 Dibatalkan karena Corona, Taji Prashetio Berharap Tim POPDA Depok Dipertahankan

Akibat pandemi corona, gelaran seleksi PPLP dan POPDA Jabar 2020 dibatalkan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keceriaan anak-anak pesepak bola muda Kota Depok yang tergabung dalam Tim Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kota Depok, mendadak terhenti. Sebabnya, setelah hari ini, Jumat siang (3/4/2020) Pelatih Kepala Taji Prashetio, mengumumkan skuat inti (18) pemain terpilih dalam Tim POPDA Depok 2020 melalui pesan whatsapp kepada masing-masing pemain seleksi yang masih berjumlah tigapuluh pemain, ternyata hanya berselang beberapa jam, keceriaan anak-anak langsung terhenti. 

Pasalnya, ternyata Taji mendapatkan informasi dari Disporyata Kota Depok tentang informasi resmi pembatalan POPDA Jabar 2020 karena pandemi virus corona terbit. 

Dalam Surat Resmi dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Nomor: 426/555-Bidpresor, perihal Pemberitahuan Kegiatan Seleksi PPLP Jawa Barat dan POPDA XIII Tahun 2020 yang ditujukan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga serta Disporyata setiap Kota/Kabupaten se-Jawa Barat, Jumat, 3 April 2020, memberitahukan bahwa dua kegiatan Seleksi PPLP dan POPDA XIII Tahun 2020 dibatalkan. Kegiatan akan dilaksanakan kembali pada tahun 2021. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Engkus Sutisna, S.T., M.T., menjelaskan alasan pembatalan adalah karena adanya pergeseran APBD TA 2020 untuk penanganan, penanggulangan, dan antispasi dampak COVID 19 (PPADC19). 

Meski sebetulnya, rencana kegiatan akan dilaksanakan pada Agustus 2020 atau menyesuaikan dengan kondisi pandemi corona, namun apa mau dikata bila ternyata anggaran kegiatan tersebut harus digeser dan realokasikan untuk  PPADC19 Jawa Barat. 

Atas pembatalan ini, saat saya konfirmasi, Jumat malam (3/4/2020) melalui pesan whatsapp, kepala pihak Disporyata Kota Depok, menanggapi bahwa karena pembatalan ini dari Provinsi, maka Disporyata Kota Depok, mengikuti  arahan.

Sementtara, Taji yang sudah bekerja keras dan spartan, menyeleksi ratusan pemain muda kelahiran 2003/2004 se-Kota Depok, sejak Minggu pagi, 9 Februari 2020, di Lapangan Sepak Bola GMC Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, dan dilanjutkan seleksi berjalan 2 kali dalam seminggu hingga didapatkan 30 pemain, dan hari ini, Jumat siang, 3 April 2020 baru memutuskan 18 skuat inti POPDA Depok 2020, ternyata harus pasrah dengan terbitnya surat menyoal PPADC19. 

Taji pun mengungkapkan, bahwa, "Saya sebenernya agak kecewa, tetapi mau gimana lagi. Kita juga harus bisa melawan virus covid 19 supaya cepat selesai. Jadi, saya mendukung dengan pembatalan POPDA tahun ini. Tetapi saya berharap tim utama sepak bola POPDA Depok 2020 yang baru diputuskan hari ini tidak dibubarkan,  dan malah akan menjadi persiapan jangka panjang sampai POPDA Jawa Barat 2021" ujar Taji dengan tetap semangat. 

Sejatinya, persiapan Tim POPDA Depok 2020 ini patut diacungi jempol, sebab setelah perjuangan Tim POPWIL Kota Depok 2019, di babak kualifikasi berhasil menembus babak final POPDA Jabar 2020, dalam persiapannya, Disporyata dan Askot PSSI Kota Depok, ternyata bukan hanya memberikan kesempatan kepada semua talenta muda pesepak bola Kota Depok. 

Setelah Tim POPWIL Depok di bawah asuhan Mas Yanto  berhasil melenggang ke putaran babak final, yang akan berlangsung  pada bulan Agustus 2020 mendatang, mereka juga memberikan kesempatan kepada pelatih lain di Kota Depok untuk unjuk gigi. 

Namun demikian, estafet pelatih diberikan kepada Taji, dari Disporyata dan Askot PSSI Kota Depok, bukan secara cuma-cuma, padahal Taji adalah mantan pemain Sociedad Anonima Deportiva (SAD) angkatan pertama dan kedua Indonesia tahun 2008 -2009 seangkatan dengan Alvin Ismail Tuasalamony yang berkompetisi dalam kompetisi Quinta Division, di Uruguay, di bawah pelatih Cesar. 

Taji pun tetap mengikuti proses seleksi ketat, bukan sekadar formalitas, tidak seperti pejabat BUMN dan Pemerintahan lain yang hanya dikasih kursi gratis dan gaji dari uang rakyat oleh Presiden kita. 

Setelah melakukan proses latihan dan seleksi berjalan kurang lebih dua bulan, Taji yang sangat yakin, Tim Sepak Bola POPDA Kota Depok 2020 akan sanggup memberikan ancaman bagi tujuh tim lain yang lolos ke putaran final termasuk Tim Kabupaten Bogor yang murni diwakili oleh Diklat PPLPD Kabupaten Bogor, Taji pun merombak dengan tegas dan cermat pasukan muda pelajar Kota Depok ini. 

Dari 18 pemain skuat Utama Tim POPWIL Kota Depok 2019 asuhan Mas Yanto, Taji hanya mempertahankan 8 (delapan) pemain, sehingga dalam skuat Tim POPDA Kota Depok 2020 ada 10 (sepuluh) pemain muka baru.

 Lebih lengkapnya, berdasarkan rilis pemain resmi dari Taji adalah sebagai berikut: 

TIM POPDA Kota Depok 2020 

Taji Prashetio (pelatih kepala) 

Ajat Sudrajat (asisten pelatih) 

Penjaga gawang: 

1. Muhammad Iqbal Pajriansyah• 

2. Muhammad Gilang Ramadhan 

Pemain belakang :

3. Muhammad Raihan Alfariz* 

4. Akhdan Khayri Fazlullah 

5. fadillah Malik Al Hakim 

6. Alifia Dwi Putra 

7. Michael Pattinasarany 

8. Rifki Darmawan 

Pemain tengah : 

9. Amara Aditia• 

10. Dafa Mitsal Auliya• 

11. Bemby Hakim 

12. Fauzi Ramandhani 

13. Haikal Aunal Wafa Ali 

Pemain depan : 

14. Muhammad Afif Fathoni• 

15. Satria Putra Djangkaru 

16. Tetuko Mandas Kreari• 

17. Fajri Abdillah Qowy• 

18. Muhammad Faisal Gybran• 

Keterangan tanda * adalah pemain lama (Skuat POPWIL Kota Depok 2019). 

Atas pembatalan ini, yakin semua pemain tim POPDA dan PPLP setiap Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat, tentu kecewa. 

Namun, kenyataan hadirnya musibah pandemi corona yang sudah tentu membutuhkan anggaran PPADC19 untuk Jawa Barat, pembatalan ini memang tidak dapat dihindari. 

Yang menjadi pertanyaan dan harapan anak-anak pelajar yang sudah masuk tim Kota atau Kabupatennya masing-masing adalah, apakah pemain kelahiran 2003 yang notabenenya tahun 2021 masih berstatus pelajar, apakah masih diperbolehkan turun dalam POPDA dan PPLP. Sebab, tim POPDA maupun PPLP tahun ini tentunya, seharusnya kelahiran 2003. 

Semoga pertanyaan ini, menjadi pertimbangan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, karena bila POPDA dan seleksi PPLP dilaksanakan tetap di kisaran bulan Agustus 2021, maka pemain kelahiran 2003, tentu sudah lulus SMA/SMK. 

Kemudian, hal ini juga menjadi pertimbangan, sebab, perjuangan masuk babak final POPDA 2020 yang batal ada dipundak pemain kelahiran 2003 dari tahun 2019, dan tentunya kebanggaan bagi anak-anak ini tetap harus dipikirkan.

Tetap semangat anak-anak muda pelajar, khususnya pesepak bola Kota Depok, dan umumnya se-Kot/Kabupaten Jawa Barat, ambil hikmahnya. Kita bersatu melawan virus corona. Tetap di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, tetap jaga jarak, dan jangan lupa tetap jaga kondisi fisik. Semoga pandemi corona lekas berlalu. Aamiin.

Perlu menjadi catatan, bahwa demi pertimbangan pandemi corona, pembatalan agenda olahraga karena anggarannya digeser untuk membantu penanganan corona, adalah sangat mulia, menjadi contoh

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler