x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Sabtu, 4 April 2020 11:30 WIB

Imbas Virus Corona; Mahasiswa Pusing Kampus Pusing

Banyak imbas akibat wabah virus corona. Mahasiswa pusing, kampus pun pusing. Kenapa?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wabah virus corona, memang bikin pusing. Tak terkecuali mahasiswa dan perguruan tinggi.

Ini pula yang terjadi pada anak saya, mahasiswa semester 2 di Prodi Matematika FMIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang. Saat wabah virus corona mulai merebak, pemerintah daerah mulai meliburkan kegiatan belajar di kampus. Awalnya dari 16 Maret hingga 31 Maret 2020. Sang Maestro, begitu saya memanggilnya “terpaksa” pulang ke rumah di Jakarta.

Sementara masa libur sedang berlangsung, ada lagi pengumuman untuk melakukan kegiatan belajar secara daring atau jarak jauh. Hingga akhir semester genap 2020 ini, berarti hingga Juni 2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sinilah kepusingan mulai muncul. Karena anak saya di Malang kost secara bulanan. Jadi niat awalnya, akhir Maret 2020 lalu ia ingin kembali ke Malang. Namun karena virus corona terus menggila, saya putuskan untuk tidak kembali ke Malang. Barulah masalah muncul; 1) kost-nya secara bulanan bila dibayar hingga bulan Juni tapi tidak ditempati, 2) motor-nya di kost-an niatnya hanya ditinggal sebentar jadi keamanannya tidak optimal, dan 3) ada cucian kotor di kamarnya. Sungguh memusingkan.

Singkat kata, saya istri dan anak pun segera carikan solusi dengan cepat. Apa solusinya? 1) diputuskan anak saya untuk pindah kost (kebetulan niat mau pindah kost) maka tidak perlu bayar kost-an, 2) cari kawan di Malang untuk “minta tolong” memindahkan motor, pakaian, buku-buku, dan barang lainnya dari kost-an ke rumah kawan tersebut. Alhamdulillah berhasil. Niatnya Juli 2020 nanti, saya pun mengantar “sang maestro” kembali ke Malang dan mencarikan kost-an yang baru. Bikin pusing, mahasiswa pun kepusingan.

Merebaknya wabah virus corona, yang akhirnya mengubah kuliah tatap muka menjadi kuliah daring. Sebenarnya bukan isu besar. Karena harusnya memang bisa dilakukan dan tidak masalah. Banyak dosen dan mahasiswa, hakikatnya mudah melakukan kuliah dengan berbagai model. Baik video conference, google classroom, email atau grup WA sekalipun, semua bisa dilakukan. Jadi, soal akademik tidak problem. Tapi justru, problemnya di soal non-akademik.

Bila di kalkulasi, setidaknya ada beberapa problem non-akademik yang bikin pusing mahasiswa dan perguruan tinggi akibat wabah virus corona, antara lain:

  1. Mahasiswa yang sudah lulus ujian skripsi dan dijadwalkan wisuda di semester genap ini jadi tertunda. Mereka yang secara psikologis sudah siap jadi sarjana, terpaksa tertunda di wisuda.
  2. Mahasiswa semester akhir yang sedang skripsi pun mengalami kesulitan untuk melakukan penelitian ke lapangan. Akibat diimbau untuk jaga jarak atau physical distancing dan menghindari keramaian. Konsultasi bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing pun terganggu. Mau ganti judul khawatir tidak selesai, tidak ganti judul tapi tidak bisa meneliti ke lapangan.
  3. Mahasiswa yang kost, pasti pusing tujuh keliling menghadapi keadaan ini. Mau pulang ke rumah orang tua, takut bahaya virus corona. Bila tetap di kost-an pun tidak ngapa-ngapain. Mau gimana lagi?
  4. Dosen pun bisa bermasalah secara psikologis. Karena sehari-harinya mengajar dan ber-aktivitas di kampus. Tapi sekarang harus drop, tidak ke kampus dan hanya #DiRumahAja. Bisa jadi, jenuh dan gelisah. Bila mengajar daring pun, pastinya tidak optimal.
  5. Perguruan tinggi apapun, suka tidak suka, direpotkan akibat wabah virus corona ini. Secara jujur, virus corona ini kejadian luar biasa dan tidak pernah diduga hingga begini. Alhasil, banyak protokol kuliah dari rumah yang belum memadai. Mulai dari presensi, UTS, UAS, dan sebagainya.  

Bisa jadi, wabah virus corona ini akan dikenang sepanjang sejarah dunia mahasisa dan perguruan tinggi di Indonesia. Karena sebelumnya, tidak pernah terjadi “musibah wabah penyakit” yang bikin pusing semua pihak semua orang, bahkan semua negara. Termasuk para mahasiswa, dosen dan kalangan perguruan tinggi.

Wabah virus corona bikin pusing. Mahasiswa, dosen dan kampus sendiri.

Tapi sebagai insan akademis, tentu solusi terbaik pasti sudah disiapkan oleh kampus masing-masing. Dan semua berjalan sesuai dengan acuan yang ditetapkan. Karena itu mahasiswa, dosen dan kalangan perguruan tinggi tidak akan menyerah. Apapun alasannya, tradisi akademik harus tetap tegak berdiri di kampus. Hanya saja, wabah virus corona ini akan sangat dikenang sepanjang masa.

Apa hikmahnya bagi mahasiswa dan perguruan tinggi?

Hikmah terbesar adalah ilmu dan pengetahuan itu tidak ada yang ajeh, tidak ada yang stagnan. Ilmu selalu berdinamika. Selalu ada yang baru. Maka mahasiswa dan perguruan tinggi “ditantang” oleh wabah virus corona. Untuk lebih inovatif dan kreatif, bukan sebaliknya. Bayangkan di Indonesia saat ini, ada 8,2 juta mahasiswa dan hamoir 300.000 dosen yang terhimpun dalam 4.670 kampus atau perguruan tinggi. Maka potensi besar untuk lebih bisa memajukan bangsa Indonesia ada di pundak mereka. Bahkan penelitian untuk “mencari obat” wabah virus corona pun harusnya lahir dari kampus.

Hikmah lainnya, wabah virus corona inilah momentum untuk “berpikir jernih” tentang kebijakan “Merdeka Belajar - Kampus Merdeka” cetusan Mendikbud Nadiem Makarim. Sebuah perubahan paradigma pendidikan yang fundamental. Agar kampus menjadi  lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan fleksibel. Bahwa setiap setiap perguruan tinggi punya kebebasan untuk meramu kurikulum sesuai dengan visi dan misi-nya. Tidak lagi terbelenggu oleh kurikulum yang kaku, yang tidak asyik dan kurang menyenangkan.

Hingga suatu saat nanti, kuliah atau belajar jadi kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Bukan beban untuk siapapun dan atas alasan apapun. Semoga wabah virus corona segera “diwisuda” dari bumi Indonesia. Agar mahasiswa dan perguruan tinggi bisa normal kembali. Untuk anak bangsa yang lebihbaik lagi ke depannya… #BudayaLiterasi #WabahVirusCorona

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu