x

Sejarah Loko Uap Beyer Peacock C1411

Iklan

Bin Nico Tahir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 April 2020

Rabu, 3 Juni 2020 07:34 WIB

Loko Uap Beyer Peacock C1411 dan Lembah Serayu, Sebuah Kenangan

Sejarah Loko Uap Beyer Peacock C1411

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Purwokerto 2020

Menyusuri Jalan Jendral Sudirman kota Purwokerto dari arah Alun-alun menuju kearah timur, setelah mendapatkan perempatan traffic light, kita akan melihat dari kejauhan ada tiang pemancar RRI yang cukup tinggi di sebelah kiri jalan. Melintaslah agak perlahan sedikit karena di sebelah kiri jalan sebelum tiang pemancar tersebut kita akan menemukan sosok agak besar hitam dengan sedikit warna emas tepat dibelakang tulisan cukup besar Daop 5 Purwokwerto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin lebih mudah bila kita mencari di googlemap dengan mengetik “Monumen Loko Uap di Purwokerto“ , langsung akan diarahkan ketempat ini.

Kita tidak akan menemukan keterangan sedikitpun di samping sosok tersebut, yang pasti sosok tersebut adalah Lokomotif Uap, dan pasti pula peninggalan jaman Kolonial Hindia Belanda.

Ternyata dari catatan sejarah loko Uap ini memberikan kontribusi walau sedikit bagi sejarah Purwokerto, bila kita melacak keberadaannya, loko ini membawa kenangan sesuatu tentang daerah bernamaLembah Serayu. Keberadaan loko ini di Hindia Belanda dimulai ketika sebuah perusahaan swasta KA bernama Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) Perusahaan Kereta Api Lembah Serayu, membuka jalur kereta api antara Maos menuju ke Wonosobo.

Cukup unik singkatan dari perusahaan ini, bila penulisan resminya, kata Serajoe dan Dal tidak dipisah , tetapi singkatan resminya  menjadi  SDS yang seharusnya  SSM bila kita mengacu pada penulisan resminya. Sepertinya perusahaan ingin menonjolkan kata DAL yg dalam bahasa Belanda artinya adalah Lemba, sepertinya ada rasa kagum atas keindahan Lembah Serayu.

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Jembatan Sungai Serayu

 

Semenjak berdirinya pada Nopember 1847 , Pelabuhan Cilacap berkembang pesat dengan kegiatan ekpor hasil dari Tanam Paksa ( Cultuurstelsel )yang dimulai tahun 1836 , rupanya dibutuhkan hampir 40 tahun baru perusahaan KA Hindia Belanda  Staatsspoorwegen ( SS ) berhasil membuka jalur selatan pulau Jawa Cilacap – Maos - Jogjakarta pada Juli 1887, guna menunjang kegiatan pelabuhan yang terus meningkat.

Pada awal Cultuurstelsel  di Karisedenan Banyumas ( lembah Serayu )  ditahun 1838 telah berdiri satu pabrik gula ( PG ) yang bernama PG Kalibagor , tetapi lebih 50 tahun kemudian pada 1889 di Lembah Serayu ini berdiri lagi satu pabrik gula yaitu PG Klampok , kemudian pada 1891 diikuti berdirinya 2 lagi yaitu PG Bojong dan PG Kalimanah . Berdirinya sekaligus 3 PG pada akhir thn 1900 an , membuat meningkatknya produksi gula dari lembah ini  , yang tadinya hanya mengandalkan Sungai Serayu untuk transportasi hasil gula ke Pelabuhan Cilacap , maka sekarang dibutuhkan moda tranportasi baru di lembah Serayu yang lebih efisien untuk mengangkut gula ke Pelabuhan Cilacap.

PG Kalibagor

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , PG Kalibagor

 

PG Klampok

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , PG Klampok

 

Atas kebutuhan tersebut , Pemerintah Kolonial Hindia Belanda lalu mengeluarkan izin untuk membuka jalur KA di Lembah Serayu. Ditunjuk dan mendapat konsesi adalah  Serajoedal Stoomtram Maatschappij  ( SDS ) untuk membangun jalur KA di Lembah Serayu . Untuk itu SDS mulai membangun jaringan KA mulai dari Stasiun Maos ( Stasiun milik SS )menuju Stasiun Purwokerto Timur . Kemudian Stasiun Maos menjadi pusat dari kegiatan dari SDS . Berdasarkan besluit tertanggal 24 April 1894 yang disahkan oleh kolonial Belanda , SDS segera melaksanakan konsesi pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Maos menuju menuju ke utara ke Stasiun Purwokerto Timur . Dengan bermodal awal 1.500.000 gulden, jalur Maos–Purwokerto Timur akhirnya selesai pada tanggal 16 Juli 1896.

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Saham SDS

 

Stasiun Purwokerto Timur

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Stasiun Purwokerto Timur , repro Buku Olivier J Raap

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Depo loko Stasiun Purwokerto Timur

 

Untuk Persiapan operasional jalur pertama SDS yaitu  Stasiun Maos – Purwokerto Timur , SDS mendatangkan 8 Loko Uap tipe 0-6-0T sebelum Stasiun Purwokerto Timur siap operasional yaitu :

  • 1895 6 Loko uap Inggris Beyer Peacok Tipe 0-6-0T
  • 1896 2 Loko uap Inggris Beyer Peacok Tipe 0-6-0T

Loko Uap Beyer Peacock 0-6-0T SDS

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Serajoedal Stoomtram Maatscappij

 

Untuk selanjutnya dari Stasiun Purwokerto Timur menuju arah Timur ke Stasiun Sokaraja selesai dalam jangka waktu 5 bulan di 5 Desember 1896 , jalur KA terus menuju ke Timur  dikerjakan selama 17 bulan , sampai di Stasiun Banjarnegara pada 18 Mei 1898 . Ketika jalur KA sudah sampai ke Stasiun Banjarnegara , SDS masih mengadalkan 8 Loko Uap Beyer Peacock tipe 0-6-0T yang didatangkan sebelumnya.

Dengan pertimbangan berkembangnya potensi pertanian di sekitar Wonosobo , 17 tahun kemudian jalur KA SDS mengarah terus ke Timur akhirnya sampai di Stasiun Wonosobo pada 7 Juni 1917 , selama jangka waktu operasional 21 tahun tersebut ( bila dihitung selesai Stasiun Puwokerto Timur ) SDS kemudian menambah lagi 11 Loko Uap baru dari 2 tipe yaitu tipe 0-6-0T dan 0-8-0T yang terdiri dari

  • 1899 2 Loko Uap Inggris Beyer Peacock Tipe 0-6-0T
  • 1909 2 Loko Uap Inggris Beyer Peacock Tipe 0-6-0T
  • 1910 1 Loko UapInggris Beyer Peacock Tipe 0-6-0T
  • 1914 4 Loko Uap Jerman Hartmann Tipe 0-8-0T
  • 1915 1 Loko Uap Jerman Hartmann Tipe 0-8-0T

Loko Uap 0-8-0T SDS

Loko Uap D10 , Serajoedal Stoomtram Maatschappij

 

Setelah 5 tahun beroperasinya Stasiun Wonosobo  di tahun 1922 SDS mendatangkan kembali 3 Loko Uap Jerman Hohenzollern Tipe 0-8-0T , jadi akhirnya tercatat ada total 22 Loko uap yang didatangkan oeh SDS terdiri dari 2 tipe dan 3 pabrik yang berbeda.

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , Peta

 

Data dari www.searail.malayanrailways.com

Loko Uap Beyer Peacock 0-6-0T C1411 , List Loko SDS

 

Jumlah unit  Loko Uap Beyer Peacock 0-6-0T milik SDS ada 14 unit yang dikirim sebanyak 5 kali dalam kurun waktu 1895 – 1910 , dan loko uap yang akhirnya menjadi  Monumen di Puwokerto adalah salah satu dari 14 unit tersebut , yaitu yang dikirim ke Maos pada pengiriman ke 4 ( terdiri dari 2 unit ) pada tahun 1909 . Kelak ketika menjadi Loko Uap Djawatan Kereta Api mendapatkan registrasi Loko Uap DKA C1411.

Belum didapat catatan kapan Loko ini dijadikan monument , tetapi dari beberapa gambar , loko Uap C1411 ini masih akftif di tahun 70 an

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , DKA

Loko Uap Beyer Peacock C1411 , DKA

 

Sekitar tahun 1980 an , monument loko uap ini mempunyai penampilan yang agak “ eksotik “ warna hitam digabung dengan sedikit hijau dan paling menarik , loko mendapatkan Jam diatasnya

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411

 

Setelah itu mungkin dengan pertimbangan orisinalitas jam diatas ditiadakan , seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411

 

Akhirnya gambar terakhir tahun 2020 dari Monumen Loko Uap C1411 adalah sebagai berikut

 

Loko Uap Beyer Peacock C1411

 

Mempertimbangkan usianya sudah 111 tahun pada tahun 2020 , bila dihitung kedatangnya ke Hindia Belanda pada 1909 , lebih tua 7 tahun dari Stasiun Purwokerto ( didirikan pada Juli 1916 ) dan jauh lebih tua 28 tahun dari disyahkannya pada pada 1937 Purwokerto menjadi ibukota Karisedenan Banyumas , dari catatan sejarahnya menunjukkan bahwa loko uap ini mungkin salah satu bukti peninggalan sejarah Banyumas yang padanya melekat istilah Lembah Serayu ( Serajoedal ) dan dapat mewakili kenangan Lembah Serayu , dimana mungkin sekarang istilah tersebut sudah jarang terdengar.

Dengan cacatan sejarah diatas , ditambah dengan keunikan Stasiun Purwokerto yang mempunyai lagu resmi “ di Tepinya Sungai Serayu “ , diharapkan kedepan pihak perkait , PT KAI atau Pemda setempat , mulai mempertimbangkan menempatkan Loko Uap C1411 ini pada lokasi yang lebih lebih baik untuk mewakili kenangan sejarah Lembah Serayu  dan melindunginya dari terpaan panas dan hujan , semoga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Bin Nico Tahir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler