x

Sejarah Trem Semarang

Iklan

Bin Nico Tahir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 April 2020

Selasa, 28 Juli 2020 09:44 WIB

Loko Uap Werkspoor B1239, Jejak Tram Semarang di Surabaya

Sejarah Loko Uap B1239

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Loko Uap Werkspoor B1239 , jejak Tram Semarang di Surabaya

 

Keadaan Hindia Belanda pada akhir pertengahan abad 19 mulai stabil dan tenang, dimulai semenjak berakhirnya Perang Diponegoro - Java War (1825–30), Perang Padri - Padri War (1821–38) dan beberapa perang lainnya dan mulai diberlakukannya cultuurstelsel - tanam paksa pada 1830 membuat kondisi keuangan Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda menjadi membaik. Kegiatan ekspor Hindia Belanda meningkat tajam, kota besar di Pulau Jawa semakin ramai penduduknya. Dengan kondisi tersebut di atas, pemerintah Kolonial Hindia Belanda mulai mempertimbangkan pengembangan sarana transportasi masal dan murah. Dipilihlah moda transportasi yang paling modern waktu itu yaitu Kereta Api.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semarang dengan kegiatan pelabuhan ekspornya, bertambah pula kepadatan penduduk dan diikuti dengan perkembangan kotanya, akhirnya pada tahun 1862 Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij ( NIS ) mendapat konsesi pelayanan Kereta Api Semarang-Jogjakarta oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke 49 Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele.  Kemudian setelah 3 tahun pada 10 Agustus 1867 diresmikan jalur kereta Api Stasiun Semarang – Tanggung. Mulailah Hindia Belanda masuk kedalam era Kereta Api. Bila dilihat dari sejarah Kereta Api di Asia, Hindia Belanda adalah Negara ke 2 setelah India yang pada 1853 yang memulai era Kereta Api.

Di kota ini pulalah pertama kalinya dimanfaatkan Loko Uap untuk rangkaian kereta api dalam kota ( trem - kereta api ringan ). Sebenarnya Batavia adalah kota pertama yang memanfaatkan jasa trem untuk angkutan masal dalam kota. Bataviasche Tramweg-Maatschappij pada 1869 sudah memulai mengoperasikan Trem di Batavia, tetapi masih memakai Kuda untuk menarik rangkaian gerbong penumpangnya. Barulah 15 tahun kemudian setelah jasa Trem Batavia diambil alih oleh Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij di 1883 barulah Batavia mengganti Kuda dengan Lokomotif Uap.

Gambar Poster Iklan Trem Batavia

Tram Semarang , Poster tram Batavia

 

Setahun sebelumnya , yaitu pada 1882 di Semarang melalui perusahaan bernama Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij ( SJS ) dimulailah era angkutan masal dalam kota (trem ) . Sebenarnya SJS awalnya pada 1 Desember 1879 mendapat Konsesi Kereta Api dari Gubernur Jendral ke 52 Johan Wilhelm van Lansberge untuk membuka jalur Semarang dengan Kudus dan Pati . Belum ada catatan sejarah kapan SJS mendapat konsesi tambahan untuk layanan tram Semarang , tetapi tercatat bahwa SJS membangun jalan rel di kota Semarang pada tahun 1882 – 1883 dengan panjang 12 km yaitu pada rute Pendrikan – Jurnatan, rute Jurnatan – Jomblang, rute Jurnatan – Bulu, rute Jurnatan – Samarang  ( NIS ( Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij )dan rute Jurnatan – pelabuhan Semarang.

Gambar Loko uap Beyer Peacock 1899 SJS no 38 melintas Lawang Sewu

Tram Semarang , Loko uap SJS

 

Pada tahun 1886 , perusahaan bernama Oost-Java Stoomtram Maatschappij ( OJS ) , mendapatkan konsesi untuk pelayan trem untuk Surabaya dari Gubernur Jendral ke 54 Otto van Rees , kemudianpada tanggal 14 Mei 1890, OJS membuka stasiun baru di Wonokromo, Surabaya, yakni Stasiun Wonokromo OJS atau Wonokromo Kota (jangan dikelirukan dengan Stasiun Wonokromo milik Staatsspoorwegen) . Ditahun 1890 itu berarti sudah ada 3 kota di Jawa Batavia , Semarang dan Surabaya yang sudah ada pelayanan transportasi masal bernama Trem. Uniknya , perusahaan yang mendapat konsesi di Surabaya ( OJS ) adalah usaha patungan SJS , Direktur dari kedua perusahaan ini dipegang oleh orang yang sama bernama Mr. H.M.A Baron van Der Goes van Dirxland .

Tram Semarang , Mr. H.M.A Baron van Der Goes van Dirxland

 

Apakah ini sudah direncanakan dari awal bahwa SJS nantinya akan mengajukan konsesi angkutan Trem di Surabaya , tetapi bila dilihat dari pengadaan Loko Uapnya  , SJS nampaknya sudah merencanakan hal tersebut . Ini terlihat ketika pada tahun 1890 Trem OJS mulai beroperasi di Surabaya , pengadaan Loko Uap SJS dari tahun 1882 hingga 1890 hanya mendatangkan Loko Uap satu tipe yaitu :

  • Tipe 0-4-0Tr

Bersilinder dimensi 340 mm X 370 mm dengan roda penggerak berdiameter 850 mm. Berat keseluruhan 21 ton bahan bakar kayu jati .Loko Uap ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam ) dari Beyer, Peacock and Company Inggris , merupakan Loko Uap kecil umumnya digunakan untuk trem .

Gambar tahun 1977 , Loko B1221 menaikan potongan kayu jati

Tram Semarang , Loko uap DKA B1221

 

Padahal bila kita melihat pada data di http://searail.malayanrailways.com/PJKA/Semerang%20Joana%20Tramway/SJS.htm , Demak ,Purwodadi , Kudus , Pati dan Juwana sudah tersambung pada tahun 1890 , ini bukan jaringan trem dalam kota melainkan antar layanan Kereta antar kota , terlihat pada gambar

Gambar Stasiun Purwodadi

Tram Semarang , Stasiun SJS Purwodadi

 

Sampai dengan 1890 , SJS sudah mendatangkan Loko Uap 0-4-0Tr Beyer Peacock sebanyak 24 unit dari pengadaan tahun 1882 -1889 kemudian sebanyak 9 unit dipindahkan ke Surabaya untuk operasional Trem , sedangkan OJS sendiri mendatangkan Loko Uap tipe yang sama tetapi dari pabrik yang berbeda yaitu Backer & Reub ( Machinefabriek Breda ) 0-4-0Tr sebanyak 12 Unit.

Gambar Depo Loko SJS

Tram Semarang , Depo Loko SJS

 

SJS baru mulai memakai jasa Loko Uap yang lebih bertenaga yang umum dipakai untuk lokomotif KA , ketika di tahun 1903 Cepu masuk dalam jaringan relnya , Loko Uap yang didatangkan adalah tipe 0-6-0T dari pabrik Hartmann ( Sächsische Maschinenfabrik vormals Richard Hartmann AG ) sebanyak 12 Unit. Pada tahun itu pula SJS mendatangkan kembali Tipe 0-4-0Tr sebanyak 32 unit , terdiri dari Backer & Reub sebanyak 19 Unit dan 13 Unit dari pabrik Werkspoor Belanda.

Gambar Loko Beyer Peacock 0-4-0Tr SJS no 10 , 5 ,6 dan Loko Harmann 0-6-0T SJS no 103

Tram Semarang , Loko Uap 0-4-0Tr & 0-6-0T SJS

 

Gambar Loko Hartman SJS

Tram Semarang , Loko Uap 0-6-0T SJS

 

Ditahun 1903 inilah sejarah Monumen Loko Uap B1239 ( https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20B12 ) yang sekarang berada di Stasiun Surabaya Pasarturi berawal , karena dari 13 unit Loko Uap Tipe 0-4-0Tr buatan pabrik Werkspoor Belanda yang didatang oleh SJS ( 10 unit di 1902 dan 3 unit 1903 ) salah satunya yang pada akhirnya berada di Surabaya. Ini tercantum dalam daftar loko uap SJS pada http://searail.malayanrailways.com/PJKA/Semerang%20Joana%20Tramway/SJS.htm , terlihat pada urutan loko no 54 Werkspoor dengan registrasi pabrik no 94 tahun 1903 , yang kemudian menjadi Loko B1239 .

Tram Semarang , Daftar Loko Uap SJS

 

Dari gambar dibawah terlihat , Loko Uap SJS no 54 Werkspoor 1903 ( kelak menjadi PNKA B1239 ) dan SJS no 51 Werkspoor 1902 ( PNKA B1236 )

Tram Semarang , Loko uap 0-4-0Tr SJS no 51 & 54

 

Pada tahun 1940 , setelah beroperasi lebih dari setengah abad ( tepatnya 58 tahun ) SJS merasakan bahwa operasional Jasa Transportasi Masal Trem di Semarang sudah tidak menguntungkan lagi , untuk itu semua sisa dari Loko Uap Tipe 0-4-0Tr ( Beyer Peacock dan Werkspoor ) dipindahkan keperusahaan patungannya yaitu OJS di Surabaya. Kebetulan juga pada 1923 , OJS menghapuskan 12 Loko Uap Backer & Reub , mungkin dengan pertimbangan operasional , karena bertepatan pada 1923 Surabaya dimulainya Operasional Trem Listrik oleh OJS ( https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_trem_lintas_Surabaya )

Gambar dibawah , terlihat Loko Uap Beyer Peacock tahun 1891 , masih memakai Logo SJS tetapi sudah mendapat register Djawatan Kereta Api (DKA) B1201 .

Tram Semarang , Loko uap SJS DKA B1201

 

Gambar Loko Uap OJS melintas didepan Mushalla Bafadhal Nyamplungan

Tram Semarang , Loko uap OJS & Mushalla Bafadhal

Tidak ada catatan yang jelas berapa jumlah Loko Uap Tipe 0-4-0Tr OJS yang beroperasi di tahun 1940 , tetapi tercatat ketika Perusahaan Kereta Api jaman Hindia Belanda di nasionalisasi pada 1959 , loko uap 0-4-0Tr yang masuk dalam armada Djawatan Kereta Api ( DKA ) Surabaya dan mendapatkan Registrasi Loko DKA dengan kode B12 berjumlah 46 Unit , dengan Registrasi Loko B1201 – B1246 .

Loko Uap DKA Registrasi B12 tersebut terdiri :

  • Eks SJS terdiri dari 33 Unit

     17 Unit Loko Beyer Peacock , produksi 1884 - 1905

     13 Unit Loko Werkspoor , produksi 1902 -1903

       3 Unit Produksi Bengkel SJS tahun 1921.

  • Eks OJS terdiri dari 13 Unit , semua produksi Beyer Peacock tahun 1891 – 1910.

Untuk 3 Unit eks SJS yang merupakan produksi Bengkel SJS sendiri , mendapat Registrasi B1244 , B1245 dan B1246 , termasuk yang paling muda karena tahun produksi di Semarang pada 1921 , pada periode DKA , PNKA sampai  PJKA 3 loko ini masih beroperasi sampai berakhirnya masa operasinya pada 1978 , dapat dilihat pada gambar pada 1977 loko ini masih beroperasi dengan tulisan PJKA pada gerbong tangki.

Tram Semarang , Loko uap SJS DKA B1245

 

Untuk Loko Uap Werkspoor 1903 eks SJS no 54 yang akhirnya menjadi Monumen , mendapatkan Registrasi DKA B1239 , masih mampu beroperasi sampai berakhirnya masa Loko Uap Surabaya pada 1978 , berarti telah masa operasi loko ini 75 tahun , gambar ketika loko ini masih beroperasi pada 1970 an dapat dilihat

Tram Semarang , Loko uap B1239

 

Dari beberapa gambar yang ada , baik pada jaman SJS maupun pada jaman DKA , mungkin ada baiknya pihak PT KAI mengembalikan bentuk,warna,logo pabrik maupun asesori dari Loko Werkspoor B1239 seperti aslinya , misalnya penambahan asesori lampu apakah sudah sesuai dengan aslinya , mengingat ada cukup banyak gambar loko tersebut untuk dijadikan contoh , seperti pada gambar dibawah ini

Gambar Loko Uap Werkspoor SJS no 52 ( lihat daftar Loko SJS diatas )

Tram Semarang , Loko Uap Werkspoor SJS no 52

 

Gambar Loko Uap Werkspoor SJS no 55 ( DKA B1240 ) pada tahun 1977

Tram Semarang , Loko uap DKA B1240

 

Gambar Logo Pabrik pada DKA B1240 , no produksi 95 tahun 1903

Tram Semarang , Logo Werkspoor

 

Gambar ketika tahun awal Monumen B1239

Tram Semarang , Monumen Loko uap DKA B1239

 

Mudah2an Loko Uap yang sudah berusia 117 tahun ( pada 2020 ) ini dapat lestari dengan perawatan yang baik dan perlu dipikirkan factor alam , karena monument ini terbuka sehingga terpapar matahari dan basah bila musim hujan.

Tambahan gambar2 pada tahun 1977 , ketika masih ada loko Beyer Peacock 1884 eks SJS – DKA B1221 dan Werkspoor 1903 eks SJS-DKA B1240

Tram Semarang , Loko uap DKA B1221

 

Tram Semarang , Loko uap DKA B1240

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Bin Nico Tahir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB