x

Iklan

ariyani syahniar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Senin, 3 Agustus 2020 06:02 WIB

Belajar dari Sang Buah Hati

Kisah ini menceritakan seorang ibu yang mendapat pelajaran berharga dari buah hatinya yang masih kecil, diambil dan diterjemahkan dari kisah arab yang berjudul “طفل يعلم والديه الأدب”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suatu Sore, seorang ibu duduk bersama anak-anaknya untuk meninjau pelajaran mereka. Kewpada anak yang paling kecil berumur 4 tahun ia berikan buku untuk menggambar agar tak mengganggu saudara-saudara lainnya. Tiba-tiba ibu itu teringat bahwa ia belum menyiapkan makanan untuk ayah dari suaminya yang tinggal di ruangan terpisah, yakni di bangunan dekat teras rumahnya.

Ia membantu mertuanya yang sudah renta dan tak dapat meninggalkan kamarnya karena kesehatan yang melemah. Segera ia memberikan makanan dan melayani sang mertua semampunya, kemudian kembali kepada anak-anaknya.

Ketika ibu itu menemui lagi anak-anaknya, ia perhatikan putra terkecilnya sedang menggambar lingkaran dan bujur sangkar. Lalu ada simbol-simbol juga. Dia bertanya, “Apa yang kau gambar wahai cintaku?” Lalu si anak menjawab dengan polosnya, “Aku menggambar rumah yang akan ku tempati kelak setelah menikah”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sungguh tanggapan anak ini sangat membahagiakan ibunya. Dia bertanya lagi, “Di ruangan mana kau akan tidur?” Kemudian anak itu menunjukkan setiap kotak dan berkata ,“Iini kamar tidur, ini dapur, ini ruang tamu,…..dst.” Dia sebutkan sambal menghitung semua ruangan yang ada di dalam gambarnya, kecuali satu kotak terpencil di luar bingkai gambarnya.

Maka sontak sang ibu bertanya, “Mengapa kamar ini terpisah dari ruangan-ruangan lainnya?”. Kemudian si anak menjawab, “Ini untukmu ibu, aku akan menempatkanmu di dalamnya ketika kau sudah tua seperti yang kau lakukan terhadap kakek.”

Sang ibu tertegun, dan mulai bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah aku akan tinggal sendirian terpisah di luar rumah tanpa kebahagiaan berbincang bersama anak-anakku? Apakah mereka akan melupakanku dengan kesenangan mereka ketika aku tua, lemah, dan tak berdaya? Siapa yang akan berbicara denganku di kala itu? Apakah aku akan menghabiskan sisa umurku sendirian di antara tembok yang memisahkan tanpa mendengar suara dari keluargaku yang lain?”

Segera ia panggil pembantunya dan bergegas memindahkan perabotan di kamar tamu yang merupakan kamar paling indah untuk dikeluarkan. Lalu dia letakkan barang-barang mertuanya di dalam.

Begitu sang suami kembali, terkejutlah dengan perubahan yang dilihatnya dan kemudian bertanya pada istrinya, “Apa alasan untuk perubahan ini?” Maka sang istri menjawab dengan air mata di pipinya, “Aku memilih kamar terbaik untuk aku dan kau tinggal di dalamnya jikalau Allah memberi kita umur panjang dan kita tak dapat bergerak karena lemahnya usia, dan biarlah kamar tamu terpisah di luar sana.”

Sang suami mengerti apa yang dimaksudkan dan memuji sang istri atas apa yang ia lakukan berkat pelajaran berharga dari putra kecilnya. Sang anak kembali pada gambarnya dan menghapus kotak kecil yang ia gambar terpisah dari gambaran rumahnya. Tersenyumlah mereka semua. termasuk sang kakek.

Ikuti tulisan menarik ariyani syahniar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler