x

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Minggu, 23 Agustus 2020 06:30 WIB

Nyanyian Sunyi Aspal Buton

Bukan rahasia lagi bahwa aspal Buton adalah sumber daya kekayaan alam Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi sebuah misteri. Meskipun deposit bitumennya sangat melimpah, tetapi tidak mendapatkan perhatian yang layak oleh pemerintah sebagaimana mestinya. Indonesia sudah 75 tahun merdeka, dan sudah 7 kali ganti Presiden, tetapi aspal Buton masih menyanyikan lagu yang sama: “Kapan... kapan.. aspalku akan dimanfaatkan...?”. Dan pemerintahpun masih belum juga bisa mendengarkan suara nyanyian aspal Buton ini. Yang terdengar hanyalah suara hiruk pikuk krisis ekonomi, krisis hutang negara yang harus dibayar, dan krisis-krisis yang lainnya. Siapakah sebenarnya yang mampu mendengarkan suara nyanyian sunyi aspal Buton ini, kalau bukan anak bangsa sendiri? Ya... saya, kami, dan kita semua sebagai rakyat Indonesia. Dan bukan orang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton menyanyikan lagu Indonesia Raya di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 pada tanggal 17 Agustus 2020. Dapatkah kita mendengarkan suara nyanyiannya? Aspal Buton menyanyikan:“ Merdeka.... merdeka.... tanahku....negriku yang kucinta. Indonesia Raya.....”. Tetapi mengapa kita tidak bisa mendengar suara apapun? Mengapa kita tidak dapat mendengarkan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh aspal Buton? Mengapa hanya ada suara hiruk pikuk krisis ekonomi yang parah akibat wabah pandemi Covid-19 yang selalu menggema di dalam pikiran kita? Apakah kita sudah tuli sehingga telinga kita sudah tidak bisa mendengar lagi?. Atau memang aspal Buton yang sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya hanya untuk dirinya sendiri saja? Menyanyi dalam sunyi?.

Bukan rahasia lagi bahwa aspal Buton adalah sumber daya kekayaan alam Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi sebuah misteri. Meskipun deposit bitumennya sangat melimpah, tetapi tidak mendapatkan perhatian yang layak oleh pemerintah sebagaimana mestinya. Indonesia sudah 75 tahun merdeka, dan sudah 7 kali ganti Presiden, tetapi aspal Buton masih menyanyikan lagu yang sama: “Kapan... kapan.. aspalku akan dimanfaatkan...?”. Dan pemerintahpun masih belum juga bisa mendengarkan suara nyanyian aspal Buton ini. Yang terdengar hanyalah suara hiruk pikuk krisis ekonomi, krisis hutang negara yang harus dibayar, dan krisis-krisis yang lainnya. Siapakah sebenarnya yang mampu mendengarkan suara nyanyian sunyi aspal Buton ini, kalau bukan anak bangsa sendiri? Ya... saya, kami, dan kita semua sebagai rakyat Indonesia. Dan bukan orang lain.

Lagu apa lagi yang harus dinyanyikan oleh aspal Buton agar pemerintah dapat mendengarkan curahan suara hatinya? Lagu kesukaan aspal Buton adalah lagu Indonesia Pusaka. Dimana liriknya sudah diubah menjadi sebagai berikut:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya ada satu aspal Buton

Karunia Allah Maha Besar

Hanya ada satu aspal Buton

Titipan untuk kita semua 

Reff:

Inilah karya bakti hamba

‘tuk Bangsa dan Negara Indonesia

Tempat mengabdi sepenuh hati

Kuserahkan jiwa dan raga 

Kalau masih ada orang yang merasa terharu membaca lirik lagu ini, berarti dia masih bisa mendengarkan suara sayup-sayup nyanyian aspal Buton. Dan kalau ada orang yang meneteskan air matanya, maka dia masih bisa merasakan apa yang sedang dirasakan oleh aspal Buton. Kesunyian dalam keputusasaan. Atau keputusasaan dalam kesunyian? Mudah-mudahan bukan kedua-duanya. Karena meskipun lagu Indonesia Pusaka yang dinyanyikannya itu iramanya adalah syahdu dan khidmat, tetapi di dalam hati aspal Buton menyanyikannya dengan ritme lagu Maju Tak Gentar. Penuh semangat, penuh gairah, dan penuh emosi untuk maju terus pantang menyerah. Berjuang membela yang benar, dan bukan membela yang bayar. Bertekad maju untuk menang, dan bukan semboyan asal Bapak senang. Terbayang bendera Sang Saka Merah Putih yang berkibar, dan bukan terbayang lembaran merah uang seratus ribuan. Terbayang senyuman tulus cucu mungil kita, dan bukan terbayang senyuman palsu dan culas penipu kita. Dapatkan kita ikut bernyanyi lagu Indonesia Pusaka seperti bagaimana aspal Buton menyanyikannya? 

Banyak lagu-lagu yang dapat kita nyanyikan bersama-sama dengan aspal Buton. Tetapi perjuangan sekarang masih belum selesai. Aspal Buton masih belum merdeka. Aspal Buton masih harus terus berjuang lebih keras lagi untuk Indonesia merdeka. Mengapa bukan Indonesia yang berjuang untuk aspal Buton merdeka? Entahlah..... Masih banyak misteri yang belum terungkap, karena masih banyak orang yang lebih nyaman berada di dalam comfort zone daripada yang mau ikut berjuang demi harga diri. Aspal Buton adalah simbol perjuangan untuk harga diri. Harga diri yang menghargai hak-hak rakyat sebagai pemilik negeri ini. Dalam lirik lagu Maju Tak Gentar ada kata-kata yang menyanyikan: “maju tak gentar... hak kita diserang...”. Hak kita apa yang diserang? Hak kita untuk sejahtera. Dan siapa yang menyerang? Yang menyerang kita adalah produk-produk impor. Selama ini kita telah dibius dan terlena. Karena kita berpikir bahwa seolah-olah kita sebenarnya sudah merdeka. Ternyata yang merdeka itu adalah produk-produk impor. Mereka bebas merdeka masuk ke dalam negeri kita dengan diberikan karpet merah. Jadi apakah selama ini kita keliru mengartikan makna sebuah kemerdekaan ?

Aspal Buton meskipun selama ini hanya membisu, tetapi kita tidak boleh tinggal diam saja. Kalau kita tidak bisa mendengarkan suara nyanyian aspal Buton, biarkanlah aspal Buton yang mendengarkan suara nyanyian kita. Dan kalau aspal Buton tidak bisa mendengarkan suara nyanyian kita, biarkanlah rakyat Indonesia yang mendengarkannya. Untuk apa ? Supaya rakyat Indonesia tahu bahwa aspal Buton masih harus terus diperjuangkan untuk rakyat Indonesia mendapatkan haknya untuk sejahtera. Sampai kapan? Sampai kita semua dapat mendengarkan nyanyian aspal Buton, dan bernyanyi bersama: “ Merdeka.... merdeka.... tanahku....negriku yang kucinta. Indonesia Raya.....”. 

Lagu apa lagi yang harus dinyanyikan oleh aspal Buton agar pemerintah dapat mendengarkan curahan suara hatinya? Mungkin selama ini aspal Buton salah berharap. Mengapa kita harus mengharap kepada manusia?. Padahal yang menciptakan aspal Buton itu adalah Allah SWT. Seharusnya dari dulu aspal Buton hanya berharap kepada Allah SWT saja. Karena dengan berharap kepada Allah SWT, maka aspal Buton tidak akan pernah menyesal, kecewa, marah, apa lagi sakit hati. Karena Allah SWT pasti lebih tahu apa yang terbaik bagi ciptaanNya. Kalau aspal Buton sekarang ini belum dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kita, mungkin untuk anak-anak kita nanti. Dan kalau bukan untuk anak-anak kita, mungkin untuk cucu-cucu kita. Dan demikian seterusnya. Karena dengan berprasangka baik saja kepada Allah SWT, maka hati kita akan merasa damai dan bahagia. Dan dengan demikian aspal Butonpun akan turut serta merasa damai dan bahagia pula. 

Lagu apa yang harus dinyanyikan oleh aspal Buton untuk Allah SWT? Cukup sudah dengan nyanyian itu. Yang sekarang harus kita lakukan hanyalah berdoa kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan HidayahNya kepada pemimpin-pemimpin Negara dan Bangsa Indonesia agar aspal Buton segera dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Semoga makna Indonesia merdeka itu adalah arti yang sesungguhnya benar-benar Merdeka lahir dan bathin. Dan tentu saja, semoga misteri aspal Buton ini akan segera terungkap. 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB