Tak hanya sebagai negara maritim Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lahan pertanian. Akibatnya, sektor pertanian memegang kendali dari keseluruhan perekonomian nasional. Tak heran jika mayoritas masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Dari sekian banyak subsektor pertanian.
Holtikultura tanaman sayuran dan buah-buahan Semusim menjadi kontributor yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia dengan komoditas yang paling mendominasi adalah bawang merah. Dilansir dari data BPS, pada tahun 2019 hasil produksi Bawang Merah menduduki peringkat pertama dari 5 komoditi Tanaman Sayur Buah Semusim terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 1,58 juta ton. Lalu disusul Kubis mencapai 1,4 juta ton, cabai rawit mencapai 1,37 juta ton, kentang 1,32 ton, dan cabai besar 1,2 ton. Hasil produksi Bawang Merah tahun 2019 mengalami peningkatan 5% dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 1,5 juta ton.
Melirik data Kementerian Pertanian, tahun 2019 bawang merah menjadi runner up komoditi eskpor Tanaman Sayur Buah Semusim di Indonesia dengan total ekspor mencapai 8,7 ribu ton dan nilai ekspor mencapai 10,45 juta US$. Sedangkan peringkat pertama diraih oleh Kubis dengan total ekpor mencapai 39,1 ribu ton dan nilai ekspor mencapai 8,93 juta US$.
Permintaan ekspor Bawang Merah merangkak naik hingga mencapai 67% pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018 yang hanya 5,2 ribu ton. Dikarenakan hasil produksinya yang melimpah, pada tahun 2018 Indonesia hanya mengimpor bawang merah 1kg dari Singapura. Bahkan pada tahun 2019 Indonesia tidak mengimpor Bawang Merah sama sekali.
Usut punya usut, dalang dari kesuksesan produksi bawang nerah di Indonesia hampir 30% dipasok dari Provinsi Jawa Tengah. Tak heran jika gelar penghasil Bawang Merah terbesar se-Indonesia disabet oleh Provinsi Jawa Tengah. Menilik data BPS, pada tahun 2019 Jawa Tengah mampu memproduksi bawang merah hingga mencapai 4,8 juta kwintal, disusul Jawa Timur mencapai 4,08 juta kwintal, dan NTB mencapai 1,88 juta kwintal.
Hasil produksi Bawang Merah tahun 2019 juga meningkat sebesar 7% dibandingkan tahun 2018 yang hanya 4,5 juta kwintal. Namun disayangkan, pandemi Covid-19 turut menumbangkan hasil produksi hingga ekspor dan impor Bawang Merah di Indonesia. Data Kementerian Pertanian tahun 2020 mengatakan bahwa ekspor Bawang Merah mengalami penyusutan yang sangat signifikan. Total ekspor Bawang Merah tahun 2020 hanya mencapai 657,6 ton dan nilai ekspor sebesar 1,2 juta US$ hingga bulan Juli ini. Bahkan sampai mengimpor dari Vietnam sebesar 275 ton.
Menyiasati hal tersebut, Kabupaten Brebes sebagai sentra produksi bawang merah di Jawa Tengah melakukan inovasi pada hasil produksinya, yaitu dengan membuat produk olahan pasta dari bawang merah. Pasta tersebut bisa bertahan hingga 6 bulan dalam suhu ruang dan setahun jika disimpan dalam ruangan berpendingin.
Tak butuh waktu lama, olahan pasta ini mampu menembus ekspor dengan rata-rata 10 hingga 15 ton setiap bulannya. Namun karena kasus Covid-19 yang semakin parah menyebabkan kegiatan ekspor dan permintaan pasta Bawang Merah terhenti sementara.
Kendati demikian, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Sinergi Brebes Inovatif memastikan usaha olahan pasta bawang merah tetap berlangsung. Mereka juga berharap pemerintah mau membantu dalam mempromosikan usaha olahan pasta nawang merah ini kepada masyarakat, mengingat para pelaku UMKM di Indonesia cukup besar jumlahnya dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
By Rina Dwi Octavianti, Politeknik Statistika STIS
Ikuti tulisan menarik rina octavianti lainnya di sini.