x

Sumber gambar: Shutterstock

Iklan

Suko Waspodo

... an ordinary man ...
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 30 April 2024 17:25 WIB

Delapan Mitos Kepemimpinan yang Menghambat Anda

Kita sering terjebak dalam pemikiran bahwa “kepemimpinan” adalah sebuah konsep yang tetap, padahal sebenarnya kepemimpinan bersifat dinamis dan terus berkembang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah asumsi-asumsi yang salah ini melemahkan kepemimpinan Anda?

Poin-Poin Penting

  • Kepemimpinan tidak bersifat kaku—kepemimpinan bersifat dinamis dan berkembang sehingga orang dapat mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri.
  • Kepemimpinan bukanlah kualitas bawaan yang hanya dimiliki oleh individu “istimewa” yang mempunyai semua jawaban.
  • Semua orang bisa memimpin, dan semua orang bisa belajar melakukannya dengan lebih baik lagi. Berlatihlah dengan memanfaatkan peluang.

Kita sering terjebak dalam pemikiran bahwa “kepemimpinan” adalah sebuah konsep yang tetap, padahal sebenarnya kepemimpinan bersifat dinamis dan terus berkembang. Ketik “kepemimpinan” di Google, dan ada 6.150.000.000 (6 miliar dan 150 juta!). Tidak heran jika orang merasa bingung bagaimana atau harus mulai dari mana—dan apa yang harus diyakini. Ada begitu banyak teori kepemimpinan dan nasihat yang tiada habisnya, disertai mitos dan keyakinan yang membatasi, yang dapat menghambat kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat bekerja dengan klien dalam praktik pembinaan saya, saya sering menghadapi kesalahpahaman kepemimpinan, dan bagian dari tugas saya adalah menghilangkan prasangka tersebut untuk memungkinkan pertumbuhan. Selain itu, beberapa sektor masyarakat cenderung menerima kesalahpahaman ini sebagai kebenaran.

Berikut ini delapan dari sekian banyak mitos kepemimpinan yang diyakini benar adanya. Empat faktor pertama berlaku untuk kedua jenis kelamin, dan angka 5-8 tampaknya terutama berdampak pada perempuan, kelompok marginal, dan orang-orang dari budaya tertentu.

Mitos 1: Kepemimpinan Itu Bawaan

Kepemimpinan bukanlah bakat bawaan. Gagasan tentang “pemimpin yang terlahir” adalah pemikiran dengan pola pikir tetap yang membatasi orang untuk mengenali potensi dirinya untuk berkembang dan berkembang. Kepemimpinan adalah seperangkat keterampilan dan kemampuan yang dapat dipelajari, dan penerapan pola pikir berkembang akan membuka pintu untuk mengasah keterampilan kepemimpinan seseorang. Dengan lebih dari 60.000 buku kepemimpinan tersedia di Amazon, dan perkiraan dana sebesar 81 miliar dolar yang dibelanjakan secara global untuk pengembangan kepemimpinan pada tahun 2024, pasar ini berkembang pesat—karena kepemimpinan adalah keahlian yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran, praktik, dan pengalaman.

Tip: Pola pikir adalah kuncinya, jadi bukalah diri Anda terhadap pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan. Baca, teliti, teladani pemimpin hebat, latih, praktikkan, bertindak, dan yakini. Jika mungkin bagi orang lain, itu mungkin bagi Anda.

Mitos 2: Kepemimpinan Menjadi Mudah bagi Beberapa Orang Terpilih

Teori Manusia Hebat dan mitos tentang kepemimpinan yang mudah dilakukan oleh individu-individu "khusus" atau elit mengabaikan dedikasi, praktik, dan upaya yang diperlukan untuk unggul dalam peran kepemimpinan. Pemimpin yang efektif mungkin terlihat mudah, namun mereka berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan keluar dari zona nyaman mereka. Keberhasilan kepemimpinan berasal dari usaha, ketekunan, dan latihan yang disengaja—bukan dari kualitas khusus.

Tip: Penelitian tentang efektivitas kepemimpinan menekankan pentingnya praktik yang konsisten. Yang membedakan pemimpin unggul adalah komitmen mereka terhadap perbaikan sehari-hari. Terlibat dalam tindakan, eksperimen, kegagalan, ketahanan, pembelajaran, dan penerapan—semuanya dalam praktik kepemimpinan yang disengaja—adalah elemen penting untuk kesuksesan.

Mitos 3: Kepemimpinan Ditentukan oleh Jabatan

Kepemimpinan melampaui jabatan dan posisi hierarki. Kepemimpinan adalah tentang pengaruh. Saat Anda memimpin, Anda memengaruhi dan melibatkan orang lain dengan mewujudkan prinsip dan nilai yang menginspirasi orang untuk bergerak menuju tujuan bersama. Sejarah penuh dengan pemimpin berpengaruh yang muncul dari berbagai latar belakang tanpa gelar atau pangkat tradisional—lihat saja Malala Yousafzai atau Greta Thunberg.

Tip: Kita semua memimpin. Inventarisasi semua cara berbeda yang telah Anda lakukan—betapapun kecilnya. Berikan teladan, bagikan, dan komunikasikan visi Anda untuk melibatkan dan menginspirasi orang lain untuk bergabung dengan Anda dalam mencapai tujuan.

Mitos 4: Pemimpin Harus Memiliki Semua Jawaban

Salah satu kesalahpahaman terbesar yang saya dengar adalah bahwa pemimpin “perlu mempunyai semua jawaban.” Namun merasa nyaman dengan ketidaktahuan dan kegagalan memungkinkan pembelajaran, ketahanan, dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik. Menghadapi tantangan dan ketidakpastian mengharuskan kita untuk beroperasi di luar zona nyaman kita. Daripada hanya mengandalkan pengetahuan dan kekuatan yang mereka miliki, para pemimpin yang efektif terus mencari pengalaman baru, belajar dari apa yang tidak berhasil, dan beradaptasi dengan keadaan yang terus berkembang.

Tip: Sebagaimana ditegaskan oleh penelitian secara konsisten, ketidakpastian dan kesulitan menghadirkan peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Rangkullah tantangan—tantangan ini penting untuk pembelajaran dan peningkatan kinerja kepemimpinan.

Mitos 5: Kepemimpinan adalah Upaya Sendiri

Bertentangan dengan pola dasar serigala tunggal (Lone Wolf), kepemimpinan pada dasarnya bersifat relasional. Pemimpin yang efektif tidak melakukannya sendirian—mereka tahu bahwa mereka membutuhkan dukungan, keterlibatan, dan komitmen orang lain, serta mengakui upaya kolektif yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Mengajak pihak lain dan membangun serta memanfaatkan jaringan, koalisi, dan sekutu adalah kunci untuk mencapai hasil dan memberikan dampak yang lebih besar.

Tip: Ciptakan dan bangun hubungan, sekutu, koalisi, dan tim, manfaatkan kekuatan dan kemampuan setiap orang untuk berinovasi, mewujudkan, dan meningkatkan. Hubungan dan jaringan yang kuat membantu Anda memberikan nilai dan dampak.

Mitos 6: Anda Perlu Izin untuk Memimpin

Kepemimpinan tidak bergantung pada menunggu otorisasi atau undangan. Kepemimpinan sejati berarti kita harus terlihat jelas, memanfaatkan peluang, dan mengambil kepemilikan atas tindakan dan tanggung jawab kita sendiri. Dengan mengenali dan bertindak berdasarkan peluang, kita dapat menegaskan potensi kepemimpinan kita dan mendorong perubahan positif.

Tip: Anda tidak perlu menunggu untuk diminta memimpin; Anda dapat menciptakan peluang Anda sendiri. Jadi, tangkap mereka. Ambil kepemilikan dan terima akuntabilitas—untuk diri Anda sendiri, tim Anda, dan tindakan Anda serta mereka.

Mitos 7: “Aku Tidak Cocok dengan Profilnya”

Kepemimpinan sering disamakan dengan stereotip laki-laki—ditandai dengan sifat-sifat seperti ambisi, kepercayaan diri, ketegasan, tindakan, dan ketegasan. Oleh karena itu, beberapa perempuan (atau introvert atau budaya tertentu) kesulitan untuk melihat diri mereka atau mengidentifikasi diri mereka sebagai pemimpin. Hal ini juga dapat berarti bahwa orang lain tidak melihat mereka sebagai pemimpin. Setiap orang mempunyai kemampuan kepemimpinan, baik melalui mempengaruhi orang lain, menunjukkan inisiatif, atau mendorong tujuan bersama.

Tip: Catatlah cara Anda memimpin dan gaya kepemimpinan unik Anda. Kesadaran diri adalah kunci untuk mengakui dan menerima peran Anda sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan terus berkembang, memberikan ruang yang luas bagi gaya, perilaku, dan preferensi kepemimpinan individu untuk berkembang.

Mitos 8: “Pekerjaanku Berbicara Sendiri”

Begitu banyak orang yang mengandalkan pekerjaan mereka untuk berbicara sendiri sehingga mereka menghindar dari apa yang mereka anggap sebagai kebanggaan. Namun visibilitas dan pembangunan hubungan sangat penting untuk kemajuan karir dan pengembangan kepemimpinan. Kepemimpinan mencakup beragam keterampilan di luar kompetensi teknis—termasuk membangun hubungan dan menjadikan Anda dan pekerjaan Anda dikenal sebagai bagian dari memberikan hasil dan memberikan dampak yang lebih besar.

Tip: Gunakan berbagai alat dalam repertoar kepemimpinan Anda, seperti menjalin hubungan, membangun jaringan, dan menggunakan pengaruh dan persuasi, untuk menampilkan diri dan pekerjaan Anda secara efektif dan memberikan dampak yang lebih besar.

Mengesampingkan mitos-mitos kepemimpinan ini akan memberdayakan individu untuk mengenali dan melangkah ke dalam kepemimpinan mereka secara lebih penuh. Kepemimpinan bersifat dinamis dan didorong melalui dedikasi, kolaborasi, dan pembelajaran berkelanjutan. Dengan menantang kesalahpahaman, kita dapat mengembangkan pemimpin yang berdaya, beragam, dan efektif.

***

Solo, Selasa, 30 April 2024. 2:04 pm

Suko Waspodo

Ikuti tulisan menarik Suko Waspodo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu