x

Ilustrasi Perundingan

Iklan

Ahmad Habibi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 November 2020

Selasa, 1 Desember 2020 11:30 WIB

Kata Safar Mengungkap Karakter Seorang, Benarkah?

Safar dan Karakter seseorang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang yang ingin menguasai suatu bahasa, pasti akan mempelajarinya. Di dalam proses belajar suatu bahasa akan melalu proses penerimaan kosakata atau mufrodat.

Dalam islam mengenal dan belajar bahasa arab merupakan suatu keharusan. Tapi ketika kita belajar bahasa arab dan memulai menerima beberapa kosakata kita langsung saja menerima, menghapal dan menelannya secara mentah-mentah. Jarang seseorang yang mau menelisik.

Bahasa arab memang bahasa yang telah berusia panjang, bahkan bisa dibilang bahasa tertua yang masih terjaga keotentikannya sampai saat sekarang ini. Dan berada di deretan bahasa yang mendunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu kata dalam bahasa arab bisa memuat banyak sekali makna dan dalam Bahasa Arab sendiri ada jutaan kosakata. Termasuk kalimat “safarodalam bahasa indonesia itu berarti perjalanan. Apakah hanya memikili makna perjalanan saja?

Dalam bahasa arab penamaan “safar yang berarti perjalanan itu bukan tanpa makna.

Tapi “safaritu maknanya “inkasyafadan “wadhohayaitu nampak dan jelas. Artinya kita tidak akan pernah mengetahui dengan nampak dan jelas watak/kepribadian seseorang, sampai kita pernah bersafar atau berpergian bersamanya.

Pernah dikisahkan, pada jaman dahulu khalifah Umar r.a jika mendapati ada seorang sahabat yang bersaksi atau memberi informasi bahwa ‘‘fulan itu orangnya begini dan begini’’, lantas Umar r.a bertanya kepada sang pemberi saksi ‘’apakah kamu pernah berpergian/bersafar dengannya?’’ jika sahabat tersebut berkata belum pernah, Maka Umar r.a akan berkata ‘’kamu telah berbohong’’.  Dan jika sahabat itu berkata pernah, Maka Umar r.a akan mengambil informasi atas kesaksiannya secara detail.

Lantas apa hubungannya antara “safar” dan kepribadian?

Dalam safar tentu kita akan menemukan berbagai macam tantangan, halangan dan rintangan. Baik yang terduga maupun yang tidak terduga. Baik suka maupun duka.  Terlebih safarnya orang tempo dulu, sangat menegangkan jika kita gambarkan.

Dari safar kita akan paham karakter seseorang.

Dalam safar karakter seseorang akan nampak dan terlihat jelas. Kelihatan akan kesabarannya, ketawakalannya, kepeduliannya,  keimanannya, kedermawanannya, kesolidaritasannya, kekuatannya dan lain sebagainya.

Kesabarannya misal, ada anggota dirombongannya lambat jalannya apakah dia akan menunggu dll.

Ketawakalannya misal, ketika di jalan kendaannya hilang apakah dia suka mengeluh dll.

Kepeduliannya misal, ada anggotanya yang sakit ketika di jalan apakah dia peduli dll.

Keimanannya misal, ketika masuk waktu solat dan menjaga adab selama perjalanan dll.

Kedermawanannya misal, ada anggotanya yang kehabisan bekal apakah dia akan memberi dll.

Kesolidaritasannya misal, ada anggotanya yang terkena masalah di jalan apakah dia akan turun tangan dll.

 

Halangan, rintangan dan hambatan yang ada dalam safar merupakan suatu keharusan yang harus terjadi dan mesti disikapi.  Sebagaimana kehidupan di dunia ini, yang di katakan seperti seorang yang ada dalam perjalanan. Maka janganlah kita terlena dalam hidup ini, ingat kita punya start dan tujuan dalam hidup ini. Yaitu mengabdi kepada Allah Tuhan Semesta Alam.

Terakhir bertemanlah dengan semua orang dengan moral dan budipekerti yang baik.

 

وصلى الله على نبينا محمد والحمد لله رب العالمين

Ikuti tulisan menarik Ahmad Habibi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler