x

topeng

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 3 Januari 2021 05:42 WIB

Aku Manusia Golongan Mana?

Ayo, teruslah instrospeksi dan merefleksi diri. Minimal kita tahu, ada di jenis manusia golongan yang mana dan selalu menyadari, saat kita mati, yang dibawa hanya amalan serta perbuatan benar dan baik. Semoga. Aamiin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Memasuki hari ke-2 tahun 2021, begitu membuka media massa online, masih terpampang berbagai berita dan kasus yang terjadi di 2020. Begitupun saat saya baca halaman demi halaman koran pagi ini, Sabtu, 2 Januari 2020. Meski hawa di teras rumah sangat sejuk, namun berita-berita yang tersaji pun masih banyak yang tak sesejuk udara pagi.

Mengapa setiap kejadian dan peristiwa yang diangkat oleh media massa cenderung berita-berita yang tak menyejukkan dan memiriskan hati? Tak sesejuk udara yang pagi ini saya hirup? Luar biasanyanya, berita-berita tak sejuk itu, selalu didominasi oleh tema politik, kesehatan, ketidakadilan, hingga ketidaksejahteraan.

Tahun 2021 baru masuk hari kedua, sementara berita dan kasus-kasus tahun 2020 bahkan kasus sebelumnya di Republik ini, masih banyak tersisa dan belum tuntas. Mengapa, kejadian demi.kejadian yang tak menyejukkan justru seperti mengalir begitu saja? Seharusnya yang mengalir itu, air jernih, rezeki, kesejahteraan, keadilan, pemasukan, dan lain sebagainya, bukan masalah dan kasus.

Bila rakyat jelata masalahnya tercipta lebih banyak karena "keterbatasan dan ketidakmampuan", maka masyarakat elite dan orang kaya, masalahnya justru membikin rakyat jelata tambah susah. Mengapa hal ini terus terjadi, khususnya di Indonesia, padahal negeri ini telah dipimpin oleh para wakil rakyat yang duduk di parlemen dan pemerintahan?

Setelah menuntaskan baca berita di koran pagi ini, saya jadi teringat tentang 4 golongan manusia menurut Imam Al-Ghazali, atau Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i yang lahir di Thus tahun 1058/ 450 H. Beliau meninggal di Thus pada tahun 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H saat usia 52–53 tahun. Al-Ghazali dikenal sebagai seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.

Mumpung baru memasuki hari ke-2 tahun 2021, apa yang diungkap Al-Ghazali ini, rasanya tetap dapat menyejukkan hati, bila kita benar-benar memahami 4 jenis golongan manusia itu.

Al-Ghazali menyebut, manusia golongan pertama adalah Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri. Artinya, seseorang yang tahu (berilmu), dan dia tahu kalau dirinya Tahu. Orang ini bisa disebut ‘Alim = Mengetahui.  

Sementara manusia golongan kedua adalah Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri bermakna seseorang yang tahu (berilmu), tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu.

Berikutnya, untuk manusia golongan ketiga adalah Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri, maksudnya seseorang yang tidak tahu (tidak atau belum berilmu), tapi dia tahu alias sadar diri kalau dia tidak tahu.

Kemudian manusia golongan keempat adalah Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri, yaitu seseorang yang tidak tahu (tidak berilmu), dan dia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu.

Bila diringkas, maka empat golongan manusia ini adalah
1. Tahu bahwa dirinya tahu
2. Tidak tahu bahwa dirinya tahu
3. Tahu bahwa dirinya tidak tahu
4. Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu

Hanya dengan membaca ulang ringkasan  golongan manusia itu, kita jadi tahu, mana golongan manusia yang seharusnya menjadi para pemimpin di negeri ini.

Seandainya para pemimpin di negeri ini adalah dari golongan manusia ke-1 dan amanah, apakah negeri ini akan riuh dari masalah dan konfilk?

Begitu pun bila para pemimpin negeri ini dari golongan manusia ke-3, maka negeri ini pun akan damai, sebab para pemimpinnya tak sok tahu.

Sayang, sepertinya para pemimpin di negeri ini adalah para manusia dari golongan ke-1, maka dengan keilmuaannya mampu "membodohi" manusia golongan ke-2 dan ke-4 yang jumlahnya di Indonesia masih lebih banyak.

Sudah begitu, rasanya para pemimpin pun juga banyak didominasi oleh manusia dari golongan ke-3 yang saya sebut sok tahu dan hanya pandai bicara.

Bagi Anda yang sekarang membaca artikel ini, tentu sadar dan paham, sebagai manusia golongan yang mana.

Yang pasti, pernah saya dengar kelakar bahwa orang yang berilmu, namun karena tuntutan kehidupan duniawinya lebih kuat dan dominan, biasanya akan memanfaatkan keilmuannya untuk membodohi orang lain, curang, licik, mencuri, menguasai, hingga korupsi. Orang seperti ini biasanya juga tak pernah peduli apalagi menyadari bahwa harta benda dan kekayaan di dunia tak akan ada yang dibawa ke liang kubur.

Ayo, teruslah instrospeksi dan merefleksi diri. Minimal kita tahu, ada di jenis manusia golongan yang mana dan selalu menyadari, saat kita mati, yang dibawa hanya amalan serta perbuatan benar dan baik. Semoga. Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB