x

Atlet Indnesia Alvin Tehupiory (kanan) berlaga dalam cabang olah raga atletik nomor lari 100 meter puteri di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 3 Agustus 2021 07:13 WIB

Tradisi Ojigi dan Cara Bangsa Jepang Menjadi Tuan Rumah Olimpiade Tokyo 2020

Jepang tergolong sukses menggelar Olimpiade Tokyo 2020 saat pandemi Covid-19. Itu karena Jepang punya tangggung jawab moral yang luar biasa. Mereka juga menerapkan tradisi positif yang selama ini dianut masyarakatnya. Apa hikmahnya bagi kita semua?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suksesnya Jepang menggelar Olimpiade 2020 saat pandemi Covid-19

Sebagai tuan rumah Olimpiade 2020, Jepang tergolong sukses menggelar even akbar internasional itu. Kenapa begitu? Karena Jepang benar-benar memberikan pelayanan terbaik kepada tamu. Kepada atlet negara-negara lain yang mau bertanding. Negeri Sakura itu memang dikenal sangat menghormati tamu. Bahkan menjamin keamanan dan kebutuhan orang lain. Salut buat Jepang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Makanya di Jepang, ada tradisi Ojigi atau membungkuk. Sejak balita, orang Jepang sudah diajarkan. Untuk menghormati orang lain. Apalagi orang-orang baik yang datang ke sana. Sayang sekali, di Indonesia tidak ada budaya membungkuk. Mungkin yang ada budaya gosip dan ngeles.

Hebatnya lagi, orang Jepang selalu memberikan yang terbaik atas pekerjaannya. Bahkan siap menanggung risiko atas kelalaian-nya, sekalipun tidak bersifat langsung. Itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral. Orang Jepang sangat gentle. Mereka tidak segan mengundurkan diri bila gagal, atau berkinerja buruk. Karena itu, dulu ada budaya harakiri di Jepang. Menusuk perutnya sendiri akibat merasa malu dan gagal. Termasuk gagal dalam menjaga norma sosial. Jangankan maling, ketahuan korupsi saja mereka bunuh diri.

Bila tahu ada aktivitas baik, bangsa Jepang pasti memeliharanya. Makanya banyak orang pintar Indonesia yang kerja di Jepang dan tidak mau balik lagi. Karena di Jepang, mereka nyaman. Itulah faktanya. Maka mereka semakin maju, semakin canggih. Berat kontribusi dari orang-orang baik di luar lingkungannya.

Tanggung jawab moral itu ditanamkan di Jepang. Kita mungkin tidak perlu meniru semua dari Jepang. tapi kita dapat belajar mengikuti jejaknya. Sebagai manusia dan bangsa yang mau lebih baik ke depannya. Di sini, tanggung jaab moral itu ada di mana dan punya siapa?

Itulah literasi peradaban manusia. Tapi sayang, di negeri ini belum seperti itu. Sehingga kebaikan pun harus mengalah dari kebobrokan. Saat orang baik terlempar akibat ketidak-pedulian.
 
Jepang, selalu bikin kangen untuk berkunjung lagi ke sana. Salam literasi

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu