x

tes corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 14 Agustus 2021 07:27 WIB

Hebat Pemerintah India, Demi Rakyat Bisa Kendalikan Biaya Tes Corona Murah

Halo, mengapa di India alat tes corona bisa semurah itu dan hasilnya juga cepat?  Apakah terbuat dari bahan yang berbeda?  Di mana pemerintah kita? Sibuk bikin aturan ini-itu sampai PPKM berjilid, tapi aturan yang memihak siapa, sih? Alat tes corona tetap mahal dan tak pernah ada audit,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak pandemi corona, menurut berbagai pihak dan masyarakat dibiarkan masuk ke Indonesia, hingga kini sudah menjajah di seluruh nusantara. Kemudian, sejak penanganan yang tak tegas dan plin-plin plan sejak kebijakannya bernama PSBB hingga sekarang menjelma menjadi PPKM berjilid-jilid yang juga disebut banyak pihak dan masyarakat hanya sebagai akal-akalan pemerintah untuk menghindari tanggungjawab kepada rakyat, ternyata ada yang sepertinya sampai terlupa atau sengaja dialihkan untuk tidak dibahas oleh berbagai pihak dan masyarakat, yaitu menyoal audit dan harga alat tes corona yang tak disentuh pemerintah.Akibatnya, meski corona sudah sekian tahun hadir di Indonesia, tetap saja masih banyak rakyat yang tidak percaya dengan hasil tes corona karena lebih bertendensi sebagai lahan bisnis yang sangat manipulatif.

Selain tak percaya dan meragukan validitas alat tes corona, masyarakat juga sangat heran, mengapa pemerintah hingga sekarang seolah membiarkan harga alat tes corona  bebas ditentukan oleh pihak Rumah Sakit atau klinik yang menyediakan atau melayani tes corona dengan harga yang sangat mahal.

Tidak ada audit alat tes corona?

Menyoal validitas tes corona, mulai dari tes antigen atau rapid test, test antibodi atau tes darah hingga polymerase chain reaction (PCR), sepertinya, hingga sekarang pemerintah Indonesia juga tak pernah melakukan audit alat tes corona, yaitu dengan pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait informasi untuk menentukan dan membuat laporan mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan dan dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen.

Terkait hal ini, beberapa kali saya mendapatkan cerita dan pengalaman yang sama dari orang yang sudah terpapar corona. Bila saya tulis ulang, sedikit kisah dari penyintas Covid-19 yang tahu rasanya terpapar corona, kira-kira begini ungkapannya.

Dia menyebut, merasakan apa yang dimaksud dengan interaksi obat. Saat  dinyatakan positif, ternyata dalam kondisi badan baik-baik saja dan hanya batuk kecil. Tetapi, begitu meminum obat yang diberikan dokter, ternyata dia mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh secara drastis) dan mual yang luar biasa.

Sebab itu,  dia membuang semua obat dari dokter dan melakukan isolasi mandiri dengan hanya minum obat batuk pasaran dan vitamin serta berjemur. Hingga akhirnya merasa sehat.

Selain masalah obat dari dokter yang tak signifikan, dia pun mencoba beranalogi menyoal tes corona. Analoginya, jika seratus anak mengikuti ujian dengan menggunakan lembar jawab komputer dan hasilnya hampir semua anak nilainya jelek. Apakah itu artinya anak-anak bodoh semua? Jawabnya tidak, karena bisa jadi kunci jawabannya yang salah atau scanner-nya error karena tidak dikalibrasi.

Hal ini bisa jadi juga sama dengan kasus positif yang begitu banyak. Pernahkah ada pihak yang melakukan audit terhadap alat PCR atau rapid itu? Rasanya, hingga saat ini belum ada pembahasab menyoal audit tes corona ini.

Bahkan, selain tak ada audit, untuk pelaporan dari Gugus Tugas pun, data yang dilaporkan setiap hari, diakui memang tidak pernah valid. Malah yang terjadi, laporan kasus lebih kecil atau lebih besar dari kondisi faktanya, karena ada maksudnya. Luar biasa.

Harga alat tes corona mahal

Selain bicara validitas dan masalah audit alat tes corona, hingga kini pemerintah juga terus membiarkan rakyat dikerjai oleh pihak yang menyediakan dan melayani tes corona dengan membayar biaya tes yang mahal. Di mana pemerintah dalam situasi ini?

Sungguh bila dianalisis dan dicari pangkal masalah dan siapa yang bikin skenario hingga alat tes corona di Indonesia mahal, akan sangat mudah ditebak siapa sutradaranya. Tapi lagi-lagi dalam hal ini, pemerintah juga tidak bersama rakyat. Tidak melindungi dan mengayomi rakyat. Sebab, alat tes corona di negara lain begitu murahnya dan ada andil dari pemerintah.

Tengok saja misalnya di India, negara pengeskspir virus varian delta, harga tes polymerase chain reaction (PCR) di India jadi sorotan, karena harga tes COVID-19 di India itu jauh lebih murah dari Indonesia.

Hal ini pun telah menjadi pemberitaan di media massa nasional. Pasalnya, dilansir dari India Today, Kamis (12/8/2021), harga tes PCR di India semakin lebih murah setelah pemerintah menurunkan harga tes untuk mendeteksi virus Corona itu. Harga tes PCR di India turun dari 800 rupee atau sekitar Rp 150 ribu menjadi 500 rupee atau Rp 96 ribu berdasarkan kurs hari ini.

Takjub. Harga tes PCR hanya Rp 96 ribu. Berapa tes PCR termurah sekarang di Indonesia? Ke mana saja pemerintah selama ini? Itu pemerintah India bisa terlibat dalam penentuan harga tes PCR, lho?

Tidak hanya itu, di India, biaya untuk melakukan tes PCR di rumah pun cukup murah. Pasca-penurunan, harga tes PCR dengan layanan di rumah sebesar 700 rupee atau sekira Rp 135 ribu.

Lalu, bagaimana dengan biaya tes antigen atau rapidtest di India? Ternyata tes antigen cepat hanya seharga 300 rupee atau sekira Rp 58 ribu. Hal ini pun sampai diperkuat penjelasan Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal dalam akun Twitter yang menyampaikan tentang penurunan tarif tes PCR dengan mengunggah dokumen yang menunjukkan tarif tes PCR untuk laboratorium atau rumah sakit swasta menjadi 500 Rupee, sementara untuk laboratorium pemerintah menjadi 300 Rupee demi membantu orang biasa alias rakyat jelata.

Hebatnya lagi, pemerintah India juga menginstruksikan seluruh laboratorium untuk memastikan bahwa pemprosesan sampel, pembagian laporan, dan pembaruan di portal COVID-19 semuanya diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah pengumpulan sampel. Luar biasa. Adakah instruksi semacam itu di Indonesia hingga detik ini?

Hingga detik ini, fakta yang terjadi di Indonesia adalah harga tes PCR masih ada yang Rp 800 ribu hingga tembus jutaan rupiah.  Harga berkali lipat bila dibandingkan dengan di India, iming-imingnya hasil keluar lebih cepat. Tetapi, nyatanya jangka waktu untuk hasil tes PCR tetap beragam. Ada yang 24 jam, namun ada pula yang harus menunggu beberapa hari.

Hellooo, mengapa di India alat tes corona bisa semurah itu dan hasilnya juga cepat?  Apakah terbuat dari bahan yang berbeda?  Di mana pemerintah kita? Sibuk bikin aturan ini-itu sampai PPKM berjilid, tapi aturan yang memihak siapa, sih? Alat tes corona tetap mahal dan tak pernah ada audit,



Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB