Makna Terkandung dalam Puisi Jarak Karya Sapardi Djoko Damono

Jumat, 19 November 2021 14:49 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada Puisi dengan judul Jarak ini memceritakan sepasang kekasih yang sudah lama tak berjumpa

dan Adam turun di hutan-hutan/mengabur dalam dongengan

dan kita tiba-tiba disini/tengadah ke langit; kosong sepi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Karya Bapak Sapardi salah satunya yang terkenal hingga saat ini yaitu, puisi yang berjudul Jarak. Puisinya sering kita jumpai hingga saat ini di dalam buku Hujan Bulan Juni. Bapak Sapardi Djoko Damono atau yang kerap disapa SDD, merupakan salah seorang pujangga, penyair, dosen, pengamat sastra, dan kritikus sastra yang terkenal pada saat itu. Dan beliau juga terkenal melalui beberapa macam puisi yang telah dibuat olehnya, beberapa diantara puisi beliau telah populer hingga saat ini. Hingga tak jarang anak muda zaman sekarang yang menikmati karya-karya Bapak Sapardi.

Pada salah satu puisi Bapak Sapardi dengan judul Jarak, terdapat sebuah inti cerita yang mengisahkan sepasang kekasih. Berawal dengan kalimat dan Adam turun di hutan-hutan, pada kalimat dan yang terdapat pada puisi dengan judul jarak ini menunjukkan makna bahwa pada kisah nyata yang telah lampau seperti pada zaman ketika Nabi Adam diciptakan sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi. Yang tidak diketahui lebih jelasnya dimana tempatnya ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi. Pasa puisi dengan judul Jarak ini juga bisa kita ketahui bahwa jarak antara zaman kita seperti sekarang dengan zaman Nabi Adam yang telah lampau tentu bukan jarak yang dekat.

Pada puisi bagian dan Adam turun di hutan-hutan/mengabur dalam dongengan. Memiliki makna bahwa kita sebagai manusia yang hidup di zaman sekarang tidak mengetahui yang lebih jelasnya perihal bapak kita (Adam) turun dari syurga kemana. Dan kemudian di dalam puisi tersebut dijawab di hutan-hutan. Kemudian muncul beberapa pendapat, ada yang berpendapat bahwa Adam turun ke bumi dibagian hutan atau sebagainya. Dan pada akhirnya cerita bapak kita (Adam) tentu sangat banyak orang yang berpendapat antara yang benar dengan yang salah. Dan pada puisi bagian dan kita tiba-tiba disini/tengadah ke langit; kosong sepi. Memiliki makna yang menerangkan bahwa keberadaan kita sekarang di bumi seakan-akan hanya muncul dalam sekejap  saja, dan ketika melihat ke langit ternyata tidak ada apapun.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Syaniba Khuzaifah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Interaksi Sosial di Lingkungan Masyarakat

Minggu, 2 Januari 2022 21:56 WIB
img-content

Kondisi Ekonomi Indonesia di Era Pandemi

Senin, 27 Desember 2021 14:24 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua