x

Bukan Bengkel Cinta

Iklan

KinantiP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Sabtu, 27 November 2021 06:42 WIB

Kabar Buruk

Penyakit Thalasemia : Penyakit keturunan ini adalah penyakit yang menyerang sel darah merah penderitanya. Kondisi ini membuat hemoglobin dalam sel darah merah penderitanya berkurang, sehingga oksigen sulit diedarkan ke seluruh tubuh. Anak yang lahir dengan berat kebanyakan meninggal saat dilahirkan. Pada beberapa kasus, anak yang memiliki Thalasemia dapat hidup, namun sangat rentan terserang anemia, sehingga sering kali membutuhkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sepasang kaki menapaki jalan di sekitar perumahan termewah di negara itu tepatnya terletak pada negara paling utara di kawasan Amerika Utara. Negara yang sangat indah dengan berbagai macam kebudayaan yang pastinya berbeda dengan tempat kelahiran Qilla, Indonesia. Negara tersebut adalah Canada, negara terdingin di dunia. Akan tetapi, lebih dingin si kutub Hyades. Ngomong-ngomong soal Hyades, bagaimana keadaannya saat ini? apakah ia baik-baik saja? Qilla merasa bersalah karena tidak sempat bertemu dengan Hyades untuk yang terakhir kalinya. 

Semangat Qilla! kamu harus cepat sembuh supaya bisa ketemu sama teman-teman lagi, ucap Qilla dalam hati menyemangati dirinya sendiri. 

Qilla berjalan menyusuri lingkungan tempat ia tinggal, walaupun terasa nyaman tetapi akan tetapi Qilla tetap merasa ada yang kurang. Ia lebih menyukai rumahnya yang dulu.

Langit terlihat mendung seolah-olah mengetahui kondisi hati Qilla saat ini. Gadis cantik tersebut mendongkakkan kepalanya melihat awan yang sudah mulai gelap sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. 

"Tunggu aku ya teman-teman", ucap Qilla tersenyum sendu. Setitik air menetes membasahi wajah cantiknya. Lama kelamaan, tubuh Qilla mulai menggigil. Rasanya seperti ditusuk oleh jarum yang sangat banyak, benar-benar menyakitkan. Apakah ia akan mati?.

Bruk

Qilla tidak kuat untuk menahan beban tubuhnya, ia tergeletak tidak berdaya tepat di depan gerbang rumahnya.

Tin tin tin

Suara klakson mobil terdengar, sepertinya ada seseorang yang datang. Siapakah itu? pria tersebut keluar dari dalam mobil yang hanya dapat menampung dua penumpang itu. Pria tersebut menggunakan jas khas seorang dokter, terlihat sangat pas dan cocok ia kenakan di tubuhnya. 

Ia melangkah ke arah gadis cantik yang sedang tergeletak diatas tanah, dengan rasa penasaran yang tinggi pria tersebut melihat lebih dekat pemilik tubuh mungil itu. Dan ternyata...

"Qilla", ucapnya kaget. Ia panik melihat anak sahabat karibnya tergeletak tidak berdaya. Yap, pria gagah tersebut adalah papah dari teman Qilla yaitu Kiev. Sebut saja namanya, Agra Nicholas. Berasal dari keluarga Nicholas yang terkenal dengan ilmu kedokterannya yang sangat canggih dan telah mendunia.

Papah Kiev mengangkat tubuh mungil Qilla perlahan membawanya masuk ke dalam mobil. Ia bergegas melajukan mobilnya sampai akhirnya tiba di pekarangan rumah keluarga Rossler.

"ARON ATHENA", teriak papah Kiev.

"Ada apa sih Agra?", ucap mamah Qilla merasa kesal mendengar teriakan Agra (papah dari sahabat Qilla).

"LOH INI ANAKKU KENAPA?", tanya mamah Qilla seketika panik melihat putrinya yang saat ini berada di dekapan Agra.

"Sini biar saya yang membawa putri saya", ucap papah Qilla mengambil Qilla dari tangan Agra, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Qilla dengan baik.

Mereka membawa Qilla ke kamar dan meletakknya di atas ranjang.

"Lebih baik kita membawa Qilla ke rumah sakit agar mendapat perawatan yang intensif", ucap mamah Qilla khawatir.

"Tidak perlu, Qilla hanya sedang kecapean saja selain itu tubuhnya perlu menyesuaikan diri dengan cuaca ekstrem yang ada di negara ini. Qilla hanya memerlukan istirahat yang cukup saja". ucap Agra menjelaskan dengan tenang. 

"Syukurlah, terima kasih Agra", ucap mamah Qilla merasa lega mendengar penjelasan Dokter tampan itu.

"Aaron, temani aku keluar", ucap Dokter Agra. Aaron (papah Qilla) hanya mengangguk mengiyakan. Mereka berjalan keluar dari kamar Qilla. Sesampainya di ruang tamu, Aaron merasa ada yang disembunyikan oleh Agra.

"Apakah terjadi sesuatu?", ucap Aaron curiga, pasalnya ia sangat mengenal sahabat karibnya ini.

"Tidak ada, aku hanya mengajakmu untuk menikmati kopi. Sudah lama sekali kita tidak bertemu", ucap Agra santai.

"Ada apa dengan Qilla?", tanya papah Qilla tajam, Ia merasa ada sesuatu yang Agra sembunyikan. 

"Baiklah", ucap Agra membuang napas kasar. Sejak mereka SD, dirinya memang tidak dapat menyembunyikan apapun dari Aaron. Sepertinya Aaron ada keturunan mbah dukun

"Katakan, ada apa dengan putriku?", tanya papah Qilla dengan suara rendah.

"Kondisi Qilla saat ini bisa dibilang cukup parah, ia memerlukan penanganan yang lebih serius", ucap Agra (papah Kiev) dengan raut wajah serius.

"Apa yang terjadi?", tanya papah Qilla tanpa menghilangkan raut khawatir nya.

"Sebelumnya aku mengira ia hanya mengidap penyakit Thalasemia sama seperti dirimu, akan tetapi terdapat kerusakan pada sel otaknya akibat benturan yang cukup keras dan jika hal tersebut tidak segera ditangani maka nyawa putrimu akan berada dalam bahaya", jelas Agra, sebenarnya ia tidak ingin mengatakan hal ini kepada Aaron akan tetapi jika hal tersebut dibiarkan berangsur-angsur maka nyawa anak sahabatnya akan berada dalam bahaya. 

Papah Qilla terdiam, kaget mendengar perkataan sahabat yang sudah ia anggap sebagai keluarganya itu. Keringat dingin mengalir di sekitar tubuh tegap nya. Apakah ia akan kehilangan buah hatinya? selama ia masih hidup, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Apakah ada cara agar anakku sembuh?", tanya papah Qilla.

"Ada, tapi", ucap Agra ragu-ragu, ia ingin mengatakannya akan tetapi ia tidak ingin membuat sahabatnya sedih.

"Tapi apa Agra?", tanya papah Qilla setengah membentak, muncul berbagai prasangka buruk mengenai kondisi Qilla.

"Membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menyembuhkan penyakit Qilla secara total", jelas Agra.

"5 tahun?", tanya Aaron melotot kaget, 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Hatinya hancur mendengar kabar yang tidak mengenakkan mengenai anak semata wayangnya. Akan tetapi, ia harus tetap melakukan pengobatan tersebut demi kesembuhan sang buah hati.

Agra hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Aaron tanpa berniat untuk mengeluarkan suara.

"Mungkin bisa sampai 10 tahun, tergantung seberapa parah kondisi Qilla", ucap Agra menambahkan.

"Baiklah, lakukan yang terbaik. Aku bergantung padamu", ucap papah Qilla sambil menepuk bahu Agra dengan mata sayu menatap sosok Dokter dihadapannya.

"Jangan lupa janjimu", ucap Agra mengedipkan salah satu matanya kemudian berlalu pergi.

Papah Qilla hanya menggelengkan kepalanya, heran melihat sikap Agra yang belum berubah sejak mereka duduk di bangku SMA. Suka sekali bercanda, bahkan saat berada di situasi yang menegangkan sekalipun.

Kriet

Bunyi pintu kamar Qilla terbuka, menandakan ada seseorang yang berusaha masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Pah, ada apa? apakah Agra mengatakan sesuatu mengenai kondisi Qilla?", tanya mamah Qilla khawatir, ia merasa suami tercintanya itu menyembunyikan sesuatu dari dirinya.

"Kondisi Qilla baik-baik saja sayang, ia hanya kecapean dan membutuhkan istirahat", ucap papah Qilla tersenyum menenangkan, ia tidak ingin membuat sang istri khawatir.

"Syukurlah, mulai sekarang aku akan fokus menjaga anak kita. Tidak apa-apa kan pah?", tanya mamah Qilla sambil menatap sendu sang buah hati yang belum juga sadar.

"Tentu saja boleh sayang, aku juga akan membantu kamu menjaga Qilla", ucap Aaron mengiyakan permintaan sang istri dengan perasaan bahagia, sejak dahulu memang ini keinginannya. Ia ingin istrinya fokus menjaga Qilla, akan tetapi sang istri kekeh untuk terus melanjutkan kariernya. Oleh karena itu, ia hanya dapat mengiyakan permintaan sang istri. 

3 jam kemudian

"Pah, mah", ucap seorang gadis berusia 10 tahun dengan suara lemas.

"Qilla sayang, kamu mau apa? mau minum? mamah ambilin ya", kata mamah Qilla dengan perasaan lega melihat putrinya sudah sadar.

"Mi-minum", ucap Qilla dengan suara pelan. Mamah Qilla bergegas mengambil minum kemudian membantunya minum. Kepala Qilla terasa pusing, semua benda di ruangan itu seperti berputar-putar. Bahkan untuk minum pun ia membutuhkan bantuan sang mamah. 

"Sayang, kamu istirahat lagi ya nak", ucap papah Qilla sambil mengelus kepala putri kesayangannya.

Qilla hanya menggangguk mengiyakan perkataan sang papah tanpa membantah, padahal jauh di lubuk hatinya yang paling dalam. Ia sangat ingin keluar dari kamar, menikmati suasana Canada. Akan tetapi, Qilla mengerti bahwa papah dan mamahnya melakukan ini semua demi dirinya. Jadi sebagai anak yang baik, ia harus menuruti perintah kedua orang tuanya.

"Good girl", lanjut papah Qilla tersenyum kecil.

Mamah dan papah Qilla melangkah keluar dari kamar Qilla dan pergi melanjutkan urusan mereka yang tertunda. Sementara Qilla hanya dapat berbaring di atas ranjang empuk miliknya.

Apakah mereka baik-baik saja?.

Aku sangat merindukan mereka.

Kapan aku bisa pulang? ucap Qilla dalam hati. Ia tak kuasa menahan air mata yang sebentar lagi akan keluar.

Qilla harus kuat.

Qilla pasti sembuh.

Demi mamah papah dan teman-teman.

Qilla terus menyemangati dirinya sendiri karena banyak orang yang menantikan kepulangannya. Salah satunya, Healvito Hyades Miller.

Sosok lelaki tampan yang selalu melindungi dan menjaga Qilla dengan berbagai macam cara, dan jangan lupakan tampang dinginnya. Akan tetapi, anehnya hal itulah yang membuat hati Qilla berdebar-debar. Apakah jantungnya juga bermasalah?.

Ikuti tulisan menarik KinantiP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler