x

hem,,,,\xd

Iklan

Sokhikhatul Afitah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 November 2021

Selasa, 30 November 2021 13:31 WIB

Kunci Bertuan

Ketika SMP Grey berkeinginan untuk sekolah di Belanda, jika mendapatkan pacar ia harus pintar, cantik, anggun, dan tentunya supple dalam segala hal. Tentu semua itu berbanding terbalik dengan Kresya yang hanya anak rumahan, manja, cantik sih tapi cengeng. Tapi, yang membuat Kresya seakan membekas adalah ketika Kresya sedang dekat dengan cowok kelas selalu ditampis oleh Grey tentu tanpa sepengetahuan Kresya sednriri, sehingga Kresya merasa insecure terjadilah kesalah pahaman antara Kresya dan Grey.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Kunci Bertuan”

“Tok-tok-tok cilookk” suara Mang Klew si bakul cilok

“Kresya,,,,, ambilkan uang di laciku. Bang Klew berhenti jangan laju cepat-cepat” teriak Detya pada Kresya dan Mang Klew sibakul cilok keliling.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan sigap Kresya naik ke kamar Detya dan membuka laci lemari dan menemukan apa yang dicari. Namun, tiba-tiba Kresya diam karena ia merasa terganggu dengan keberadaan sebuah gembok emas seperti milik temannya dulu ketika SMP.

“Kresya mana uangnya,” teriak lagi Detya. 

“Iya-iya ini sebentar ,,,” balas Kresya sambil ngedumel (masih untung aku ambilin).

Setelah negosiasi dengan Mang Klew, Detya duduk didepan TV disusul Kresya sambil nyomot cilok ditangan Detya. Keduanya hening hanya ada suara kunyahan cilok yang bersarang dimulut Detya dan Kresya, suasanan terasa canggung bagi Detya. Apakah ini perasaan sepihak? padahal biasanya Kresya selalu membuka topik pembicaraan meski sedang makan sekalipun.

“Sya, kok loe diem aja? Nggak kayak biasanya gue ngerasa canggung loh sya, padahal ini rumah gue sendiri. hahaha.” Tanya Detya dengan ketawa ketirnya.

Siempu tidak mendengarkan apa yang dikatakan Detya, malahan ngelamun. tapi tiba-tiba,,,

“Tya aku mau nanya dong, tapi yaa nggak penting-penting amat sih cuman ya gue penasaran aja gitu,,” sambil nyodorin muka senyum

“Nah gitu dong ngomong, mau nanya tentang apa? Asal jangan Tanya kapan nikah aja sih,,, soalnya gue nggak akan jawab” ketus Detya.

“Tadi gue lihat gembok emas di laci loe, kamu tau itu milik siapa? Kayaknya gue kenal dan yang pasti bukan milik loe kan? Soalnya insting gue mengatakan seorang Detya tidak mungkin menyimpan ha-hal yang tidak berguna seperti itu. Xixixi”  

“Ahh,, itu milik sepupu gue yang di Belanda. Kenapa emangnya? Jangan bilang,,, nggak-nggak mungkin tenang aja, gembok kek gitu banyak kok di toko jadi nggak mungkin gembok itu milik teman lama yang loe cari ini. Yah?” jelas Detya pada Kresya.

Setelah mendapatkan jawaban itu, Kresya termenung dan merasa tidak puas dengan jawaban Detya. Karena Kresya yakin kalau sepupu Detya itu Grey, tapi Kresya berfikir bahwa keyakinan ini hanya sepihak supaya dirinya bisa lebih tenang. Kemudian Kresya menanyakan perihal karakter, hobi, keinginan masa depan dari Grey. Tapi,,, jawabannya nihil dan semua jawaban yang dilontarakan Detya berbanding terbalik.

Flashback On

ketika di sekolah ia kerapkali dibuli oleh kawan yang dianggap jagoan di kelasnya. Meskipun di buli ia juga bolos dan enggan untuk masuk sekedar mengikuti absensi. Maka dari itu, sebagian guru yang mengajar di kelasnya menjudge bahwa ia adalah anak yang bandel. Bahkan, suatu ketika Grey pernah menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar, sehingga membuat psikis Grey terganggu dan lebih sering menyendiri bahkan kerap ditemukan benda tajam berupa pisau kecil di tasnya, untung Kresya selalu mengawasi gerak gerik Grey dan ia berusaha menjadi teman yang selalu ada.

flashback off

“Grey, apakah ini sebuah teka-teki yang ingin ku pecahkan? Atau kau lupa arah jalan rumahku Grey?”

Tak habis pikir kenapa Kresya mengapa mesti mengingat kenangan bersamanya, bukankah dulu ia sudah janji untuk melupakan dan membuang kenangan-kenangan itu? dan yang lebih konyol aalah Kresya menganggap bahwa Grey masih perduli meski berbeda Negara. Tentu Grey sudah menikmati masa-masa indahnya di Belanda, semua keinginannya bisa tercapai apalagi kalau bukan tentang wanita. Sekarang Aku iri padanya.

Ketika SMP Grey berkeinginan untuk sekolah di Belanda, jika mendapatkan pacar ia harus pintar, cantik, anggun, dan tentunya supple dalam segala hal. Tentu semua itu berbanding terbalik dengan Kresya yang hanya anak rumahan, manja, cantik sih tapi cengeng. Tapi, yang membuat Kresya seakan membekas adalah ketika Kresya sedang dekat dengan cowok kelas selalu ditampis oleh Grey tentu tanpa sepengetahuan Kresya sednriri, sehingga Kresya merasa insecure terjadilah kesalah pahaman antara Kresya dan Grey.

Jika aku ingin tahu apa maksud dari segala perbuatan Grey dulu waktu SMP dan sampai sekarang tentu kotak itu adalah jawabannya.

“Kira-kira kapan sepupumu itu ke Indonesia?” Tanya Kresaya dengan rasa penasarannya yang tinggi. “hah!” Syok Detya karena Kresya tahu bahwa sepupunya itu akan ke Indonesia padahal Detya belum cerita dan belum memperkenalkan sepupnya itu pada Kresya.

“Bagaimana kau tahu kalau sepupuku akan  ke Indonesia? Padahal gue-kan belum pernah cerita apapun tentang dia?”

“hah! Insting aja.” santai Kresya.

“ahh,, Hari Jumat, karena sepupunya yang di Jogja akan menikah jadi keluarga besarnya harus balik ke Indonesia dulu.” Jelas Detya.

***

Sepulang dari rumah Detya, Kresya terus melamun sampe-sampe ibu dan kakaknya Cyntia bingung dan ikut khawatir karena tidak seperti biasanya Kresya yang selalu ceria tapi pada hari itu ia tidak berkutik sama sekali.

“Dek, kamu kenapa? Nggak kaya biasanya mukanya murung gitu, jelek tahu.” ledek Cyntia kakak Kresya dan  Dewi ibu Kresya juga ikut nimbrung pembicaraan anak-anaknya karena merasa khawatir.

“Kak, inget nggak temen Kresya pas SMP yang pake kacamata yang nginep di rumah kita?”

“Grey maksud kamu? Ada apa dengan Grey? Grey disiksa lagi? atau dicelakai oleh,,," dengan nada pelan "bapaknya?"

“Ehhh bukan" ringis Kresya. "kaykanya Grey itu sepupu temen adek namanya Detya kak,”

“Terus,,,? Yang jadi masalah buat adek apa? Kan nama Grey nggak cuman sepupu Detya aja”

“Masalahnya bukan disitu kak,,” rajuk Kresya karena merasa kakaknya tidak memhami situasi yang dimaksud Kresya.

“Lah terus,,? Apa masalahnya”

“Tadi Kresya nemuin gembok yang mirip banget dengan gembok Grey yang pernah dikenalin ke Kresya dulu. Makanya Kresya yakin kalau Grey sepupu Detya itu temen Kresya kak.” Terang Kresya.

 “Ohhh, udahlah jangan menghalu." pungkas Cyintya.

falshback on

pernah suatu ketika orang suruhan Grey sedang memata-matai Detya tetapi keberadaanya diketahui oleh Cyntya kakak Kresya, sehingga dijelaskanlah maksud dan tujuannya tentu apalagi kalau bukan cinta. Dimana Grey ingin Kresya tidak boelh dimiliki siapapun dan selalu terjaga keamanannya dari pagi hingga sore hari.

Maka dari itu, kakaknya tahu kalau Grey ternyata mempunyai kaki tangan di Indonesia untuk mengawasi gerak-gerik Kresya. Supaya tetap aman dan tidak boleh ada laki-laki yang mencintai kecuali dirinya.

"Sok bersih-bersih abis itu tidur dan jangan lupa berdoa” pesan Cyntia pada Kresya. Namun, hanya dijawab anggukan oleh siempunya.

Sepanjang malam Kresya ternyata nggak bisa tidur, gulang kanan-kiri-tengkurep sudah dilakukan tapi masih saja tidak bisa merasakan kenikmatan tidur seperti biasanya. Karena ia masih memikirkan apa yang diucapkan oleh Detya perihal perginya Grey ke luar negeri dan hilangnya Grey dulu. "Oke fiks! Gue besok harus kerumah Detya." Batin Detya 

***

Pagi buta Kresya memilih jogging untuk merilekskan pikiran-pikiran tentang Grey. karena gara-gara itu semalem ia harus begadang dan menikmati sunyinya kehidupan malam. Sepanjang perjalanan ia ngelamun tanpa disadari Kresya tertabrak oleh pengguna jalan lain yang tidak lain adalah Ibu Grey dan adiknya Cherry.

Karena panik, kemudian Ibu Grey nelpon orang rumah supaya datang ke taman karena Kresya tidak sadarkan diri. Apalagi ibu Grey merupakan orang yang panik dan heboh dengan apa yang dilihatnya.

Dibawalah Kresya ke kamar Detya, ketika  Kresya terbangun ia merasa posisi kamarnya berbeda "aahhh" meringis Kresya "kepala-ku kok sakit sekali?" Gerutu Kresya dalam hati.

“Sya, apakah kamu sudah bangun?” tiba-tiba pemilik kamar masuk membawa senampan makanan.

“hah!” syok Kresya ternyata ia sedang di kamar Detya, kok bisa. karena Kresya merasa nyaman sih malah memilih menarik selimut kembali untuk tidur. Tapi ditarik kembali oleh Detya.

“Eh,,, apa ini? Main tarik-tarik aja tu selimut. Lo tahu nggak, keberadaan lo disini udah bikin serumah panik apalagi udah 1 jam-an lo kagak bangun-bangun” teriak Detya.

“Apa! Sejam!?, nggak mungkin. Kecepeten itu, biasanya nggak sampe segitu gue pingsan tuh biasanya 3 jam-an lah” sombong Kresya.

Tapi dijawab toyoran oleh Detya karena dia nggak memahami situasi di rumah karena pingsannya Kresya.

“Udah yah, gue mau tidur. Sumpah gue ngantuk banget, semalem gue nggak bisa tidur.” Jelas Kresya. Tapi dijawab pelototan oleh Detya “enak aja loh! Nanti makan dulu dan loe harus ketemu tante gue buat klarifikasi bahwa loe udah bangun.”

“Iya-iya nanti, tapi abis gue tidur”.

“Nggak. Kalau masalah ini gue nggak bakalan ngijinin. Loe harus ketemu tante gue dulu abis itu baru deh loe bebas mau ngapain. Sledding kek, jungkir balik kek, terserah loe dah!”

“Tante,,, ini temen Detya udah bangun.” teriak Detya sambil keluar kamar tapi tidak ditemukan suara apapun. Karena tidak mendapat jawaban apapun akhirnya Detya memutuskan untuk turun ke bawah. setengah perjalanan Detya merasa ada yang ganjil kenapa Kresya bisa pingsan dan untungnya ditemukan oleh tante. Ahh mungkin karena semalem nggak bisa tidur dan kecapean juga.

ketika masuk ke ruang TV, "ini TV-nya siapa yang lagi nonton? Lah! Grey? Lo ngapain masih disini? loe nggak ikut ke Jogja? Tante mana?” Tanya Detya.

“Kresya udah bangun?” Tanya Grey

“Bentar-bentar, kok loe kenal Kresya? Padahal gue kan nggak pernah ngenalin ke loe dan? Loe kok bisa tahu sih?”

Grey hanya diam, malahan memberikan ramote TV pada Detya sembari mengatakan "jangan ke kamar sebelum gue keluar" dan dan pergi ke kamar Detya sembari membawa gembok yang berisi tentang teka-teki kisahnya dengan Kresya waktu SMP.

Flashback on

Sebenarnya ketika akan pergi ke Belanda Grey akan pamit pada Kresya namun, situasinya sangat sulit dimana ia harus dikejar oleh waktu dan nyawa sedang terancam akibat ulah ayahnya pada Grey dan ibunya sehingga Grey memutuskan untuk tidak memberi tahu bahwa dirinya akan ke Belanda secepat itu. 

flashback off

Sembari menaiki tangga Grey sangat merindukan Kresya. Ia hanya bisa mengawasi dari kejauhan segala aktivitas yang dilakukannya tanpa sepengetahuan oleh Kresya. Grey membuka pintu kamar secara perlahan tapi masih tetap didengar.

“Tya, beliin seblak” teriak Kresya didalam bilik selimutnya.

Tapi nggak ada jawaban apapun dari sebrang hal ini membuat Kresya khawatir, akhirnya Kresya memutuskan untuk membuka selimutnya dan mengambil posisi duduk. Disitu Kresya syok akan keberadaan Grey.

“Sya, loe masih inget gue?” Tanya Grey sembari memberikan gembok yang ia janjikan dulu jika akan bertemu lagi. “Loe masih simpan kunci yang gue kasih kan?”

Kresya hanya menunduk dan terdiam, tiba-tiba tangan Grey menarik badan Kresya dipeluklah ia hingga terdengar suara tangisan Kresya dalam dekapan Grey  dan moment disaksikan oleh Detya sepupu Grey sekaligus sahabat Kresya.

~~~selesai~~~

 

 

Ikuti tulisan menarik Sokhikhatul Afitah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler