x

Iklan

Perpus As Syifa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 November 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:35 WIB

Psyche Pathos


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Psyche Pathos

 

Hai nama ku Diva, aku adalah anak pertama dari dua orang bersaudara, adikku laki- laki berumur 11 tahun dan kami hanya berbeda 5 tahun. Aku menyayangi kedua orangtuaku, tapi sayangnya ayahku sudah meninggal bulan lalu, dan dengan kejadian itu aku sangat membenci ibuku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayahku sangat baik, dia pekerja keras dan dia selalu berusaha untuk menghidupi kami. Dan hari ini ibuku menikah lagi dengan laki-laki lain. Sudah berulang-ulang kali aku menasihati ibu agar ia tidak menikah dulu tapi dia tidak mendengarkanku. Yasudahlah mungkin ini yang terbaik baginya.

Dua tahun sudah berjalan, dan hidupku habis untuk hal yang membosankan, mendengarkan ibuku memarahiku setiap hari bahkan melihat pertengkaran antara ibu dan ayah tiriku.

“Ya inilah hidupku sekarang, sangat membosankan.” gumamku tersenyum sinis

 

Aku terbaring dikasur sambil menatapi sudut-sudut dinding. Dan teringat pada ayahku sebelum ia meninggal.

“Makananmu habiskan, agar badanmu bergizi.” ucap ayah

 

Ayah selalu menyuruhku makan, dia memarahiku jika aku tidak makan.

 

Pada waktu itu keadaan ekonomi kami sangat susah, sampai-sampai makan pun kami harus menunggu ayah pulang membawa uang.

Aku sedang menunggu  ayah pulang,  sudah seharian ayah tak pulang dari  bekerja. Aku bertanya pada ibu mengapa ayah juga belum pulang.

“Ia sudah pulang nak.” ucap ibu

 

Aku heran, aku melihat sekeliling rumah dan tidak menemukan ayah. Aku berfikir mungkin ibu lelah dan terlalu memikirkan ayah.

“Bu istirahatlah, ibu sangat capek, mungkin ayah sebentar lagi akan pulang.” ucapku pada ibu

 

Ibu hanya mengabaikan perkataanku dan meninggalkanku pergi sendirian. Tepat jam delapan malam, waktunya untuk makan sementara ayah juga belum pulang.

 

“Sepertinya malam ini tidak akan ada makanan.” ujarku dengan nada lemas

 

Tiba-tiba ibu datang dan memberiku sepiring nasi dan juga beberapa daging yang kelihatannya sangat sedap.

Dan tanpa basa basi aku langsung melahap makanan itu, ibu tersenyum melihatku sangat lahap.

 

“Bu dari mana dapat makanan ini? Bukankah ayah juga belum pulang?” tanyaku tiba-

tiba

 

Ibu menghiraukan pertanyaanku. Dan sekali lagi aku menanyakan hal itu.

 

“Sudah kubilang ayahmu sudah pulang! Dan dia ada disini sedang memberimu gizi”. teriak ibu padaku

Aku tersentak mendengar ucapan ibu, aku pun berlari meninggalkan ibu, tiba-tiba aku terhenti pada sebuah gudang, aku masuk ke gudang tersebut dan melihat banyak bercak- bercak darah disekitar dinding gudang itu. Aku terkejut melihat di dalam gudang itu terdapat beberapa potongan daging, dan itu bukanlah daging ayam, sapi, atau hewan lainnya, melainkan daging manusia. Ya daging manusia, aku tidak salah lihat lagi.

“Sejak kapan gudang di rumah ini jadi tempat pembunuhan sadis seperti ini?” ujarku

 

Dan yang terakhir kali kulihat adalah penggalan kepala manusia. Ini tidak mungkin pasti aku salah lihat.

Ayah!!!!!!!!!!!

 

Sejak saat itu aku sangat membenci ibu, dan pertama kalinya juga aku memakan daging manusia.

“Daging ayahku sendiri.” gumamku meneteskan air mata

 

“Tok...tok...tok.” suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunanku, aku bangkit dari tempat tidur dan langsung membuka pintu.

“Plak!!!!” suara tamparan deras mengenai pipiku.

 

Hanya ibu, ya itu ibu yang menamparku.

 

“Apalagi bu?” tanyaku

 

Ini adalah hal biasa yang kualami setiap harinya.

 

“Makan kau sana! Apa aku harus menyuruhmu tiap hari makan?” teriak ibu yang sangat membuat telingaku sakit

“Baiklah.” jawabku

 

Aku menyusuri setiap ruangan dan menuju ke meja makan. Semenjak ibuku menikah dengan ayah tiriku, kehidupan ekonomi kami semakin membaik dan tidak seperti dulu.

Lima tahun kemudian, keluarga kami semakin hancur semenjak adikku meninggal.

 

Ibuku sangat tidak adil kepadaku, ia dibutakan oleh cintanya pada suaminya. Ia selalu membela ayah tiriku dan tidak pernah mendengarkan perkataanku.

Ia menduduhku bahwa aku iri melihat dia dan suaminya itu.

 

“Kau iri denganku, kami begitu sangat mencintai dan kau tidak suka melihat kami bahagia bahkan kau ingin memisahkan kami berdua.” ucap ibu dengan nada kuat

“Bahagia apa bu? Setiap hari kalian bertengkar di depanku hanya gara-gara hal sepele saja, bahkan dia juga berani memukul ibu di hadapanku. Inikah yang ibu anggap bahagia?

Sudahlah bu, tinggalkan saja lelaki itu, dia tidak baik untuk kita bu.” jelasku “Plak!!!” dan kesekian kalinya aku mendapatkan tamparan itu lagi “Diam kau anak tidak tahu diri.” ucap ibu lalu meninggalkanku

Waktu terus berlalu, kuhabiskan waktuku dengan hidup yang tidak berguna ini. Aku telah gagal menyelamatkan ibuku dari lelaki yang tidak punya hati itu.

Kemarin dia menghabisi nyawa adikku dan sekarang ibuku. Dan sekarang mungkin aku yang akan jadi mangsa selanjutnya.

Aku tidak bisa keluar dari rumah, dia mengurungku di rumah yang dulunya adalah tempat keluarga harmonis sekarang menjadi tempat pembunuhan.

Aku sangat kelaparan aku melihat ada makanan dimeja, dan disaat aku sedang lahap menyantap makanan itu tiba tiba lelaki itu datang.

 

“Aku memasukkan semua tubuh manusia yang kubunuh kedalam sebuah wadah dan kucampurkan dengan saus pedas yang kubeli untuk membuat sup. Lalu darahnya yang berada di dalam baskom, aku diamkan hingga membeku lalu kumasukan ke dalam oven. Kucampurkan dengan tepung, gula, susu, telur, coklat dan sedikit mentega. Setelah jadi, kuhidangkan kue tersebut kepada kau anakku.” Katanya tersenyum melihatku

Aku berjanji pada diriku akan membunuhmu. “Dasar iblis!!!!”

 

 

                                                                   TAMAT                                                                      

Ikuti tulisan menarik Perpus As Syifa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB