Puisi Sajak Kecil Tentang Cinta Karya Sapardi Djoko Damono
Senin, 27 Desember 2021 06:31 WIB
Ilustrasi Cinta
Puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang lain ke ‘dunianya’. Meskipun bentuknya singkat dan padat, umumnya orang lain kesulitan untuk menjelaskan makna puisi yang disampaikan dari setiap baitnya.
Puisi sendiri memiliki banyak makna yang mendalam, mulai dari diskusi tentang kehidupan, cinta, hubungan, dan lainnya. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang paling populer di semua kalangan, karena bahasa dan maknanya yang indah. Tak ayal, puisi selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian banyak orang.
Karya sastra merupakan hasil dari pemikiran, perenungan, dan penghayatan terhadap sebuah realitas sosial yang terjadi. Dalam dunia sastra, siapasih yang tidak kenal dengan Sapardi Djoko Damono? Nama Sapardi Djoko Damono sudah tidak asing lagi terdengar dikalangan dunia sastra di Indonesia. Sapardi Djoko Damono juga biasa kita kenal sebagai sastrawan yang sangat handal. Sudah banyak karya sastra yang beliau hasilkan, baik berupa novel, cerpen, maupun sajak yang telah beliau buat.
Salah satu puisi Sapardi Djoko Damono adalah “Sajak Kecil Tentang Cinta” terdapat dalam buku Sapardi berjudul “Melipat Jarak” yang diterbitkan pada tahun 2015. Pada kesembatan kali ini kupas lebih dalam makna dari puisi Melipat Jarak.
Sajak Kecil Tentang Cinta
Karya Sapardi Djoko Damono
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjadi aku
Puisi ini mempunyai makna yang sangat dalam sekali. Puisi ini bertema cinta, lebih tepat perasaan mencintai, mencintai dengan segala resikonya, kekurangan dan kelebihan sesuatu yang kita cintai. Cinta yang dimaksud bisa saja jadi berbeda menurut penafsiran tiap orang, bisa mencintai kepada seseorang ( cinta orangtua terhadap anaknya atau sebaliknya, cinta kepada Allah, atau cinta seseorang terhadap lawan jenisnya).
Dari larik 1—4 terdapat diksi “harus menjadi” pada larik sebelum terakhir ini muncul diksi “harus menebas”. Mencintai cakrawala harus menebas jarak. Apa sih hubungan antara cakrawala dengan jarak? Ada jarak yang sangat jauh antara bumi tempat berpijak dengan cakrawala, untuk menggapai cakrawala harus menebas jarak yang jauh bin sulit. Apakah untuk bias bersamamu aku harus melakukan Mission Impossible seperti Ethan Hunt?
Larik terakhir biasanya menjadi klimaks dan Sapardi memilih “Aku” sebagai klimaks. Mencintaimu harus menjadi Aku. Setelah menghadapi berbagai hal, Sapardi berhasil menyadarkan pembaca untuk love yourself jauh sebelum era Justin Bieber dan BTS. Karena pada akhirnya dengan menjadi diri sendiri, karena sebelum mencintai orang lain harus mencintai diri sendiri.
Bahwa untuk bisa mencintai sesuatu tersebut, maka kita harus siap mejadi bagian dari yang kita cintai. Jika kita mencintai Sang Pencipta berarti kita harus menjadi seperti apa yang diinginkan oleh Sang Pencipta. Begitu pula jika mencintai seseorang, kita harus menjadi diri sendiri, karena yang mencintaimu adalah AKU, bukan orang lain atau siapapun yang mencintai kamu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Meninjau Makna Puisi “Kangen” Karya W.S. Rendra
Rabu, 29 Desember 2021 06:47 WIBMakna Puisi “Ruang Tunggu” Karya Sapardi Djoko Damono
Selasa, 28 Desember 2021 12:09 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler