x

Gambar berdasarkan teks

Iklan

Nurhasanah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Desember 2021

Rabu, 29 Desember 2021 06:47 WIB

Meninjau Makna Puisi “Kangen” Karya W.S. Rendra


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Karya sastra merupakan perwakilan atau curahan hati dari seorang pengarang, bisa dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Puisi termasuk penuangan ide ataupun perasaan hati menggunakan bahasa kiasan. Menulis puisi biasanya digunakan untuk mengkritik ataupun mengekspresikan suatu kejadian. Di dalam puisi terdapat struktur fisik dan struktur batin. Setiap puisi pasti memiliki makna dan kesan. Biasanya, seseorang mengungkapkan perasaannya melalui sebuah puisi. Karena itulah, tidak sedikit penulis puisi yang membicarakan tentang perasaan dan masalah kehidupannya. Salah satunya yaitu W.S Rendra, seorang penyair atau penulis puisi yang melegenda di Indonesia.

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang biasa dikenal sebagai W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di solo. W.S. Rendra adalah penyair, dramawan, pemeran dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia. Sejak muda, dia menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa. Banyak sekali puisi-puisi karyanya yang membicarakan tentang perasaan dan masalah kehidupannya, contohnya pada puisi “kangen”. Pada kesembatan kali ini kupas lebih dalam makna dari puisi “kangen”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kangen

Karya W.S. Rendra
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna cinta telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api.

Dalam puisi W.S Rendra yang berjudul “Kangen” ini menggambarkan kesedihan dan kesepiannya yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair memposisikan dirinya sebagai tokoh dalam puisi tersebut. Hal ini dapat terlihat dari sudut pandang akuan yang ditulis oleh si penyair.

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.

Ingin mengungkapkan bahwa seseorang yang rindukannya tak akan mengerti betapa kesepian hidupnya walau ia bebas (lajang). Kemerdekaan yang dimaksud adalah sebuah kebebasan individu dan hidup seseorang yang berada dalam kesendirian tanpa cinta.

Kau takkan mengerti segala lukaku

Karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Mengungkapkan betapa seseorang yang merasa sakit tanpa alasan karena mencintai “Kau”.

Membayangkan wajahmu adalah siksa               

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Menahan rindu adalah hal yang menyakitkan bahkan ketika mengenangnya. Serta perasaan sepi yang menyiksa seseorang, seperti orang yang mengalami cacat fisik yaitu lumpuh ketika orang lumpuh merasa takut, dan harus tetap menghadapinya.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku

Apabila aku dalam kangen dan sepi.

Menggambarkan orang yang dirindukannya sudah menguasai jiwa dan pikirannya, sehingga susah untuk dilupakan dan merasakan kesepian yang jauh lebih mendalam.

Itulah berarti

Aku tungku tanpa api.

Menggambarkan seseorang yang merasa kesepian karena merindukan seseorang, ia merasa tidak berguna, karena hanya bias merindukan tanpa bisa bertemu langsung dengannya.

Dari puisi “Kangen” dapat diambil pelajaran, Jika kita mencintain seseorang ada baiknya cinta itu jangan terlalu berlebihan hingga dapat menyakitkan diri sendiri, serta kita harus merelakan seseorang yang kita cintai karena keadaan yang tidak dapat mempersatukan, seperti beda keyakinan dan tidak direstui orang tua. Jangan sampai kita terjerat dalam kebinasaan dan bodoh dalam hal cinta. Walaupun seseorang itu adalah suatu hal yang berarti dalam hidup kita. Namun, kita tetap harus merelakannya demi kebahagiaan hidup masing-masing. Karena semua itu merupakan takdir Tuhan. Semua orang yang memiliki cinta dihatinya pasti merasakan "kangen" dan bisa dibilang semua orang di dunia ini, meskipun penjahat sekalipun pasti merasakan rasa kangen, karena manusia tetaplah manusia, siapapun dan apapun pekerjaanya pasti ada sisi lunak yang diciptakan oleh sang pencipta untuk merasakan cinta. Semakin besar rasa cinta kepada seseorang pasti akan merasakan kangen atau rindu yang sangar besar untuk bertemu dan bercinta. Bahkan semakin besar cinta seseorang kepada pasangannya, ketika berdua masih saja merasa kangen. Apalagi ketika sang cinta akan pergi meninggalkan entah pergi kemana.

Lalu dalam penulisan puisi pada umumnya, W.S. Rendra mengemas puisinya secara bebas dengan kata-kata kiasan dan pemilihan diksi yang keluar dari jalur romantis, meskipun isi dan makna dari puisi tersebut sangatlah romantis apabila kita hayati. Selain itu W.S Rendra membuat gaya penulisan terkesan modern dengan penempatan tipografi yang berbeda dengan kaidah pada penulisan puisi. Maka dari itu karya dari seorang sastrawan ternama dan sudah tak asing lagi diteli para penikmat sastra. Ketika memang kita sedang dirundung rindu, gembira, ataupun sedih, tentunya kita sebagai seorang penulis dapat menuangkan perasaan tersebut dengan menulis puisi. Hal ini sering kita abaikan atau kita hiraukan bahwa ada sarana untuk mengungkapkan ide, perasaan, maupun gagasan ke dalam sebuah puisi. Lebih jauhnya lagi kita sebagai seorang tenaga pendidik tentunya dapat menjadikan sarana kreativitas kepada para siswa dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang ssesuai dengan kurikulum yang ada, tentunya hal tersebut dengan pembekalan materi dan teori agar siswa dapat menumbuhkembangkan dengan berbagai kreativitasnya mengenai puisi.

Ikuti tulisan menarik Nurhasanah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB